dr.Teuku Yusriadi, Sp.BA*
PEMBEDAHAN pada anak merupakan tindakan pengobatan menggunakan cara invasif dan non invasif dengan membuka atau menampilkan bagian organ tubuh yang sakit. Tindakan ini sebagai perbaikan struktur anatomi tubuh dengan membuat sayatan pada kulit. Setelah dilakukan perbaikan, maka diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Biasanya dilaksanakan dengan pembiusan, pasien dirawat inap dan dilakukan monitoring sebelum dan sesudah operasi. Tindakan pembedahan pada anak sebaiknya dilakukan oleh seorang ahli bedah anak.
Bedah Anak adalah salah satu subspesialisasi ilmu bedah yang melibatkan pembedahan janin,bayi,anak, remaja yang berusia 0-17 tahun (usia anak sesuai WHO). Pembedahan pada anak berkembang pesat pada pertengahan abad ke-20 pada kasus kasus kelainan cacat bawaan, dan memerlukan teknik, keterampilan dan metode khusus. Pada awal 1940-an oleh para ahli bedah anak mulai diperkenalkan banyak metode baru teknik pembedahan untuk kelainan cacat bawaan. Hal ini terbukti bahwa pada tahun 1970-an, persentase tingkat kematian bayi dari beberapa penyakit (sindrom malformasi kongenital) jauh berkurang hingga mendekati nol persen.
Saat ini, dengan kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran bidang bedah anak membuat angka keberhasilan operasi dan harapan hidup pasien dengan cacat lahir tersebut meningkat pesat hingga lebih 90%.
Seorang ahli bedah anak tidak hanya melakukan operasi pada anak usia neonatus (bayi baru lahir) saja, namun tindakan pembedahannya secara umum di Indonesia mencakup sampai dengan usia 17 tahun. Cakupan kasus anak yang memerlukan pembedahan yaitu : kelainan cacat bawaan sejak lahir (kongenital), infeksi, tumor, trauma, kelainan bawaan saluran cerna (sumbatan usus, hernia, usus buntu, kebocor usus), dan saluran kemih serta kelainan anatomi tubuh lainnya.
Filosofi Anak
Penatalaksanaan kelainan pada anak menganut filosofi : Anak bukanlah miniatur dewasa, dan anak bukanlah orang dewasa yang kecil serta anak memiliki permasalahan sendiri terkait fisik dan psikis. Sehingga pada pasien anak yang membutuhkan pembedahan dibutuhkan kecermatan, ketelitian dan keahlian serta keterampilan khusus terkait penanganan penyakitnya.
Jenis Pembedahan dibagi atas dua bagian yaitu operasi emergensi dan elektif. Pada kasus emergensi berupa kasus gawat darurat, tindakan pembedahan dilakukan secara cepat dan tepat dengan pertimbangan penyelamatan pasien. Begitu juga kondisi yang menyangkut fungsi organ tubuh seperti fungsi pernapasan, fungsi jantung dan sirkulasi darah, suhu tubuh, volume darah dan cairan tubuh. Pada saat operasi, fungsi organ-organ itu tidak boleh dalam kondisi defisit. Kadar hemoglobin dan fungsi koagulasi (waktu perdarahan dan pembekuan) pun harus diupayakan untuk dikoreksi. Pada pembedahan darurat, pasien dipersiapkan dengan baik dan dalam kondisi seoptimal mungkin. Sedangkan pada kasus pembedahan elektif pada anak, operasi dilakukan secara terencana dan terjadwal, sehingga kondisi pasien saat akan di operasi benar-benar dalam kondisi fit/sehat dan layak untuk dilakukan pembiusan.
Manajemen pra bedah bertujuan untuk mencapai atau mempertahankan status fisik dan mental yang akan menjamin bahwa anak mampu untuk mengatasi trauma akibat intervensi pembedahan. Upaya yang dilakukan pasca pembedahan adalah pemantauan/pengawasan terhadap fungsi vital organ tubuh, terutama kesadaran, fungsi nafas, fungsi jantung, fungsi hati maupun fungsi ginjal.
Volume darah dan cairan tubuh, serta nutrisi yang diperlukan pasien juga harus mendapat prioritas perhatian. Yang tak kalah penting, lakukan pemeriksaan berkala terhadap hasil pembedahan, apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Ataukah terdapat penyulit yang diperhitungkan maupun penyulit yang semula tidak diperhitungkan.
Persiapan Mental Orang Tua
Yang sering terjadi, saat menghadapi kenyataan bahwa anak harus dioperasi biasanya orangtua lah yang tidak siap mental. Padahal persiapan mental ini sangat penting. Beberapa bekal kesiapan mental orangtua yang harus disiapkan: Orangtua harus berusaha mengerti sejelas-jelasnya permasalahan yang dihadapi anak, Mintalah keterangan dari dokter bedah anak yang menangani tentang apa masalahnya, alternatif tindakan bedah yang harus dilakukan, apa risiko pembedahan, hasil akhir seperti apa yang diharapkan atas tindakan bedah yang dilakukan dan apa akibatnya kalau pembedahan tidak dilakukan. Dokter yang profesional pasti akan menerangkan permasalahan bedah yang ditemukan, selain penjelasan mengenai sikap yang harus diambil dan risiko jika dilakukan bedah ataupun tidak.
Tindakan operasi pada anak tidaklah mudah, karena memerlukan kecermatan dan kerjasama multidisiplin ilmu (dokter anak, dokter bedah anak, dokter bius/anestesi, dokter gizi klinik dan lainnya). Terutama pada bayi baru lahir, operasi sekecil apapun memiliki risiko besar, mulai dari ancaman modalitas buruk pada bayi lahir dengan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), penurunan suhu tubuh (hipotermi), kehilangan cairan tubuh dan darah, serta pengaruh obat bius selama operasi.
Penanganan sebelum operasi, selama operasi dan perawatan intensif paska pembedahan, kerjasama multidisiplin ilmu, dengan kemajuan dan pengembangan ilmu kedokteran bedah anak serta alat kedokteran yang canggih, maka keberhasilan tindakan operasi, harapan hidup bayi dan anak paska operasi saat ini semakin lebih baik.
*Praktisi kesehatan. Berdomisili di Banda Aceh.