ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Sekolah berasrama atau lebih dikenal boarding school sudah lama diterapkan di Aceh, bahkan bisa dikatakan Acehlah yang pertama menerapkannya, yaitu melalui keberadaan pendidikan dayah.
Pernyataan itu disampaikan oleh Asisten III Bidang Administrasi Setda Aceh mewakili Gubernur Aceh, Zaini Abdullah pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Standar Sekolah Berasrama di Aceh, Kamis (4/8/2016)
Saat ini, kata Gubernur, model boarding school tidal lag hanya di dayah tapi juga sudah diterapkan di Sekolah Menengah Atas. “Sayangnya, model yang diterapkan masih bersifat parsial, bukan merupakan konsep standar yang berlaku secara umum, karena belum ada,” nilai Gubernur.
Atas dasar itu, menurut Gubernur Aceh, dibutuhkan upaya untuk mencari model boarding school yang ideal untuk nantinya dapat dikembangkan di Aceh. Dan, Gubernur berharap melalui FGD Penyusunan Standar Sekolah Berasrama di Aceh dapat merumuskan konsep ideal sekolah berasrama di Aceh.
Gubernur Aceh menegaskan bahwa boording school akan menajdi salahs atu perhatian Pemerintah Aceh dalam meningkatkan mutu pendidikan di Aceh. “Konsep pendidikan ini (boarding school) sangat baik dalam mendidik generasi muda yang cerdas dan berkualitas.
Gubernur Aceh ikut menyebut beberapa kelebihan sekolah berasrama, diantaranya:
1. Seuasana lingkungannya lebih nyaman sehingga ideal sebagai tempat pendidikan anak.
2. Lebih mudah mendidik para pelajar agar lebih disiplin dan belajar lebih baik.
3. Lebih mudah melindungi anak-anak dari pengaruh negatif di luar pendidikan,
4. Bermanfaat dalam membangun kesetua kawanan sosial di kalangan anak-anak.
Meski begitu, Gubernur Aceh juga menyampaikan beberapa hambatan dalam pengembangan model sekolah berasrama, seperti kurangnya guru berkualitas, belum ada kurikulum pengasuhan yang baku, belum adanya aturan standar sarana dan prasarana asrama, dan belum adanya model penangganan ideal untuk menanggani bebrapa kasus indisipliner yang terjadi dilingkungan asrama.
Acara FGD yang digelar oleh Pemerintah Aceh melalui Biro Keistimewaan dan Kesra Sekda Aceh yang dilaksanakan di Grand Aceh itu ikut hadir Kepala Pendidikan Aceh dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Se-Aceh, para kepala SMA berasrama di Aceh dan para narasumber, juga peserta FGD. [CIB]