ACEHTREND.CO, Lhokseumawe – Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) dan LPPM Unimal bersama BEM Fisip serta Atjeh Analyst Club, kembali mengadakan kajian dan diskusi terfokus dua mingguan. Tema umum tetap tentang Pemilukada Aceh 2017 dalam perspektif: Pemilih, penyelenggara/pengawas, akademisi, media massa, parpol, calon, perempuan dan stakeholders.
Kali ini, mengangkat tema khusus Pemilukada Aceh 2017 dalam perspektif Perempuan, yang berlansung Sabtu 10 September 2016 di Aula Abuwacaffe Lt 2 Kota Lhokseumawe, mulai pukul 14.00 sampai 17.30 WIB, dipandu oleh Ketua Pusat Studi Sosial, politik dan ekonomi LPPM Unimal Anismar, S.Ag.,M.Si, dihadiri oleh 22 analis.
Kalangan perempuan yang turut memaparkan hasil kajiannya antara lain; Cut Sukmawati akademisi Unimal yang mempresentasikan hasil penelitiannya selama ini tentang peran gender dalam politik di Aceh, aktifis perempuan yang tergabung KNPI Aceh Utara dan Lhokseumawe dan aktifis mahasiswi.
Selain itu, sosiolog Unimal Dr. M. Nazaruddin, Dr. Nirzalin memaparkan tentang pemahaman gender dan feminisme di Aceh dalam kontek Politik, culture dan keagamaan. Atropolog Dr. Ibrahim Chalik melihat sisi sejarah, teori-teori gender, feminisme dan peran perempuan di Aceh secara antropologis. Hadir juga Drs. Aiyub M. Diah, M.Si, Drs. Tarmizi, M.Si dan Iskandar, S.Ag sebagai pengamat kebijakan publik.
Muchlis Ismail, Jamaluddin, Mirza dan M. Ilyas sebagai praktisi media mengkaji dari sudut pandang pemanfaat media oleh kaum perempuan dalam proses politik 2017, yang diperkuat oleh Azharis atau Atok ketua BEM Fisip Unimal.
Kamaruddin Hasan, M.Si sebagai Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM Aceh), lebih menyoroti tentang kompetensi antara laki-laki dan perempuan dalam perebutan dan pertarungan politik di Aceh. Hal ini dapat terlihat dari berbagai momentum politik di Aceh, pelibatan perempuan masih sebatas formalitas. Beberapa momentum tersebut antara lain; proses MoU Helsinky 15 Agustus 2005, Pemilukada 11 Desember 2006, lahirnya Partai Politik Lokal, Pemilu legeslatif 9 April 2009, Pemilukada 9 April 2012, Pemilu Legeslatif 9 April 2014 dan lain-lain.
Kamaruddin Hasan, pada akhir acara, menyebutkan tujuan dilaksanakan acara ini, adalah mengingat gerakan sosial baru (new social movement) di Aceh saat ini semakin melemah, tentu dengan berbagai faktor sebab akibat. Dengan kondisi dan situasi Aceh kekinian, mestinya gerakan sosial baru dalam ruang publik harus menguat. Selain itu, upaya secara terus menerus membudayakan forum kajian dan diskusi terfokus bagi semua elemen. Sehingga proses komunikasi tidak terputus dan tidak diterima secara mentah-mentah semua pesan terutama pesan politik.
Dalam hal ini, diperlukan kecerdasan komunikasi oleh semua kalangan dalam semua ranah kehidupan. Selain itu, dalam kontek politik, Aceh merupakan Provinsi yang terbesar di Indonesia yang terlibat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017, ada 21 Kabupaten/Kota di Aceh yang akan melaksanakan Pilkada serentak pada tahun 2017. Dan dari hasil kajian dan diskusi secara kontiu minimal 10 kali, diharapkan dapat melahirkan buku bunga Pemilukada Aceh 2017 dalam perspektif.[]