• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Aceh, dari Louis XIII ke François Hollande

Risman RachmanRisman Rachman
Sabtu, 05/12/2015 - 14:20 WIB
di Resam, Sejarah
A A
Share on FacebookShare on Twitter
Foto: wikipedia
Foto : Wikipedia

Banyak orang menulis bahwa Aceh pada masanya pernah menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain, salah satunya dengan Prancis. Saat itu, Prancis dipimpin oleh Raja Louis XII

Tidak banyak catatan tentang Raja Louis XIII. Tidak seperti anaknya, Louis XIV. Raja Matahari yang lahir 5 September 1638 dan meninggal 1 September 1715 lebih dikenal, sebab pada masa inilah periode kelam dalam sejarah Prancis diingat orang. Salah satu ucapannya yang terkenal adalah “L’État c’est moi” atau “negara adalah saya.”

Nah, ayahnya inilah, Louis XIII yang pernah mengirim surat kepada Sultan Iskandar Muda, yang kemudian dibalas oleh Sultan Iskandar Muda. Sayangnya, surat Raja Louis XIII tidak diketahui. Menurut Danys Lombard, ada beberapa “surat bercap” yang dititip kepada de Beaulieu.

Menurut Lombard surat itu disampaikan kepada pihak Kerajaan Aceh, dan ketika Beaulieu bertolak pulang, Sultan menitip surat balasan untuk disampaikan kepada Raja Prancis.

BACAAN LAINNYA

Moeldoko. Foto/Suara.com.

That Na Teuh, Lheuh Jép Kupi, Moeldoko Jeut Keutuha Chiek Peureuté Demokrat

05/03/2021 - 21:22 WIB
Foto: Sayuti Abubakar (kanan) ketika bertemu Tumin Blang Blahdeh, yang merupakan ulama senior di Aceh. Foto: Ist.

Final! PNA Usulkan Sayuti Abubakar Sebagai Cawagub Aceh

05/03/2021 - 12:41 WIB
Bridger Walker (6) memilih melawan anjing gembala yang Jerman yang mencob menyerang adik perempuannya si Wyoming, Amerika Serikat pada 9 Juli 2020. Foto/The Sun.

Bridger Walker, Bertarung Melawan Anjing Gembala Jerman Demi Selamatkan Adiknya

05/03/2021 - 09:49 WIB
Pemimpin Redaksi Modus Aceh Muhammad Shaleh (Kanan) memberikan sambutan usai terpilih sebagai Ketua FJK dalam Kongres FJA I di Rumoh Aceh Tibang, Banda Aceh, Kamis, 27 Agustus 2020/FOTO/aceHTrend.

Fokus Advokasi dan Edukasi Jurnalis, FJA Resmi Berbadan Hukum

04/03/2021 - 19:59 WIB

Menurut yang dicatat oleh Lombard, surat dari Aceh itu ditulis dalam bahasa Aceh dengan huruf-huruf emas di atas kertas yang sangat halus, tulisannya dikelilingi beberapa hiasan emas dan gambar. Apa isinya?

Sultan Iskandar Muda membuka surat dengan menunjukkan wilayah kekuasaannya. Meski begitu, semua daerah taklukan yang disebut oleh Sultan Aceh itu disebut berkat bantuan Allah. Ini satu bukti bahwa Raja Aceh meletakkan kekuasaannya dalam bingkai kesadaran Islam.

Meski begitu, Sultan Aceh bukan sosok yang radikal. Meski tahu bahwa Prancis bukan kerajaan yang bertumpu pada Islam tapi etika saling menghormati sesama raja tetap diterapkan. Sultan tetap menyebut Raja Prancis sebagai Raja yang agung dan berkuasa.

Sultan Aceh juga tidak menutup diri dan wilayahnya dengan negara lain, sekalipun negara itu tidak sehaluan dengan Aceh dalam hal agama. Hubungan dagang tetap dibangun, dan tamu yang datang karena diutus raja tetap disambut baik.

