ACEHTREND.CO,Bireuen- Dalam rangka menjaga kelanggengan perdamaian Aceh, Pemerintah sudah harus merencanakan sebuah museum perdamaian. Hal ini mutlak harus dilakukan untuk mengedukasikan generasi muda tentang pentingnya merawat perdamaian.
Selain itu, di tiap daerah yang pernah terjadi tragedi kemanusiaan, baik yang dilakuksn oleh TNA maupun oleh TNI/Polri perlu dibangun penanda serupa tugu, yang mengisahkan peristiwa itu.
Hal ini disampaikan Zulfikar Muhammad, Direktur Koalisi NGO HAM Aceh, Senin (7/11/2016) dalam sebuah diskusi internal di sebuah warkop di Bireuen.
“Selama ini konsep yang dibuat belum mengarah kepada pembangunan kenangan serupa palagan. Terjemahan pemberdayaan korban konflik hanya sebatas bagi-bagi uang dan banyak dari dana itu disalahgunakan untuk memperkaya kelompok. Dana otsus pun, yang lahir atas pertimbangan untuk mengurai konflik, juga dipergunakan untuk hal-hal di luar pengayaan korban konflik,” ujar Zulfikar.
Untuk itu, Zulfikar berharap ke depan, dengan lahirnya KKR Aceh, Pemerintah sudah harus berpikir untuk membangun gedung visualiasi dan diorama konflik. Dilihat dari manfaat, museum konflik akan menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda. Demikian juga dengan pembangunan penanda di berbagai titik yang pernah menjadi tempat tragedi kemanusiaan. []