ACEHTREND.CO, Banda Aceh- Semua orang tidak bisa membiarkan Aceh terbengkalai begitu saja. Sebagai daerah yang pernah dihempas konflik hampir enam dekade, daerah ini butuh banyak pendampingan.
Hal ini disampaikan oleh Teuku Muhammad Farhan, Duta Suistainable Development Goal’s (SDG’s) pada acara rencana aksi SDG’s Aceh, Kamis (21/4/2016) yang digelar oleh INFID dan Koalisi NGO HAM Aceh.
“Sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia, Aceh jangan terbengkalai begitu saja, karena orang Aceh sudah mengalami konflik panjang hampir enam dekade dan baru dalam satu dekade ini yaitu 2005-2015,” ujar Farhan.
Farhan mengatakan, Aceh baru bisa membangun kembali walaupun masih pada tahapan rekonsiliasi dan itu pun belum tuntas seperti isu HAM, isu penerapan Hukum, dan isu politik Anggaran yang berarti Aceh harus menyesuaikan dulu hal ini dengan dirinya sendiri.
“Sosialisasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) harus bisa menjadi entry point untuk kolaborasi 4 pilar di Aceh yaitu pemerintah, sektor bisnis, civil society, dan Media massa, karena untuk membangun Aceh harus dimulai dari titik nol supaya proses rekonsiliasi dapat terselesaikan, dan itu harus di lakukan oleh level menengah ke atas karena level bawah harus mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari” ujar Farhan yang juga merupakan artis dan presenter ini.
Lebih lanjut Farhan menyebutkan selain peran pemerintah khususnya di Aceh, peran media massa terutama media digital seperti media online sangat mempengaruhi pola pikir dan bertindak masyarakat dan pemerintah dalam pencapaian SDGs.
Ini terjadi karena pengunaan alat komunikasi yang makin merata, sehingga apabila ada orang suka terhadap sebuah isu dia akan membuka situs berita tersebut dan jika tidak suka maka mereka akan membuangnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Koalisi NGO HAM Aceh Zulfikar Muhammad kepada aceHTrend mengatakan peran lembaganya sendiri dalam pencapaian target SDGs menjadi sangat penting, karena SDGs merupakan bagian dari pencapaian pemenuhan Hak Azasi Manusia (HAM) dan merupakan kelanjutan dari MDGs.
Menurut Zulfikar, karena rencana Pembangunan melalui Melenium Development Goals (MDGs) sudah berakhir pada tahun 2015 lalu, maka seluruh negara di dunia pada saat ini telah mempersiapkan agenda baru untuk fokus pada pembangunan yang lebih di kenal sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (MDgs) yang di harapkan menjadi acuan pembangunan di seluruh negara hingga tahun 2030.
Tujuan dari SDGs sendiri menyelesaikan beberapa tujuan MDGs yang belum tercapai di Antaranya status nutrisi, kesehatan ibu/anak, akses terhadap air bersih/sanitasi, kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, ketersediaan anggaran dan beberapa agenda lainnya yang di anggap penting.
“Menurut kami dari koalisi NGO HAM Aceh, program SDGs ini jika masuk dalam perencanaan pemerintah Aceh maka akan menjadi stimulan langsung bagi masyarakat dalam pencapaian kesejahteraan,kesehatan dan HAM di daerah ini ” ujar Zulfikar Muhammad di dampingi fasilitator kegiatan Faisal Hadi dan Ahmady Meuraksa kepada aceHTrend.
Acara yang berlangsung selama 2 hari selain diisi duta SDGs Indonesia Farhan, juga menghadirkan pemateri BAPPEDA Aceh, Dinas kesehatan Aceh, Hamong Santono dan Sugeng Bahagijo dari Internasional NGO Forum on Indonesia Development (INFID).