• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Ini Kesalahan Fatal Habib Rizieq yang Bahkan Jarang Disadari Anggota FPI

Risman RachmanRisman Rachman
Rabu, 30/11/2016 - 16:35 WIB
di ULASAN
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Tuntutan pembubaran Organisasi Masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) sangat serius. Saking seriusnya Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian juga angkat bicara dan mengakui banyaknya tuntutan pembubaran ormas yang dipimpin oleh Muhammad Rizieq Shihab, yang populer dipanggil Habib Rizieq.

Besarnya tuntutan pembubaran FPI membuktikan adanya kesalahan fatal yang dilakukan oleh Habib Rizieq. Mungkin ini juga yang menjadi sebab mengapa website pribadi Imam Besar FPI diblokir sejak Minggu (27/11).

Andai saja Habib Rizieq bersedia mengikuti jalan yang sudah ditempuh oleh Ormas terbesar, seperti NU dan Muhammadiyah, pasti pemerintah dan sebagian besar orang akan welcome dengan Habib Rizieq. Buktinya, pemerintah sangat mendukung apapun gagasan besar kedua lembaga ini. NU dengan gagasan Islam Nusantara dan Muhammadiyah dengan gagasan Islam Berkemajuan.

Bahkan, andai Habib Rizieq bersedia tampil dengan amalan spiritual tersendiri, juga akan diterima baik oleh jajaran kekuasaan. Banyak sekali bukti bagaimana ramahnya penguasa terhadap tokoh-tokoh spiritual Islam yang datang dari berbagai belahan dunia, bahkan termasuk para pemikir besar Islam yang tampil dengan segenap atribut kecendikiaannya. Indonesia adalah negeri yang sangat ramah dengan segenap gagasan pemikiran Islam, baik yang sifatnya tradisional maupun yang modern.

BACAAN LAINNYA

PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Foto/acehtrend/Bustami.

Sumut dan Kepulauan Riau Dapat Jatah Urea Subsidi dari PIM Terbanyak se-Sumatera

24/02/2021 - 16:37 WIB
Ilustrasi/Foto/Istimewa.

Carut Marut Tender Di Aceh

24/02/2021 - 13:10 WIB
Hendra Budian. (Kanan).

Terkait Rencana Pengembangan Kampus, Hendra Budian Imbau Rektor USK Bersikap Bijak

23/02/2021 - 22:35 WIB
Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP/WH) Kota Banda Aceh mengambil langkah tegas dengan menyegel salah satu hotel di Jalan Mr. Moch Hasan, Batoh, Lueng Bata, Banda Aceh, Selasa (23/2/2021).

Tak Patuhi Aturan Syariat Islam, Satpol PP Banda Aceh Segel Hotel RedDoorz Batoh

23/02/2021 - 16:48 WIB

Bahkan, berkembangnya berbagai teologi Islam ke arah yang sangat konprontatif di antara umat Islam sendiri, seperti Islam Sunni versus Islam Syiah, Islam Ahlusunnah Vs Islam Wahabi, juga tidak masalah, dan pemerintah tidak akan ikut campur tangan sejauh belum berwujud aksi kekerasan atau istilahnya pelanggaran hukum.

Sekiranya, Habib Rizieq menggerakkan berjuta-juta umat hanya untuk menjadi jamaah zikir dan doa semata juga tidak menjadi persoalan. Bahkan, banyak elit kekuasaan dan elit politik serta elit kelembagaan yang bakal menjadi pendukung, atau bahkan menjadi anggotanya.

Apa kesalahan Habib Rizieq yang sifatnya sangat fatal? Ada banyak sekali, tapi dalam ulasan kali ini hanya disebut tiga hal saja, yang bahkan jarang disadari oleh anggota FPI itu sendiri. Buktinya, ada banyak anggota FPI yang kewalahan saat berhadapan dengan kekuatan yang sangat menginginkan pembubaran FPI.

