• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

November, Ketika Referendum Bersemi

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Rabu, 09/11/2016 - 09:34 WIB
di SPECIAL, Sudut Pandang
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Bulan Oktober biasanya adalah bulan menghadapi musim dingin. Angin sudah mulai menusuk tulang. Jaket tebal bermerek namun berharga murah mulai dipakai mahasiswa menggantikan kaos Tshirt yang biasa digunakan di musim panas. Kenapa murah? Karena di mulut terusan Suez, ada sebuah kota bernama Port Said, di dalam bahasa Arab yang tidak mengenal huruf P, kota itu disebut Bur Said. Ya, kota Port Said adalah kota bebas cukai. Barang-barang bermerek dijual dengan harga miring. Apalagi yang bekas, harganya sangat murah.

Mahasiswa-mahasiswi biasa berbelanja ke sana untuk keperluan musim dingin.

Ketika ke Port Said, mahasiswa biasanya menggunakan Peugeot, taksi sedan bermerek sama, ramai-ramai, memakai baju tipis dan celana tipis, tanpa sepatu. Pakai sandal biasa. Nah ketika pulang, di perbatasan kota, ada Jumruk, pemeriksaan bea cukai. Tidak perlu membayar cukai, sebab sepatu yang baru dibeli langsung dipakai, beberapa sweater dipakai di dalam, ditimpa lagi dengan dua atau tiga jaket, demikian juga dengan celana, bisa berlapis tiga.

Petugas Jumruk biasa hanya tertawa melihat tingkah mahasiswa berhemat dengan cara begitu. Apalagi saat itu krisis ekonomi di negeri-negeri Asia Tenggara.
**”
November biasa dingin sudah mulai meningkat, tidak ramai yang jalan-jalan atau berpesiar. Ramai mahasiswa yang cuma ke kuliah, kemudian pulang dan tidur-tiduran di rumah. Sebagian mengikuti pengajian. Olahraga sudah jarang. Kalau masih di Agustus dan awal September, mahasiswa bermain bola. Kalau tidak cukup lapangan, sebagian malah menggunakan jalan raya.

BACAAN LAINNYA

FOTO/Disbudpar Aceh.

Gairahkan Pesona Wisata Aceh, Disbudpar Aceh Gelar Tour de Koetaradja

07/03/2021 - 11:35 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

LMC (78): Era Islam Klasik: Wabah dan Peradaban (III)

07/03/2021 - 10:52 WIB
Moeldoko. Foto/Suara.com.

That Na Teuh, Lheuh Jép Kupi, Moeldoko Jeut Keutuha Chiek Peureuté Demokrat

05/03/2021 - 21:22 WIB
Foto: Sayuti Abubakar (kanan) ketika bertemu Tumin Blang Blahdeh, yang merupakan ulama senior di Aceh. Foto: Ist.

Final! PNA Usulkan Sayuti Abubakar Sebagai Cawagub Aceh

05/03/2021 - 12:41 WIB

Demikian juga mahasiswa Aceh yang tergabung di dalam KMA, Keluarga Mahasiswa Aceh di Cairo, Mesir. Di musim dingin, di sela-sela kuliah dan pengajian, sebagian besar berkumpul di rumah beberapa kawan yang memiliki komputer dan akses internet. Kondisi Aceh saat itu sangat panas dilanda konflik, sehingga sebagian besar mahasiswa merasa sangat dekat secara batin dengan Aceh.

Berita-berita yang diterima dari internet, diperbanyak dengan dicopy ke dalam disk, dibawa ke rumah untuk dibaca di komputer masing-masing. Sebagian berita diprint, kemudian di-share ke rumah-rumah mahasiswa dari daerah lain.

Kedekatan mahasiswa dengan Aceh melalui dunia maya ini menimbulkan solidaritas tinggi atas apa yang terjadi di Aceh.

Saat itu sekitar tahun 1997 mau memasuki tahun 1998. Berbagai tulisan yang mengungkap pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya Papua dan Timor Leste serta Aceh dimuat di beberapa situs internet dan media blog. Di Indopubs, web Uni Stuttgart, dan lainnya. Diskusi di berbagai yahoo group mulai menguat arahnya untuk menurunkan pemerintah yang dianggap zalim dan menindas rakyatnya. Berita-berita ini memupuk semangat perjuangan semua mahasiswa.

