ACEHTREND.CO, Pidie Jaya – “Berlayar jauh menuju pulau, Tiba menepi cari Madrasah. Awak Melayu punya Surau, Orang Pidie punya Meunasah.”
Sebaris pantun itu terlontar dari Deisti Novanto, Ketua Umum Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) saat membuka sambutannya dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Surau atau Meunasah Gampong, di Desa Tangkluet, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, Aceh.
Lawatannya ke Aceh, dilakukan setelah sehari sebelumnya melantik pengurus IIPG Provinsi Lampung. Didampingi suami, Setya Novanto dan sejumlah petinggi Partai Golkar beserta Pengurus IIPG Pusat, mengunjungi Aceh untuk memberikan bantuan bagi korban banjir di Pijay.
Revitalisasi Surau
Dalam sambutannnya, Deisti Novanto menjelaskan keberadaaan surau atau meunasah. Menurutnya, jauh sebelum kedatangan Islam di Melayu dan Aceh, Meunasah sudah lama menjadi tempat berkumpul, silaturahmi, komunikasi termasuk pendidikan di masyarakat. Datangnya Islam, menurutnya, menambah fungsi Meunasah sebagai tempat Ibadah.
“Sebuah perkembangan yang menarik dari Surau atau Meunasah. Keharmonisan dalam bermasyarakat dikuatkan dalam aspek spiritual, yaitu pengabdian kepadaNya,” simpulnya.
Spirit dari meunasah ini juga, menurut Deisti menginspirasi IIPG dan Partai Golkar untuk secara konsisten membangun pola interaksi dan komunikasi yang harmonis dengan seluruh komponen Bangsa.
Deisti juga memaparkan bahwa salah satu program IIPG dan Golkar, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, adalah pendidikan yang mengedepankan akhlaq mulia. Pendidikan yang lebih mengedepankan wawasan dan keterampilan hendaknya dilengkapi dengan pendidikan akhlak sehingga pembangunan manusia seutuhnya dapat terwujud.
“Bantuan pembangunan fisik yang kami lakukan, harus dilanjutkan dalam bentuk pembangunan yang utuh. Artinya, setelah bangunan meunasah diperbaiki, maka aspek pemeliharaan, tidak saja ditujukan kepada bangunan mesjid tetapi juga kepada pembangunan ruhani-spiritual masyarakat di sekitar Meunasah,” paparnya.
Dengan demikian, lanjut Deisti, revitalisasi Meunasah atau Surau sudah saatnya dilakukan, sembari menegaskan bahwa perhatian IIPG terhadap masyarakat Pijay merupakan wujud jalinan silaturahmi dan persaudaraan dalam bingkai NKRI yang jelas-jelas berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Perut keroncong makan sereh, Lepas malas mari berlari. Tanah Rencong Bumi Aceh, Satu Nafas EN KA ER I,” pungkasnya, juga melalui pantun. []