Kesalahan fatal pertama adalah Habib Riziq telah mengganggu dengan serius basis ekonomi mereka yang bergantung kepada aktivitas-aktivitas yang oleh anggota FPI disebut dengan kegiatan yang melanggar syariat, seperti kegiatan prostitusi, minuman keras, perjudian dan lainnya. Berbeda dengan Ormas Islam lain, FPI justru melakukan tindakan keras yang oleh berbagai pihak disebut sebagai aksi kekerasan.

Prostitusi, minuman keras dan perjudian memang melanggar syariat. Bukan hanya Islam, hampir semua agama lain juga melarang kegiatan ini. Tapi, ini juga “pasar” dimana uang mengalir deras di jalur ini untuk berbagai pihak. Di pasar ini, bukan hanya uang, tapi juga berbagai aliansi, persekutuan, relasi, juga melahirkan ragam keuntungan dalam berbagai bentuknya.

Bisa dibayangkan, apa jadinya nasib mereka yang membutuhkan pasar ini jika ada yang datang ingin menghancurkan pasar ini. Jika ada yang datang merebut tapi hanya sekedar menguasai jalur dan pengaruh agar bisa mendapat bagian lebih besar mungkin tidak masalah, tapi jika ada orang atau pihak yang datang dengan maksud menghancurkan, maka hanya ada satu kata, perlawanan balik.

Inilah yang dialami oleh FPI dibawah pimpinan Habib Rizieq. Habib Rizieq dengan FPI-nya tidak datang untuk menjadi “penguasa” yang menguasai atau memiliki kendali atas rupiah yang mengalir di pasar prostitusi, minuman keras dan perjuadian. Ia, datang untuk menghancurkan jalur ekonomi haram yang disepanjang sejarahnya ternyata tidak bisa dihancurkan oleh hukum, peraturan, aparat, kepemimpinan baru, bahkan oleh anjuran dan ajakan para pemuka agama.

Kesalahan fatal kedua adalah Habib Rizieq menghidupkan Islam Protes. Protes FPI yang tadinya lebih keras di jalur ekonomi haram, kini merambah ke protes politik. Andai saja Habib Rizieq fokus di jalur ekonomi barangkali musuh Habib Rizieq tidak seluas sekarang, tapi begitu memasuki protes politik maka musuh Habib Rizieq makin meluas.

Bagi Habib Rizieq umat Islam tidak boleh menjadi komoditi politik apalagi sampai menjadi korban politik. Umat Islam, menurut Habib Rizieq harus menjadi pemain utama politik agar seluruh produk undang-undang yang dihasilkan oleh legislatif dan yang dijalankan oleh eksekutif tidak diproduksi dan dilaksanakan oleh mereka yang berpotensi melanggar syariah apalagi sampai menegasikan umat Islam hanya sebatas komoditi dan korban politik.

Seandainya saja Habib Rizieq hanya sekedar menyampaikan gagasan atau pemikirannya terkait politik mungkin tidak terlalu masalah, namun begitu Habib Rizieq menjalankan aksi-aksi politik yang mengarahkan, menggalang, dan bahkan aktif melakukan advokasi politik yang dapat menurunkan dukungan suara untuk calon pemimpin non Islam dan atau partai politik yang dinilai anti penerapan syariat Islam maka ini jelas bahaya besar yang dapat merugikan.

Bagaimanapun di jalur kekuasaan ragam keuntungan bisa diperoleh oleh mereka yang menguasai kekuasaan. Partai politik manapun dipastikan sangat membutuhkan suara dari umat Islam. Untuk itu, aliansi kekuasaan dan partai politik dengan elit ormas Islam sangat diperlukan. Siapa yang bisa menguasai elit ormas Islam maka separuh kemenangan sudah ditangan.

Bagi elit ormas Islam juga sangat berkepentingan menjalin sekutu dengan elit kekuasaan. Karena itu wajar manakala di setiap pemilu elit ormas Islam berusaha menemukan calon potensial dan lalu membangun hubungan untuk membuka pintu masuk bagi calon guna bertemu dengan anggotanya. Jika semua calon dipandang memiliki potensi menang maka sikap netral akan diambil dengan harapan siapapun yang menang dapat tetap dibangun aliansi. Dalam hubungan persekutuan, bahkan ada elit ormas yang siap melindungi elit kekuasaan, termasuk dengan fatwa.

