Aida Hadžialić umurnya baru 29 tahun. Perempuan muda ini merupakan menteri termuda, menteri urusan pendidikan tingkat menengah negara Swedia.
Lahir di Foča Bosnia, pada tanggal 21 Januari 1987 dan mengungsi ke Swedia pada tahun 1992. Dia adalah anggota partai Sosial Demokrat, sebuah partai yang membantu perdamaian Aceh lewat yayasannya bernama Olof Palme Center. Sejak Oktober 2014, Aida menjabat menjadi menteri yang menangani pendidikan tingkat menengah dan pelatihan untuk orang dewasa. Aida adalah menteri muslim kedua yang pernah dimiliki Swedia.
Menteri yang muda dan aktif di kegiatan sosial ini, secara tidak terduga kemarin, Sabtu, 13 Agustus, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan menteri dalam sebuah konferensi pers, efektif hari Senin.
Aida terjaring razia acak kepada pengemudi mobil yang baru datang dari Copenhagen Denmark dalam perjalanan ke Malmö Swedia. Aida ketika ditest, ternyata ada pengaruh alkohol di darahnya, 0,2 gram perliter, di atas prosentase yang dibolehkan hukum Swedia untuk mengemudi.
Aida dalam konferensi persnya mengatakan, dia ikut sebuah acara konser di Copenhagen dan meminum dua gelas wine, setelah empat jam baru berangkat ke Malmö sehingga dia mengira pengaruh alkohol sudah berkurang. Dalam konferensi pers Aida meminta maaf karena merasa telah melakukan sebuah kesalahan besar dan mengundurkan diri dari jabatan menteri.
Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven dalam statemennya memuji Aida sebagai seorang menteri yang sangat baik. Memang Aida baru membuat program pelatihan kepada 50.000 pengangguran dan dengan ada skill yang baru, mereka mandapatkan pekerjaan. Dia juga mengenalkan hak pelatihan kepada orang dewasa, sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Aida juga membuat program ketrampilan kepada buruh, sehingga bisa memenuhi standar yang dibutuhkan berbagai perusahaan.
Aida juga pendiri sebuah majalah ekonomi bernama Veckans Affärer.
Memang perbatasan di Eropa tidak ada penjagaan, namun di beberapa tempat ditest secara acak, seperti di kota-kota yang menjadi pintu masuk dari negara lain.
Kami pernah suatu kali, tahun lalu, ketika turun jembatan dalam perjalanan yang sama rutenya dengan menteri Aida ketika turun jembatan yang menghubungan Denmark dan Swedia, kepada Geusyik Don yang mengemudi mobil, disodorkan sebuah benda seperti balon, diminta oleh polisi untuk ditiup kuat-kuat. Saya sempat khawatir ketika Geusyiek agak kesusahan dalam meniup, jangan-jangan tidak lewat test. Rupanya tidak apa-apa, agak kesulitan meniup rupanya karena sepanjang perjalanan Geusyiek membakar suwa, alias merokok Dji Sam Soe. Makanya dalam perjalanan kali ini, saya tidak membawa hadiah rokok kepada kawan-kawan di Scandinavia. []