Menariknya, Sultan Aceh, dalam suratnya menyampaikan doa semoga Kerajaan Prancis bertahan dalam waktu yang lama.

Surat menyurat yang kemungkinan terjadi sekitar tahun 1621 itu kembali terjadi saat ini. Seorang warga Aceh, Helmy N Hakim, yang mengirim surat kepada Presiden Prancis langsung mendapat balasan. Melalui halaman facebooknya, aktivis Aceh yang terkenal dengan kaos Satu Juta Satu KK ini menulis: “Alhamdulillah, Presiden Prancis Francois Hollande, telah menerima dan membalas surat saya untuk kedua kali hanya dalam tempo 24 jam.”

Tentu saja, isi surat dua zaman yang berjarak sangat jauh itu berbeda. Jika dulu lebih ke hubungan dagang, maka Helmy N Hakim mengirim surat kaitannya dengan politik di Prancis. Meski berbeda, surat Helmy juga memiliki identitas keagamaan, Islam. Jika ditelisik dari isinya, kedua surat di dua zaman yang berbeda itu, watak Islam Aceh yang diperlihatkan tetap Islam yang ramah. Baca juga: Surat Warga Aceh Ini Mendapat Balasan Presiden Perancis

Berikut surat Sultan Iskandar Muda yang ditujukan kepada Raja Prancis.
Surat dari Sri Sultan yang agung, yang berkat bantuan Allah telah menaklukkan dan menundukkan beberapa kerajaan, Raja Aceh dan dengan rahmat Allah, Raja semua tanah di masyrik dan maghrib. Di masyrik, kerajaan, daerah dan tanah-tanah Deli; Kerajaan Johor beserta daerah dan tanah-tanahnya; Kerajaan Pahang, Kerajaan Kedah dan Kerajaan Perak bersama daerah dan tanah-tanahnya. Di maghrib, Kerajaan dan wilayah Priaman, Kerajaan dan wilayah Tiku; Kerajaan dan Wilayah Paseman.

Dialamatkan kepada Raja Prancis yang agung dan kuasa. Hendaknya diketahui Raja Prancis bahwa surat yang dikirimnya dengan perantaraan Kapten Jenderal de Beaulieu telah disampaikan kepada saya dan bahwa telah saya baca apa yang tertulis di dalamnya dan bahwa kepada saya telah disebutnya kebaikan Kapten Jenderal itu yang saya perlakukan dengan hormat sekali, baik dalam hal perniagaan, maupun waktu saya beri gelar dan kedudukan seperti orang kaya saya yang terkemuka.

Berhubung dengan tawaran apakah saya memerlukan sesuatu dari Prancis, saya sampaikan dengan perantaraan Kapten Jenderal de Beaulieu sebuah laporan untuk menunjukkan betapa besar penghargaan saya, dan saya katakan pula, jika Allah mengarahkan surat ini dengan selamat, saya mengharapkan jawaban dengan kapal-kapal yang bakal datang bermuatan barang dagangan untuk diperjualbelikan di kerajaan ini, suatu hal yang bakal sangat menyenangkan hati saya; maka saya berdoa kepada Allah supaya negara Raja Prancis selamatlah.

Dan karena Allah telah membuat kita raja-raja besar di dunia ini, maka sudah sepantasnya kita bersahabat dan menjalin hubungan. Sebagai tanda persahabatan, saya mengirim delapan bahar (350 pon Prancis atau 180 kg) lada yang diambil dari tanah ini (Aceh).

Semoga Allah masih bertahun-tahun lamanya melindungi Yang Mulia Raja Prancis bersama negara-negara dan kerajaan-kerajaannya. Dibuat pada bulan Rajab (atau Juni) tahun seribu tiga puluh (1030 H/ Juni 1621 M).

Redaksi acehtrend mengundang rakan-rakan untuk berbagi informasi lebih banyak lagi tentang hubungan Aceh dan Prancis. Semoga dari berbagi informasi ini dapat memantik kesadaran yang lebih terang tentang bagaimana pandangan donja Aceh khususnya dalam membangun hubungan dengan dunia luar.

