ACEHTREND.CO—Aceh Singkil, Ribuan jamaah yang terdiri dari para santri, jamaah tawajuh, ibu-ibu kelompok wirid, dan berbagai elemen masyarakat lainnya, larut dalam bacaa ayat-ayat tayyibah, zikir, dan doa bersama dalam rangka hari tolak bala di Pantai Gosong Telaga, Aceh Singkil, Rabu (9/12).
Pantauan aceHTrend, sejak pagi ribuan jamaah berpakaian putih-putih, mengenakan sarung, dan berpeci telah tiba di pantai wisata Gosong Telaga yang terkenal indah itu.
Mereka ada yang datang menaiki mobil bus, mobil pribadi, bak terbuka dan kereta. Juga, ada yang menaiki boat dan perahu bermesin robin untuk mengikuti zikir dan doa tolak bala.
Pembacaan ayat-ayat tayyibah, zikir, dan doa yang dipimpin Abuya Tgk. Abdul Manaf, pimpinan Dayah Darul Mahabba, Singkil, Aceh Singkil ini, mendapat respon positif dan animo yang tinggi dari jamaah.
Sehingga di bawah tenda, mereka larut dalam bacaan ayat tayyibah, zikrullah, shalawat, dan doa.
Rajuddin (29 tahun), salah seorang Jamaah kepada Acehtrend.co mengatakan, ia sangat senang dan bahagia mengikuti prosesi doa tolak bala ini.
“Saya dan ribuan jamaah lainnya larut dalam bacaan ayat tayyibah, zikir, dan doa guna bermunazad kepada Allah agar diampuni dosa, dimudahkan rejeki, dan dijauhi dari bahaya- serta bala bencana,” ucap Rajuddin.
Sementara itu, AbuyaTgk Abdul Manaf dalam kesempatan itu mengajak seluruh jamaah supaya selalu mendekatkan diri pada Allah.
“Apa pun yang kita minta, jangan terjadi bala di Aceh Singkil ini misalnya, harus kita mohon pada Allah dengan cara mendekatkan diri pada-Nya. Seperti, membaca ayat-ayat tayyibah, berzikir, dan berdoa. Jika kita sudah dekat dengan Allah, Allah akan mengabulkan semua permintaan kita,” ucap abuya.
Pengunjung Padati Pantai
Ribuan pengunjung dari berbagai pelosok pada hari tolak bala atau hari Rabu abe ini, tumpah ruah memadati Pantai Gosong Telaga.
Mereka bersantai ria di bibir pantai dengan hembusan angin laut yang sepoi-sepoi serta deburan ombak sembari menikmati lezat kue yang sengaja dibawa mereka dari rumah.
Hari tolak bala ini, di samping dijadikan warga untuk berdoa bermohon pada Allah agar dijauhkan dari bencana–malah sudah menjadi tradisi– juga sebagai ajang rekreasi dan berkumpul keluarga untuk melepas penat dan lelah.
“Keluarga besar kami, ngumpul di sini untuk bersilaturtahmi dan makan-makanan lezat yang telah kami persiapkan,” ucap Hadi Akbar[]
SOJ