Susilo Bambang Yudhoyono atau Sby pernah menang di Aceh, dan angka kemenangannya fantastis, 93 persen. Itu kisah SBY saat Pilpres 2009 suara buat SBY-Boediono. Ini kemenangan mutlak atas Jusuf Kalla yang hanya meraup 4,7 persen suara di Pilres 2009.
Pada saat itu, Gubernur Aceh adalah Irwandi Yusuf. Hari ini, sekitar pukul 16.00 Wib, bertempat di kantor DPP Partai Demokrat (PD) surat rekomendasi kepada Irwandi Yusuf diberikan sebagai bakal calon gubernur Aceh, berpasangan dengan Nova Iriansyah sebagai bakal calon wakil Gubernur Aceh. Nova Iriansyah sendiri adalah Ketua DPD PD Aceh.
SBY bukan orang asing bagi Aceh. Setelah kemenangan telaknya bersama Jusuf Kalla di Pilpres langsung pertama 2004 (60,62%), SBY langsung harus berkerja keras untuk Aceh. Soalnya, dua bulan usai pelantikan pada 20 Oktober 2004, Aceh diguncang gempa besar bertsunami. Dengan jumlah korban tewas di Aceh sekitar 170.000 orang dan estimasi total kerusakan dan kerugian dari bencana di Indonesian ini sebesar Rp. 41.4 bilyar, atau AS$4.45 milyar mau tidak mau Sby harus menarus perhatian kepada membangun kembali Aceh lebih baik.
Pada saat hempa dan tsunami melanda Aceh, SBY dan Ibu Ani sedang berada di Wisma Gubernur Papua, Jayapura, tanggal 26 Desember 2004. “Ya Allah, musibah apa ini … ,” ucap Sby lirih dan mata Ibu Ani yang dari waktu ke waktu makin berkaca-kaca seiring berita update tentang gempa dan tsunami Aceh. Malamnya, di Jayapura langsung digelar Rapat Kabinet Terbatas dan diputuskan esok pagi sekali langsung terbang ke Aceh, bukan ke Jakarta.
DImana Irwandi Yusuf saat Aceh dilanda gempa dan tsunami? Sebagaimana telah banyak dilansir media, saat itu Irwandi Ysuuf menjadi tahanan politik terkait keterlibatannya di GAM dan mendekam di LP Keudah, Banda Aceh, yang kini sudah lenyap disapu gelombang. “Pada tanggal 24 Mei saya ditangkap juga setelah beberapa hari berada di Jakarta untuk memulai kegiatan under ground disana. Saya ditransfer ke Aceh setelah sebulan meringkuk di dalam tahanan Polda Metro dimana saya diperlakukan cukup manusiawi. Kami mengalami perlakuan cukup hewani dalam tahanan Polres Aceh Besar (sekarang Poltabes Banda Aceh),” kisah Irwandi ke pada media.
Minggu 26 Desember 2004 silam, dia bersama 178 tahanan di LP tersebut melaksanakan apel pagi. Tiba-tiba tanah Aceh diguncang gempa 9,3 Skala Richter. Selang beberapa saat, dari luar terdengar suara gemuruh diiringi teriakan histeris orang-orang yang dilanda kepanikan. Para tahanan menyerbu pintu gerbang untuk ke luar, namun sipir tak mau membuka pintu. Irwandi berinisiatif naik ke musala yang berada di lantai dua. Dalam waktu singkat tsunami menghantam dinding tembok LP, dia menerobos loteng untuk naik ke atas lagi.
“Saya melihat sekeliling seperti ladang pembantaian,” kenangnya saat menyampaikan pidato peringatan tujuh tahun tsunami Aceh di Lhok Nga, Aceh Besar, Senin (26/12/2011).
Irwandi merupakan satu dari 60 tahanan LP yang selamat. “Kalau seandainya waktu itu saya ikut berada di pintu gerbang, mungkin saya juga tidak ada lagi,” sebutnya.
Selamat dari musibah, Irwandi yang masih berstatus tahanan melarikan diri hingga ke luar Aceh. Hingga akhirnya GAM sepakat berdamai pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia, dan Presiden memberi amnesti kepada para tahanan politik Aceh termasuk Irwandi.
Mendapatkan hak politiknya kembali sebagai warga negara, Irwandi mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur 2006 dan terpilih sebagai Gubernur Aceh.
***
Dan, untuk memastikan rencana rekontruksi Aceh berhasil, maka pada saat yang bersamaan SBY dan Jusuf Kalla juga mesti melanjutkan jalan perdamaian Aceh yang sudah dirintis sebelumnya, dan pernah berhenti karena adanya kebijakan darurat militer yang dimulai sejak 2003. Setelah melewati enam kali putaran perundingan, akhirnya Pemerintah RI dan GAM menandatangi MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Secara total perundingan di Finlandia berlangsung selama 24 hari. Putaran pertama 27-29 Januari, Putaran kedua 21-23 Februari, Putaran ketiga 12-16 April, Putaran keempat 26-31 Mei, Putaran kelima 12-17 Juli dan penandatangan perundingan pada 15 Agustus 2005.
Dengan modal perdamaian itulah, SBY sebagai Presiden RI dan Irwandi Yusuf sebagai Gubernur Aceh kembali membangun Aceh dengan semangat “Build back better’ (membangun kembali dengan lebih baik).
Kini, keduanya kembali bertemu. Hari ini, pukul 16.00 wib tadi, surat rekomendasi DPP PD untuk Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah diberikan, dan ini bermakna mereka bersatu lagi dan bersama partai politik lainnya berjuang memenangkan Pilkada 2017 agar kembali bisa memimpin jalannya pemerintah dan pembangunan Aceh. Dalam pandangan DPP PD, Irwandi Yusuf dinilai sukses memimpin Aceh, memulihkan keamanan dan menjalankan program pro rakyat.
Jika menang, ada baiknya semangat “Build back better’ (membangun kembali dengan lebih baik) dilanjutkan kembali dalam porsi yang sesuai dengan keadaan kekinian dan kebutuhan masa depan Aceh. []