ACEHTREND. CO, Aceh Jaya – Dampak banjir yang merendam ratusan rumah penduduk di Indra Jaya, Sampoiniet, Darul Hikmah, Setia Bakti, Pasie Raya, dan Teunom, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya sejak Senin sore (7/11) telah memaksa ratusan Kepala Keluarga (KK) mengungsikan anggota keluarganya ke tempat-tempat yang dianggap lebih tinggi dana man.
Menurut Sudirman (40), salah seorang pengungsi dari Gampong Panton, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, yang bertemu dengan acehtrand di Keude Teunom, ia terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi dan aman bersama dengan 200 KK lainnya.
“Rumah saya terendam banjir hingga 2,5 meter,” kata Sudirman.
Menurut Sudirman, jika tidak hujan lagi dan air mulai surut ia akan pulang untuk menyelamatkan apa yang masih bisa dipergunakan di rumahnya. Bahkan sebagaian warga sudah pulang sejak tadi pagi, katanya.
Membawa ternak
Sementara itu sebanyak 35 KK pengungsi sempat bermalam di Meunasah Aron, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya. Menurut M ‘Kiyai’ Nasir, salah satu pengungsi di Meunasah Aron, tidak mungkin warga bertahan di rumahnya karena arus air begitu deras dan permukaannya terus naik.
Selain mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi dana aman seperti meunasah, masjid, dan Puskesmas, banyak juga yang bertahan di atas badan jalan., terutama kaum laki-laki. Selain tampak sejumlah masyarakat di jalan raya,sejumlah kandang ayam juga tampak di atas badan Jalan Raya Banda Aceh-Meulaboh itu.
Kiyai Nasir menjelaskan, ia bersama warga sedesanya mulai meninggalkan rumah sejak Senin malam (7/11), dan saat bertemu acehtrend, tidak ada lagi pengungsi, baik di Gampong Panton maupun di Meunasah Aron.
Selama berada di lokasi pengungsian, baik di Gampong Panton, maupun yang mengungsi di Meunasah Aron, para pengungsi ada menerima bantuan Sembako, berupa beras, menyak goring, mie instan, dan sejumlah kelambu. Menurut Sudirman dan Kiyai Nasir bantuan Sembako itu diberikan oleh para relawan dari Partai Aceh. Bantuan dari sumber yang lain belum ada.
Keduanya berharap ada bantuan dari pemerintah sesuai kebutuhan korban pasca banjir. “Kami memang sudah kembali kerumah, namun seisi rumah kami sudah ludes direndam banjir,” kata Kiyai Nasir penuh harap. []