Jadi, ketika Habib Rizieq juga membawa spirit Islam Protes ke bidang politik, maka wajar jika ada elit kekuasaan, elit partai politik dan elit ormas yang “sijuk suum” (panas dingin). Bagi kalangan aktivis tentu sangat paham dampak revolusioner yang ditimbulkan oleh spirit Islam Protes. Revolusi di Iran dimulai dari kesadaran yang dimunculkan oleh Ali Syariati yang memperkenalkan Islam Pembebasan. Dalam sejarah yang jauh, umat Islam di Indonesia akan lebih tertarik dengan Islamnya Abu Dzar yang populis dikalangan rakyat ketimbang Islamnya Marwan bin Hakam yang populis dikalangan elit, dan kaum atau kelompoknya sendiri.

Kesalahan fatal ketiga adalah Habib Rizieq dengan memasuki zona politik telah membuat dirinya berhadapan secara langsung dengan Jokowi. Ini agenda yang dapat merusak kerja-kerja politik para pendukung Jokowi yang sedang membangun Poros Politik Jokowi guna memastikan Jokowi kembali bisa melanjutkan kepemimpinan di periode kedua. Segala kerja-kerja politik dan pembangunan yang dilakukan saat ini sangat kentara keberhasilannya mewujudkan Poros Politik Jokowi. Meski Jokowi bukan orang utama dan pertama di PDIP, gerak politik Jokowi dan para pendukungnya berhasil membuat banyak kekuatan partai politik bersekutu dengan Jokowi, termasuk Partai Golkar. Bahkan, Prabowo sebagai rival politik harus memilih jalur bersahabat dengan Jokowi.
Magnek Jokowi yang tampil cantik ini menjadi terganggu dengan magnek Habib Rizieq yang tampil dengan spirit Islam Protesnya. Buktinya, Istana Negara berhasil “terkepung” oleh jutaan massa yang digerakkan oleh Habib Rizieq pada Aksi Bela Islam II pada Jumat (4/11).

Aksi Bela Islam ini jelas sangat mengganggu. Buktinya, Jokowi harus mondar mandir melakukan pendekatan dengan berbagai ormas Islam, dengan ulama, dan bahkan melakukan konsolidasi dengan kepolisian dan TNI. Hasilnya, berbagai kekuatan pendukung Jokowi kembali mencoba melemahkan magnek Habib Riziek yang kembali menggelar Aksi Bela Islam III.

Bukan hanya Jokowi, para pendukungnya pun disibukkan dengan segenap argumen yang mereka sebut beragama dengan akal sehat, waras dan tidak bersumbu pendek. Puncaknya, mereka menggelar karnaval kebhinnekaan yang sayangnya kalah massal dengan massa pendukung Aksi Bela Islam II. Ujungnya, isu seputar makar pun dimunculkan, dan suara Habib Rizieq dieliminir, salah satunya dengan menutup websitenya.

Sayangnya, daya magnet Habib Rizieq bagai tidak terbendung lagi, bahkan upaya terakhir ormas Islam untuk mempengaruhi umat Islam lewat fatwa haram shalat jumat di luar mesjid juga berhasil dipatahkan. Bahkan, pihak kepolisian akhirnya memilih berdialog yang ujungnya melahirkan beberapa kesepakatan terkait Aksi Bela Islam III. Semangat umat Islam untuk mengikuti hajatan Aksi Bela Islam III yang diinisiasi oleh Habib Rizieq akhirnya mengukuhkan dua poros utama yang bisa jadi akan terus bertarung, yaitu Poros Islam Protes dengan tokoh utamanya Habib Rizieq dan Poros Kebhinnekaan dengan tokoh utamanya Jokowi. Apapun endingnya, semoga Indonesia tetap tumbuh dalam persatuan dan kesatuan. []

Tag: #Headline
Share15TweetPinKirim
Sebelumnya

Demo 2 Desember, Pangdam IM: Jangan Sampai Disusupi Pihak Tidak Bertanggungjawab

Selanjutnya

Di Pengajian KWPSI Tgk Ismuhadi Ungkap Rahasia Sultan Brunei Dicintai Rakyatnya

BACAAN LAINNYA

KIP Aceh menetapkan tahapan Pilkada 2022. Keputusan tersebut dibuat pada Selasa (19/1/2021) di Banda Aceh.
ULASAN

Pilkada Aceh di 2022, Mungkinkah?

