ACEHTREND.CO, Bireuen – Di luar hujan ketika H. Saifannur, S. Sos menerima aceHTrend di rumahnya.
“Cit ka lagee nyan bawaan tuboh loen,” kata bakal calon Bupati Bireuen itu.
Ia menjelaskan bagaimana cara mensikapi suatu pekerjaan. Menurutnya dirinya bukan orang yang suka menunda-nunda melakukan sesuatu.
“Nyo ka oke, langsong laju loen kerjakan. Lam pikiran loen, totalitas, cepat, tepat, tuntas, tidak boleh main-main, apalagi yang besar manfaatnya bagi umat,” tambahnya.
Sejenak, pengusaha sukses itu mengenang masa kecilnya.
“Loen jameun galak meungon ngon ureung leubeh tuha, karena ulee loen jalan sabee, nyo meuno kiban, meudeh kiban, jadi hana galak meungon ngoen rakan yang sebaya meunyo bak seumikee,” sebutnya.
Baginya, hidupnya dilalui tanpa kenal menyerah. “Kalah itu sukses yang tertunda,” sebutnya.
Hujan masih turun. Topik kami berpindah pada pidato deklarasinya. Saat berpidato, Ketua Golkar Bireuen itu tidak menggunakan konsep.
“Siapa konsultan untuk pidato?”
Pertanyaan itu langsung di jawab: “Tidak ada,” sebutnya.
Menurutnya, ia belajar pidato dengan membaca buku, sambil menunjuk almari berisi penuh buku. Dan ia mengaku kagum dengan Soekarno.
“Loen banyak belajar pada Soekarno sehingga tahu bagaimana mesti berbicara dengan rakyat dan tahu harus bagaimana berbicara Dengan pejabat,” terangnya.
Banyak hal yang kami bicarakan, pada Senin, 5 September 2016 itu. Tapi, saat ini langkahnya untuk berdialog langsung dari hati ke hati dengan masyarakat seperti terhenti. Semoga saja ada solusi.

Tim pemeriksa kesehatan melalui suratnya menyatakan bahwa Saifannur, S. Sos tidak memenuhi syarat secara jasmani (neurobehaviour) untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai bupati. Disabilitas terkait neurobehaviour jelas berkaitan dengan otak, saraf dan kaitannya dengan perilaku. Sungguh berbeda, fakta dan pemeriksaan!