Tag: #Headlinesurat
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

PEMA UTU Adakan Latihan LKMM

Selanjutnya

Khutbah Jumat: Allah Masih Menutupi ‘Aib Kita

BACAAN LAINNYA

Kapal Kargo masa Pendudukan Belanda Bawa Barang dari Singkil ke negara-negara Eropa (foto repro)
Sejarah

Pelabuhan Singkil; Bandar Niaga Internasional di Pantai Barat Aceh

Kamis, 04/03/2021 - 10:06 WIB
Makam Syekh Jalaluddin Padang Ganting di Gosong Telaga, Aceh Singkil @aceHTrend/Sadri Ondang Jaya
Sejarah

Syekh Jalaluddin Padang Ganting, Ulama yang Mentobatkan Warga Gosong Telaga

Jumat, 01/01/2021 - 15:23 WIB
aceHTrend.com
BUDAYA

Di Puncak Bukit Gunungsitoli, Situs Nisan Islam Aceh Menyatu dengan Artefak Megalitikum

Jumat, 06/09/2019 - 11:33 WIB
ilustrasi
BERITA

Perang Basus, Perang Terlama Dalam Sejarah Bangsa Arab

Senin, 06/05/2019 - 19:55 WIB
@aceHTrend/Mulyadi Pasee
BUDAYA

Mahasiswa Tapanuli Berziarah ke Makam Kerajaan Kesultanan Sumatra-Pasai

Minggu, 31/03/2019 - 19:49 WIB
Dok CISAH
BUDAYA

13 Nisan Era Sumatra-Pasai Diangkat dari Krueng Pasee

Senin, 04/03/2019 - 09:26 WIB
Almarhum Abdullah Syafi'i
BERITA

Abdullah Syafi’i Dalam Ingatan Abu Radak

Rabu, 23/01/2019 - 01:07 WIB
Almarhum Abdullah Syafi'i
Resam

Tgk Lah dan Keberanian Visioner

Selasa, 22/01/2019 - 18:50 WIB
Sin Nio. Majalah Sarinah, direpro oleh Azmi Abubakar.
BUDAYA

Sin Nio, Prajurit TNI yang “Dibuang” Karena Tionghoa

Senin, 07/01/2019 - 21:48 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya

Khutbah Jumat: Allah Masih Menutupi 'Aib Kita

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Merah Sakti @aceHTrend/Nukman Suryadi Angkat

    Utang Daerah Membengkak, Merah Sakti Sorot Kinerja Bintang-Salmaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Final! PNA Usulkan Sayuti Abubakar Sebagai Cawagub Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Minggu Tidak Sekolah, Ternyata Bocah SDN 1Banda Aceh Rawat Ibunya yang Stroke Seorang Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah ‘Ejakulasi Dini’ Bangun Aceh Hebat, Kompa Jaya Harap PNA Komitmen Pada Janjinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dianggap Berlarut-larut, PDIP Desak Wali Kota Subulussalam Selesaikan Sengketa PT Laot Bangko

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Ketua DPP PDA Teungku Muhibushabri A. Wahab. Foto/Ist.
Dayah

Kalau Kalangan Dayah Tak di Parlemen, Jangan Harap Lahir Kebijakan Pro Syariat Islam

Muhajir Juli
06/03/2021

Muslizar saat meninjau rumah Hadijah, Jumat, 5 Maret 2021.
BERITA

Garda Abdya akan Bangun Rumah Layak Huni untuk Hajidah HS

Masrian Mizani
05/03/2021

aceHTrend.com
BERITA

Hadiri Musrenbang di Singkil Utara, Wabup Sazali Berpesan Prioritaskan Pembangunan Pro Rakyat

Sadri Ondang Jaya
05/03/2021

aceHTrend.com
BERITA

PT PIM Ekspor Perdana 30 Ribu Ton Urea Komersial ke Srilanka

Mulyadi Pasee
05/03/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.