Laporan: Zamrony dari Abu Dhabi*
Bagi saya jalan jalan kali ini adalah sebuah impian yang tertunda. Dua tahun lalu dalam sebuah diskusi dengan teman penggemar photography, dia sarankan kepada saya untuk berkunjung ke pulau Sir Baniyas Island. Sayangnya terlalu mahal untuk kesana apalagi jalan jalan bareng keluarga.
Di mana ada kemauan disitu ada jalan.
Ini mungkin ungkapan yang tepat untuk peluang jalan jalan kesini. Kenapa Sir Baniyas Island istimewa bagi saya?
Sir Baniyas adalah pulau natural (alami) yang sudah ditemukan ribuan tahun yang lalu. Pulau ini bernama Sir Bani Yas karena memang awalnya didiami oleh suku Bani Yas. Pulau yang terletak di 170 km arah Barat Daya (Southwest) Abu Dhabi dan 9 km dari Jabal Dhana port Ruwais ini memiliki luas cakupan sekitar 87 km2. Pulau ini dikembangkan oleh Almarhum Syech Zayed Al Nahyan saat dia menjabat Presiden UAE kala itu. Syech Zayed memimpikan suatu masa pulau ini menjadi suatu kawasan konservasi yang hijau dan banyak terdapat binatang binatang.
Maka tidak heran disamping majlis (gedung yang berbentuk aula pertemuan ) disampingnya ditemukan pohon-pohon yang hijau yang ditanam oleh Syech Zayed dengan tangannya sendiri. Akhirnya mimpinya menjadi kenyataan, kawasan konservasi ini menjadi rumah bagi satwa liar. Menjadi tempat riset para ahli seluruh dunia, serta menjadi tujuan wisata turis turis dunia.
Jika anda penggemar Mall, kota kota mewah, hobbi belanja, jalan jalan ke pulau ini adalah suatu pilihan yang salah dan akan menghasilkan kelelahan. Tapi jika anda sekeluarga adalah pecinta alam, pengagum binatang liar (Wild Animal) dan tumbuh tumbuhan pulau ini adalah destinasi yang luar biasa bagi anda. Bayangkan di gurun Arab yang sudah tandus, kini kita berada di tengah laut lepas lagi, bagaimana bisa kita menemukan pohon-pohon yang hijau? Binatang liar yang hidup seperti di habitat asli, serta keindahan rock mountainnya yang luar biasa, benar benar seperti sajian daging bakar yang dihiasi brokoli yang didominasi coklat dan warna hijau.
Dari infomasi guide kami, di sini terdapat hampir 3 juta batang pohon yang diawasi oleh 300 Ranger (Jagawana) dengan sistem pengairan pipa air bersih selama 24 jam. Semua pohon terhubung dengan pipa air yang siap menyirami tanaman secara otomatis selama musim panas maupun musim dingin walau skala penyiraman akan sedikit berbeda.
Di pula u ini akan ditemukan ratusan ribu hewan hewan liar yang habitatnya di buat secara alami sehingga hewan hewan disini bisa hidup nyaman. Beruntng bagi kami dalam safari tour ini kami bisa melihat Jerapah, Burung Onta dari Somalia (Somali ostrich) , Arabian oryx or white oryx (sejenis rusa tanduk tajam), Cheetah (macan tutul) , burung merak , Rusa gunung (mountain gazelle) ,Rusa biasa seperti di Indonesia Semuanya dalam jumlah besar yang dperkirakan mencapai 5000 ekor lebih.
Makanan mereka diberikan secara terus menerus baik yang bersifat makanan alam maupun makanan buatan yang mengandung vitamin. Untuk kesehatan hewan mereka mempunyai ratusan dokter yang siap memantau kesehatan hewan -hewan mulai dari pertmbuhan sampai temperature tubuh.
Ada satu cerita unik tentang oryx (Sejenis kambing yang bertanduk panjang dan runcing). Ini adalah binatang khas Abu Dhabi. Binatang ini memiliki keistimewaan, jika temperatur di luar sedang panas, mereka mempunyai sistem pendingin otak yang akan mengontrol temperatur otak sekitar 24 derajat celcius, sehingga mereka nyaman di musim panas.
Tentang species cheetah. Cheetah di sini sudah berhasil dikembangkan dengan jumlah yang memadai. Pembiakan cheetah sangat sulit karena jika tidak dipisahkan, cheetah muda akan dimakan oleh cheetah dewasa yang lebih besar pada saat mereka sedang agresif.
Sewaktu kami melewati kawasan yang di huni cheetah sedikit ada rasa was was karena mobil Land Cruiser safari yang kami tumpangi bagian samping kiri dan kanan terbuka. Dengan jarak sekitar 15 meter dari cheetah bukan tidak mungkin dengan sekali lompatan, bisa mencapai mobil kami. Dengan penuh keyakinan Guide kami yang dulunya bekerja sebagai Ranger di Amerika menyakinkan kami jika kita di dalam kita akan aman sejauh tetap menjaga agar tidak ribut yang bisa memancing mereka.
