ACEHTREND.CO, Bireuen – Sabtu malam di warung Chob Bless. Di luar ada deretan meja dengan beberapa kursi tapi tak tampak penuh. Hanya beberapa meja saja terlihat para penikmat kopi.
Dahulunya, sekitar tiga tahun lalu, di area ngopi 88 Jl T Hamzah Bendahara, depan komplek Meuligoe ini riuh oleh peminum kopi dan penikmat kuliner. Jika telat datang, sulit mencari meja untuk tempat duduk.
Mahlil, pemilik warung Chob Bless mengaku jika dulunya ia memiliki tiga toko. “Sekarang saya hanya buka satu saja,” katanya.
Mahlil juga mengaku kawasan 88 yang memiliki tiga warung berbeda, yaitu Warkop Ule Kareng 88, Star Black Café dan Chob Bless tidak ramai lagi.
“Ya, mungkin ekonomi rakyat lagi sulit,” katanya.
Menurutnya, jika warga ada duit, warung pasti ramai begitu juga penjaja makanan. “Warung Habibie juga pindah ke Paya Meuneng, Matang Geulumpang Dua,” tambahnya untuk membuktikan jika ekonomi Bireuen sedang tidak bergairah.
Sang sosok yang ramah itu juga mengatakan hal yang sama dialami oleh pengusaha penjual pakaian. “Satu kain saja susah laku,” tambahnya.
“Ya, dulu di sini, setiap warung ada kastanya. Di Chob Bless untuk kalangan remaja, di Star Black Coffee untuk kalangan intelek, dan di Warung Ulee Kareng 88 untuk campuran,” urai Jalil, penikmat kopi yang mengaku dahulunya sering nongkrong di kawasan 88.
Di seberang jalan, beberapa spanduk kandidat terpajang. Bireuen, seperti daerah lainnya juga sudah memasuki musim Pilkada serentak 2017.
“Di Bireuen banyak calon, ada Tu Sob, Ruslan Daud, Khalili, Tgk Batee, Amiruddin, dan juga ada Saifannur dari Golkar,” kata Samsuar, yang juga sedang duduk-duduk menikmati kopi.
Dari bincang-bincang, mereka lebih banyak menyebut dua nama, Tu Sop dan Saifannur. “Bak dua nyo sang na harapan, cuma yang toh akan teupileh, mandum kana bak Allah,” tambah Rijal.
Mahlil mengaku belum tahu siapa yang bakal dipilih rakyat Bireuen. Baginya, Tu Sop lebih menonjol sisi keagamaan, sedangkan Saifannur lebih menonjol sisi ekonominya.
Mahlil sepertinya sangat mengenal Saifannur yang disebutnya pengusaha yang berangkat dari nol.
“Beliau sosok yang biasa saja, meski sudah sukses sebagai pengusaha. Dengan kain sarung pun oke. Beliau juga mau berkawan dengan siapa saja, bahkan juga dengan supir,” jelas Mahlil tentang sosok Saifannur.
Bireuen memang sudah harus digairahkan lagi, salah satunya sangat penting untuk membuat ekonomi rakyat Bireuen kembali membaik. Hanya ada satu jalan, sektor pertanian, perikanan, peternakan, holtikultura dan lainnya mesti dibantu oleh pemerintah Bireuen untuk berbenah.
“Jika rakyat kana peng, pasti kana yang blo (jika rakyat sudah ada duit pasti ada yang beli),” sebut Mahlil.
Saifannur, dalam saat bincang-bincang dengan wakil masyarakat dari 17 kecamatan, beberapa minggu lalu, menekankan pentingnya memulihkan ekonomi rakyat. “Karena itu saya ingin memastikan irigasi yang berdaya guna bagi pertanian di gampong, tersedia dan berguna bagi gampong,” tegas sosok yang mengaku akan lebih banyak berkerja dan berada di gampong, ketimbang berada di belakang meja.
“Hanya sesekali saya menerima tamu di kantor, selebihnya saya akan berada di gampong bersama rakyat,” pungkasnya. []