Jumat, 29/01/2021 - 08:41 WIB
aceHTrend.com

Antara Paya Meuneng dan Pulo Ara

Senin, 11/01/2021 - 09:26 WIB
Penyerahan tanggapan dewan oleh anggota DPRA Irfannusir kepada Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin terkait jawaban Plt Gubernur Aceh terhadap interpelasi dewan, Selasa, 29 September 2020.

Hasil Evaluasi Mendagri, Pokir DPRA Rp2,7 Triliun Tak Direstui! Lalu, untuk Apa Kursi?

Kamis, 07/01/2021 - 19:43 WIB
Sopir truk jungkit intercooler, Isnawi Ishak, Syarif Hidayatullah dan Heri. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.
ULASAN

Para Penyintas Pandemi di Balik Kemudi

Kamis, 12/11/2020 - 20:16 WIB
Asisten II Setda Aceh T. Ahmad Dadek, melaunching program stikering BBM Premiun dan Solar bersubsidi untuk masayarakat, di SPBU Lamnyong, Banda Aceh, Rabu (19/8/2020). Hanya mobil yang telah ditempeli stiker ini nantinya dapat membeli premiun dan solar bersubsidi di SPBU.
ULASAN

Memagar Moral [Rakyat] Dengan Stiker BBM

Senin, 24/08/2020 - 11:52 WIB
Paket bantuan Pemerintah Aceh kepada penduduk miskin yang terimbas covid-19. [Ist]
ULASAN

Pancacita Biru di Eumpang Breuh “Virus Corona”

Sabtu, 11/04/2020 - 09:23 WIB
Wakil Bupati Bireuen Muzakkar A. Gani, ketika turun ke lapangan meninjau sejumlah kawasan yang terkena ekses banjir. (Humas)
ULASAN

Siapa yang Berhak Menjadi Wakil Bupati Bireuen?

Kamis, 20/02/2020 - 10:24 WIB
Rafly, seniman Aceh dan anggota DPR RI Fraksi PKS di Senayan. [Muhajir Juli/aceHTrend]
ULASAN

Rafly, dari Ganja Sampai Asa Merajut Rindu

Rabu, 19/02/2020 - 20:07 WIB
Ilustrasi, dikutip dari internet.
ULASAN

Aceh Masuki Era Bonus Demografi, Ancaman Atau Peluang?

Jumat, 14/02/2020 - 10:31 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Di Pengajian KWPSI Tgk Ismuhadi Ungkap Rahasia Sultan Brunei Dicintai Rakyatnya

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Bayi yang ditemukan di rumah warga

    Warga Babah Lhung Blangpidie Temukan Bayi Dalam Goodie Bag di Warungnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Carut Marut Tender Di Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polda Aceh Lirik Pengadaan Wastafel di Dinas Pendidikan Aceh Senilai 41,2 Miliar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jadi Tersangka Korupsi DD, Mantan Keuchik Meunasah Mee Dititipkan di Lapas Kelas IIB Aceh Utara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terkait Rencana Pengembangan Kampus, Hendra Budian Imbau Rektor USK Bersikap Bijak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
BERITA

Hari Ini Wabup Muslizar Disuntik Vaksin Sinovac Tahap Dua

Masrian Mizani
24/02/2021

PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Foto/acehtrend/Bustami.
Daerah

Sumut dan Kepulauan Riau Dapat Jatah Urea Subsidi dari PIM Terbanyak se-Sumatera

Redaksi aceHTrend
24/02/2021

Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Redaksi aceHTrend
24/02/2021

Bayi yang ditemukan di rumah warga
BERITA

Warga Babah Lhung Blangpidie Temukan Bayi Dalam Goodie Bag di Warungnya

Masrian Mizani
24/02/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.