Masuk akal memang, tapi tetap saja berhadapan dengan kucing besar ini dalam jarak dekat membuat bulu kuduk merinding juga, apalagi mereka dalam beberapa kelompok kecil.
Kami juga sempat melewati kawasan jerapah. Jerapah yang cantik luar biasa ini secara tiba tiba keluar dari hutan rimbun seperti sengaja memamerkan motif kulitnya yang indah dan bentuk badan yang tinggi. Dari si guide kami dapat info kalau jerapah hanya tidur 30 menit dalam sehari, berbeda dengan hewan hewan lain Jerapah tidur sambil berdiri dan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.
Di pulau ini juga terdapat tumbuh tumbuhan yang bermanfaat seperti anggur dan buah buahan lainnya. Ladang anggur yang ditutupi oleh pagar dan kain terpal Di sini ditanami anggur kualitas terbaik. Kami pernah bertanya kemana buah buahan dibawa, guide bilang dia tidak tahu karena yang dia tau buah itu tidak untuk komersil. Karena sumber dana untuk kawasan ini sangat banyak.
Kalau di kampung kita mungkin sudah habis sebelum matang,hehehe.
Puas berkeliling di kawasan habitat binatang liar, kami melanjutkan ke kawasan Gate 12. Oh ya saya lupa, setiap gate/ pintu gerbang di sini di control secara automatis dengan menggunakan remote control yang ada di mobil. Ini dimaksud supaya binatang liar tidak keluar ke zona aman yang sering di lewati manusia.
Kami melewati satu bukit terjal yang membentuk kubah gunung batu. Ada kambing gunung di sana. Ada jalan yang membentuk track rumit, ternyata itu adalah kawasan track Mountain Bike (sepeda gunung). Jika anda sudah siap dan merasa cukup ahli dalam mengendarai sepeda gunung serta dan siap untuk mematahkan lengan atau kaki anda , silahkan menjajal keahliannya di sini. karena tantangannya luar biasa.
Kurang lebih dua jam melakukan safari, kami diizinkan turun untuk menikmati bukit dengan hamparan pohon-pohon hijau. Walaupun tidak merata tapi menyajikan kesan luar biasa karena di tengah bukit batu yang tandus tumbuh pohon pohon-pohon yang hijau dan rindang dengan batang besar. Sayangnya kesempatan memoto sunset di sini hanya lima menit karena kami harus mengakhiri safari ini di hotel pada jam 18.45 pm (menjelang maghrib).
Sambil menikmati sunset kami diantar ke hotel untuk beristirahat di sekitar pantai sambil menikmati dinner (makan malam) di bibir pantai persis di dekat pecahanan ombak yang menghantam tebing batu.
Suasanannya luar biasa, terasa sedang menikmati makanan di kampung nelayan di tengah laut yang tak berpenghuni.
Dinner yang di temani dengan musik khas Arab yang memakai outh (gambus) tunggal divariasikan dengan suara pecahan ombak, menyajikan suasana yang luar biasa. Istimewanya pada saat penyanyi yang memainkan gambus mulai menyanyikan lagu Arab, terasa benar dia memang sesorang yang biasa membuat pendengarnya terkesima dengan lantunan lagunya. Penyanyi yang berumur lebih dari 65 tahun ini suaranya tetap datar mulai dari pertama kami tiba di pantai lokasi dinner sampai selesai.
Tema gurun yang digunakan sebagai tempat menerima tamu untuk dinner, ada sofa sofa arab yang lembut, makanan Arab dan internasional, minuman dan juice special hotel yang bisa dipesan kapan saja serta seafood khas, benar benar sebuah pelayanan sempurna sebuah hotel berkelas.
Dasar orang kampung, saya tetap menyenangi makanan biasa, buryani ikan (fish buryani ) serta beberapa potong buah buahan, sambil menikmati kopi hitam beraroma kopi Aceh.
Sempat saya ditawari dengan hot coklat dan minuman lain, sekali lagi dasar orang kampung, kopi tetap menjadi pilihan saya. Diakhir dinner seorang pelayan hotel yang berkebangsaan philipina berkata, anda beruntung sudah menikmati salah satu kopi terbaik di dunia. Dalam hati saya tersenyum paling kopi ini berasal dari kampungku…. hahaha.
Terimakasih Yaa Allah, bertambah lagi satu kenikmatan yang engkau berikan, kesempatan untuk menjelajahi bumi ciptaan MU yang Indah dan luar biasa. Semoga kami tidak larut dan lupa untuk bersyukur.
Fabi-ayyi ala-i rabbikuma tukaththiban
Maka Nikmat tuhan mana lagi yang mau kau dustakan.
*Penulis adalah putra kelahiran Samalanga. Sekarang menetap di UEA.