Berhari-hari aku berdiri terpaku
menatap dengan kelu
piasan demi piasan yang tak bermutu
Ya…
Piasan donya nangroe indatu
aku membatu…
Karena menanggung malu…
akibat ulah si tong-tong gapu
Aku mematung…
Karena otak ku buntu tak bisa lagi berfikir hingga terus keliru,,,,,,
minim rasa malu…
Yang kulihat hanya keegoisan orang-orang yang ingin menjadi yang nomor satu…
Sekalipun dengan cara mem BABI BUTA
Aku berkali-kali membatu…
Diujung sana yang kulihat hanya
tanah lapang kosong dan tandus kreatifitas…
Tapi penuh sesak pohon kemunafikan dan tumbuh subur ke egoisan dengan rindangnya daun-daun kebohongan juga ranting pengkhianatan hingga pohon-pohon ketamakan mengakar serabut sampai kepelosok-pelosok nanggroe menjadi biji yang siap ditabur menjadi benih kebencian kemudian berbungga bangkai…
Aku terus berdiri mematung…
Yang kurasakan hanya tiupan angin kesengsaraan…
Aroma kematian…
Tangisan kelaparan…
Jeritan kesakitan…
Teriakan ketidakberdayaan…
Dari jiwa-jiwa yang dikhianati kehidupan…
Aku berdansa di ujung jurang kegelisahan jiwa…
Aku menari ditepian lautan keresahan hati…
Aku berlari diantara tebing kegundahan rasa…
Aku berdiri diatas nyanyian ketiadaan arti…
Yang kulihat hanya tanah lapang kering kerontang…
Yang kurasakan hanya sapaan angin kedustaan…
Tetesan air mata…
Para janda-janda syuhada..
Rengekan bocah kecil yatim-piatu ..
Para pejuang yang telah syahid
Korban janji palsu penguasa angkara murka…
Dunia bukan dunia lagi…
Karena yang haram dan halal tak jelas lagi
Alam bukan alam lagi..
Kehidupan bukan kehidupan lagi..
Manusia bukan manusia lagi..
Semua menjadi BABI…
Babi yang buta, babi yang hina,
Aku terjebak dalam simphoni orkestra angkara murka…