ACEHTREND.CO, Meulaboh- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Aceh, menggelar Sosialisasi Grend Design Pembangunan Kependudukan Tingkat Kabupaten tahun 2016, Kegiatan itu dilakukan untuk menyingkronisasi kuantitas dan kualitas kependudukan di Aceh dalam jangka panjang, Selasa (2/8/2016) pagi, di Aula P2TP2A Aceh Barat.
“Program Grend Design kependudukan pemerintah Aceh masih tahap awal, kita memilih Aceh Barat sebagai pilot projek, karena daerah ini memiliki prestasi tiga kali juara 1 tingkat Nasional, terkait perencanaan pembangunan. Maka Aceh Barat menjadi acuan bagi daerah lain,” ungkap Mukhtarudin, salah satu tim sosialisasi dari pemerintah Aceh.
Kata Mukhtar, pemerintah Aceh melalui program tersebut, selain mendata jumlah penduduk di Aceh juga melihat sisi kualitas pendidikan dan kesehatan serta persebarannya, agar Aceh, secara kuantitas maupun kualitas tertata dengan baik secara jangka panjang.
“Persebaran penduduk Aceh sekarang masih belum merata ada kecamatan banyak penduduknya ada sebagian kecamatan sangat kurang, ini perlu ada perencanaan dari pemerintah agar penduduk lebih merata, termasuk nanti memperbaiki administrasinya, ini juga bagian penting dari pembangunan aceh untuk ke depan,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Barat HT. Alaidinsyah, menyampaikan program design kependudukan harus menjadi momentum untuk melahirkan rumusan yang kongkrit menyangkut pembangunan sumberdaya manusia, serta kualitas kehidupan masyarakat.
Menurutnya, dalam program design penduduk itu, perlu dimasukkan hal-hal yang dapat mendorong masyarakat, terutama pemuda, agar lebih proaktif dalam melahirkan inovasi baru yang positif di tengah-tengah masyarakat.
“Kami memberi apresiasi kepada kepada pemerintah Aceh yang selalu mendukung program-program di daerah, juga terimaksih karena Aceh Barat telah ditetapkan sebagai pilot project grand design pembangunan kependudukan yang saat ini sedang dalam proses penyusunan” ujarnya Alaidinsyah, sapaan akrab H. Tito.
H. Tito menambahkan, Aceh Barat mendapatkan bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia muda lebih banyak, hal tersebut yang menjadi perhatian serius pemerintah, jangan sampai di era serba maju, pemuda malah menjadi malapetaka bagi daerahnya.
“Penduduk usia muda harus kita pikirkan di segala aspek, termasuk bidang pekerjaan, maka diharapkan pemuda harus hidup produktif. Jika pemuda produktif tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” harap Tito. []