Di saat itu, banyak mahasiswa yang berasal dari jantung daerah konflik di Aceh, dari mereka kami menerima berita-berita tentang kondisi keluarga dan kekerasan yang dialami. Data-data awal itu kemudian ditambah lagi dengan hasil-hasil pantauan kawan-kawan mahasiswa dan aktifis Aceh yang kuliah di berbagai universitas, sehingga menjadi alat dan senjata yang digunakan untuk mengenalkan Aceh di luar sana.

Setelah pencabutan DOM pada awal Agustus 1998, Aceh menggelora. Kekuatan perjuangan dari berbagai kalangan meningkat. Kesadaran untuk menyingkap berbagai kekejaman menghilangkan rasa takut. Masyarakat sipil yang dimotori mahasiswa dan ulama bersemi dan tumbuh mengalahkan kekuatan militer tentara.

Kami yang jauh di sana mengikuti berbagai kondisi di kampung, mengikuti detik-detik rapat atau pertemuan seolah-olah kami hadir di Aceh. Ketika semua sepakat untuk berjuang melalui referendum pun, kami di sana mendukung dengan berbagai cara sesuai dengan keadaan kami.

Saat itu, bulan November, melalui email, kami dikirimkan langkah-langkah aksi yang akan dilakukan di Aceh. Salah satu hal yang besar, adalah di Aceh disepakati didirikan SIRA, sebagai sebuah pusat informasi untuk menggelorakan semangat referendum. Presidiumnya terdiri dari berbagai unsur dan elemen. Ketuanya dari IAIN Arraniri, bernama Muhammad Nazar.

Anak muda ini langsung membina hubungan dengan berbagai elemen di Aceh, Nusantara dan luar negeri.

Kami waktu itu tidak menunggu dihubungi, tapi menawarkan diri untuk mendukung apa yang diperjuangkan masyarakat. Kami membentuk panitia kecil untuk merespon perkembangan cepat yang terjadi di Aceh. Dengan bangga kami mendukung SIRA dan membentuk SIRA Konsul atau perwakilan Cairo, Mesir. Selain kami sasar mahasiswa Nusantara untuk mendukung penghentian kekerasan di Aceh, kami juga mendatangi berbagai media, berdiskusi dengan banyak pihak, juga membangun solidaritas mahasiswa berbagai negara untuk solusi damai ini.

Saat sidang raya masyarakat mendukung referendum di depan mesjid raya tanggal 8 November, kami membuat surat dukungan dan dibacakan di depan orang ramai.

Sesama diaspora Aceh di dalam dan di luar negeri, Australia, Malaysia, Swedia, Jerman, Amerika Serikat, Belanda dan juga Philiphina, selalu terbangun komunikasi berdiskusi masalah referendum itu. Jakarta, Bandung, Semarang dan kota-kota lainnya menjadi kota perjuangan, sebab mahasiswa Aceh di sana menjadi pendukung perjuangan saudara-saudara di kampung.

Indah masa itu. Aceh milik bersama, semua orang di dalam dan luar negeri merasakan ghirrah yang sama untuk menegakkan keadilan bagi Aceh.

Demikian lah, saat ini zaman sudah berubah. Tujuan tidak jauh berbeda yaitu menyenangkan masyarakat dan menegakkan hak mereka. Di depan kita ada pilkada.

Seluruh rakyat yang ada, turut merasakan pahitnya derita konflik. Bahkan rakyat banyak yang paling jera sebab karena tidak bisa membela diri. Semua pejuang berhutang kepada rakyat banyak. Hendaknya kita balas hutang itu dengan memikirkan kebaikan kepada mereka, tidak mengancam untuk kita paksakan kehendak. Pilkada dengan cara yang halal, salah satu cara mengobati hati, membayar hutang kepada orang ramai.

Pilkada ke depan biar menjadi kenduri bersama untuk memilih pemimpin yang disukai dan diyakini akan memberikan kebaikan kepada semua orang.

Pilkada halal, akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas.[]

Tag: #Headlinereferendum aceh
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Inilah Dasar Pikiran Sehingga Gatot Nurmantyo Dikagumi

Selanjutnya

Plt Gubernur: Tak Boleh Ada intimidasi, Akan Saya Kawal Pilkada!

