ACEHTREND. CO, Jakarta – Ahok tersangkut masalah dengan sebahagian umat Islam. Kasus penistaan agama membuat Basuki Tjahaja Purnama ditetapkan sebagai tersangka.
Tapi, apakah dosa Ahok hanya kepada sebahagian Muslim yang mendukung tafsir al maidah: 51 sebagai perintah tidak memilih pemimpin dari kalangan non muslim?
Ternyata, tidak. Dosa Ahok juga meliputi pihak lainnya. Berikut rangkuman yang dihimpun dari berbagai media, termasuk dari media sosial.
1. Dosa kepada Jokowi? Basuki Tjahaja Purnama melakukan perpanjangan izin reklamasi Teluk Jakarta padahal Jokowi tidak mau memperpanjang izin yang sudah daluarsa.
“Sembilan hari setelah Jokowi cuti kampanye presiden, Ahok sbg PLT keluarkan perpanjangan izin prinsip yg dah kadaluwarsa September 2013,” tulis aktivis lingkungan, Chalid Muhammad di akun twitternya.
Menurut catatan Evi Mariani di medium. com, keputusan tidak memperpanjang diambil karena Jokowi ingin reklamasi menguntungkan masyarakat bukan developer.
Evi menambahkan, pada 10 Juni 2014, sembilan hari setelah Jokowi mengambil cuti untuk kampanye presiden, Ahok, saat itu menggantikan Jokowi sebagai Pelaksana Tugas atau Plt, mengeluarkan perpanjangan izin prinsip yang sudah kadaluwarsa di September 2013 yang dikeluarkan Fauzi di 2012 untuk pulau F, G, I, dan K.
Lalu, ada 23 Desember 2014, Ahok menerbitkan izin pelaksanaan untuk Pulau G untuk anak perusahaan Agung Podomoro Land, PT Muara Wisesa Samudra. Saat itu Ahok kurang dari sebulan resmi menjabat sebagai gubernur; ia dilantik pada 19 November 2014.
2. Dosa pada kader PDIP? Sebagai partai politik yang mengusung slogan “wong cilik” gaya kepemimpinan Ahok tidak mencerminkan kepemimpinan yang baik menurut kader PDIP.
“Begitu sombongnya Ahok sebagai pemimpin Jakarta,” kata Komarudin Watubun, sebagaimana pernah dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (24/8).
Menurur Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP menyatakan Ahok sebagai seorang pemimpin harus mempunyai etika, norma, dan moral sehingga tidak arogan terhadap sebagian warganya.
Karena itu, pada Agustus 2016, Komarudin menilai Ahok tak layak untuk dipilih oleh PDIP sebagai calon gubernur. Pengurus PDIP juga mengharapkan agar Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak memutuskan memilih Ahok. Meski begitu, akhirnya PDIP tetap memilih dan mengusung Ahok.
Pengamat politik yang juga Direktur Gaspol Indonesia, Virgandhi Prayudantoro, sebagaimana diwartakan rmol. co, mengatakan dengan resmi mendukung Ahok, citra PDIP sebagai partai wong cilik (rakyat kecil) akan hancur.
3. Dosa kepada wong cilik? Dalam catatan warga yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) sejak Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo pada akhir 2014, sudah berkali-kali penggusuran, seperti Kampung Pulo, Pinangsia, Bukit Duri, Kalijodo, Pasar Ikan dan Akuarium, termasuk mega proyek pembangunan 17 pulau yang dinilai telah merenggut mata pencarian pencari ikan.
Sandyawan Sumardi dari Komunitas Ciliwung Merdeka, punya catatan terhadap Ahok. Ia mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersikap tak adil dengan tetap menggusur permukiman warga Bukit Duri, Jakarta Selatan. “Katanya untuk kepentingan umum, tapi kenapa warga miskin yang berkorban,” ujar Roomo Sandy, panggilan akrab Sandyawan sebagaimana dilansir tempo. co, pada (30/9).
4. Dosa kepada aktivis pro sosial? Ahok yang menyamakan dirinya dengan Neslon Mandela dikecam aktivis, salah satunya Chalid Muhammad. Chalid, di akun twitternya meminta agar tidak mengotori nama Mandela. Dua twit berikut seperti ditujukan kepada Ahok.