BACAAN LAINNYA

Ketua DPP PDA Teungku Muhibushabri A. Wahab. Foto/Ist.
Dayah

Kalau Kalangan Dayah Tak di Parlemen, Jangan Harap Lahir Kebijakan Pro Syariat Islam

Sabtu, 06/03/2021 - 07:07 WIB
Bridger Walker (6) memilih melawan anjing gembala yang Jerman yang mencob menyerang adik perempuannya si Wyoming, Amerika Serikat pada 9 Juli 2020. Foto/The Sun.
Anak

Bridger Walker, Bertarung Melawan Anjing Gembala Jerman Demi Selamatkan Adiknya

Jumat, 05/03/2021 - 09:49 WIB
Nur Azilla (11) murid SDN 1 Banda Aceh, merawat ibunya yang stroke seorang diri. Kisah ini viral setelah guru melakukan home visit. Foto/Ist.
Anak

Dua Minggu Tidak Sekolah, Ternyata Bocah SDN 1Banda Aceh Rawat Ibunya yang Stroke Seorang Diri

Rabu, 03/03/2021 - 13:13 WIB
Korps HMI-Wati Cabang Sigli, Sabtu (13/2/2021) menggelar diskusi tentang pemilu. Foto/Ist.

Kohati Cabang Sigli Gelar Diskusi tentang Pemilu

Sabtu, 13/02/2021 - 22:14 WIB
Fadhil Rahmi, Nabila, dan Nurhafifah. Foto/Ist.
Perempuan

Selamat dari Amukan Api, Salbila Bercita – cita Menjadi Dokter Gigi

Selasa, 09/02/2021 - 09:37 WIB
Syeh Fadhil ketika sedang menimang Nabila. Foto/Ist.
Anak

Cinta Syeh Fadhil yang Tak Pernah Luntur untuk Nabila Asal Simeulue

Senin, 08/02/2021 - 08:29 WIB
Mukhlis (kemeja putih lengan panjang) saat berkunjung ke kediaman Zahra yang sedang dibangun dari hasil sumbangan netizen, guru, dan elemen lainnya.
Perempuan

Bila Mau Pindah ke Bireuen, Mukhlis Bersedia Biayai Pendidikan Zahra Hingga Kuliah

Minggu, 07/02/2021 - 20:40 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Zahrol Fajri S.Ag MH/FOTO/Disdik Dayah Aceh.
Dayah

Kadisdik Dayah Umumkan Anggota MADA Periode 2021-2024

Kamis, 04/02/2021 - 17:09 WIB
H. Mukhlis, A.Md, Dirut PT Takabeya Perkasa Group, Kamis (28/1/2021) menyerahkan donasi untuk pengobatan Aqila Fitriani (19 bulan) yang mengidap gizi buruk. Foto/Ist.

Dapat Informasi dari Facebook, H. Mukhlis Takabeya Antar Donasi untuk Balita Gizi Buruk di Aceh Utara

Kamis, 28/01/2021 - 20:43 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Plt Gubernur: Tak Boleh Ada intimidasi, Akan Saya Kawal Pilkada!

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Merah Sakti @aceHTrend/Nukman Suryadi Angkat

    Kepala BPKD Subulussalam: Defisit Ini Juga Ada Kaitan Dengan Masa Merah Sakti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Utang Daerah Membengkak, Merah Sakti Sorot Kinerja Bintang-Salmaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Garda Abdya akan Bangun Rumah Layak Huni untuk Hajidah HS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kalau Kalangan Dayah Tak di Parlemen, Jangan Harap Lahir Kebijakan Pro Syariat Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • That Na Teuh, Lheuh Jép Kupi, Moeldoko Jeut Keutuha Chiek Peureuté Demokrat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Ilustrasi
BERITA

Camat Langsa Barat Minta Aktivitas Gotong Royong Kembali Digalakkan

Syafrizal
07/03/2021

Ketua ARC PUI Unsyiah Syaifullah Muhammad @aceHTrend/Ihan Nurdin
BERITA

Maksimalkan Potensi Nilam Aceh, ARC-USK Kerja Sama Inovasi Riset dengan USM

Ihan Nurdin
07/03/2021

FOTO/Disbudpar Aceh.
Wisata

Gairahkan Pesona Wisata Aceh, Disbudpar Aceh Gelar Tour de Koetaradja

Redaksi aceHTrend
07/03/2021

Foto bersama Teuku Dharul Bawadi (Presiden ASIA) dan M. Nurdin (Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banda Aceh), Yusri (Kepala OJK Aceh), dan Lisda Yanti (Kepala Cabang ACT Aceh).
BERITA

Berbelanja dan Bersedekah Kini Hadir dalam Satu Platform pasarsedekah.com

Redaksi aceHTrend
07/03/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.