“Mandela berani berpihak pada yg lemah sedang kau gusur mereka. Mandela gigih melawan kekerasan & kau kerahkan aparat tuk usir kaum duafa.”
“Mandela cinta ibu bumi & kau kotori dgn reklamasi. Jadi jangan pernah samakan kau dengan Mandela. Karena dia pejuang kemanusiaan sejati.”
5. Dosa kepada warga etnis Tionghoa? Jaya Suprana mengaku terganggu dengan Ahok yang dinilainya mengabaikan sopan santun dalam berkomunikasi.
“Sebagai sesama warga Indonesia keturunan Tionghoa dan umat Nasrani, saya juga sangat bangga atas semangat perjuangan Anda membasmi korupsi. Namun, akhir-akhir ini terasa bahwa lamat tetapi pasti timbul rasa kebencian masyarakat terhadap kata-kata dan kalimat-kalimat Anda yang dianggap tidak sopan dan tidak santun sehingga tidak layak saya tulis di surat permohonan terbuka di Sinar Harapan yang tersohor sopan dan santun dalam pemberitaan ini”, tulis Jaya Suprana seperti diberitakan oleh suarajakarta. co.
Jaya Suprana mengingatkan bahwa dengan adanya kata-kata kasar yang dilakukan Ahok tersebut akan berimbas kepada kemarahan publik secara keseluruhan, yaitu kepada setiap etnis Tionghoa di Indonesia, yang memiliki sejarah kelam di Indonesia.
Menanggapi nasihat dari sesepuhnya sesama Etnis Tionghoa tersebut, tidak serta membuat Ahok sadar diri untuk introspeksi. Namun, sebaliknya, Hal tersebut malah membuat Ahok malah serang balik Jaya Suprana dengan menyebut otak Jaya Suprana sebagai “otak warga kelas dua”.
“Otak beliau itu masih otak yang merasa dia warga negara kelas dua,” kata Ahok sebagaimana dikutip dari Merdeka Online (30/3).
6. Dosa kepada TNI? Gara-gara Ahok yang dinilai arogan dalam berkomunikasi, TNI jadi melakukan gerilya membangun hubungan baik dengan umat Islam, mengambil hati, guna memastikan sebahagian umat Islam tidak terjebak dalam amarah karena rawan dimasuki ragam kepentingan politik. Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI terpaksa turun tangan sendiri agar murka sebahagian umat Islam tidak dijadikan sumbu bencana oleh pihak lain.
Kabarnya, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Suryo Prabowo melalui akun facebooknya pernah mengingatkan Ahok agar tidak sok jago saat berkuasa atau saat dekat dengan penguasa. Ia meminta agar Ahok diingatkan untuk menjaga kebersamaan dan keragaman.
“Tolong jaga Bhinneka Tunggal Ika dan sama-sama membangun harmoni dalam keberagaman” tambahnya.
7. Dosa kepada pecinta kebhinnekaan? Gara-gara ucapan Ahok yang memicu kemarahan muslim hingga menggelar aksidamai411 dan menimbulkan guncangan politik lewat ragam tuduhan yang dinilai berpotensi merusak suasana kebhinnekaan, membuat ratusan warga yang cinta pada kebhinnekaan menggelar Parade Bhinneka Tunggal Ika. Dengan parade itu, mereka mengingatkan semua pihak untuk menghormati keragaman Indonesia.
8. Dosa kepada partai pengusung. Partai pengusung Ahok, PDIP, Golkar, NasDem, dan Hanura melalui Setya Novanto, Presiden Jokowi msngingatkan agar partai pengusung Ahok menjaga suasana damai, suasana yang betul-betul memberikan arti buat kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Kini, semua partai pengusung harus berkerja ekstra keras untuk kembali mendongkrak elektabilitas Ahok. LSI Dsnny JA mengatakan elektabilitas Ahok-Jarot tinggal 10,6 persen.
Pasca penetapan tersangka, dukungan kepada Ahok hanya tinggal 10,6 persen. Ahok ditinggalkan oleh kelompok yang selama ini menjadi basis pendukungnya, seperti kelompok pendidikan tinggi, pendapatan tinggi hingga pemilih PDIP,” kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di kantornya, jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2016).