Membangun mahligai rumah tangga tentulah harus saling mengerti dan berbagi. Sosok seorang suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga harus mampu mengayomi, mendidik, menyayangi anggota keluarga terutama jauzah ( istri) nya. Suami harus mampu memberikan kepada istrinya berbagai kebutuhan baik lahir dan bathin.
Dalam hal ini syariat telah mengatur hak seorang istri dalam rumah tangga. Bukan hanya kebutuhan sandang dan pangan saja, bahkan bagaimana Islam telah menggariskab bagaimana suami bersikap kala istri kita telah melakukan pelanggaran. Jangan kita sebagai suami dengan egonya menampar dan menjelekkan istri yang berbuat salah dan melanggar norma dan etik dalam pandangan syariat.
Lihatlah bagaimana sosok baginda nabi dalam menyikapi kasus dan fenomena semacam ini bahkan kerap terjadi penganianya istri saat melakukan kesalahan dan dosa. Dalam hal ini baginda Rasulullah SAW bersabda “ Hak istri atas suami adalah memberi makan kepadanya jika ia (suami) makan, memberi pakaian kepadanya apabila ia (suami) berpakaian, dan jangan menampar wajah, jangan menjelek-jelekkan dan jangan membiarkan (memisahkannya) kecuali dalam hal tempat tidur. (HR. Thamrani dari Muawiyah bin Haidah).
Dalam hadist diatas Rasulullah Saw mengajak kita suami di samping kewajiban memenuhi hak atas istri juga bagaimana dalam mengimplementasikan bentuk dan metode dalam menegur kesalahan istri. Tidak harus main kasar dan brutal tetapi ada jenjangnya diantaranya dengan memisahkab ranjang, ini pukulan pskilogi dan mental terhadap isteri.
Rasulullah Saw lebih menyeru kita bertindak dalam keluarga dengan penuh tanggung jawab dan berakhlakul karimah. Jangan hanya berumah tangga untuk memenuhi kebutuhan biologis saja bahkan Rasulullah Saw mengancam suami yang tidak memberi nafkah dan kebutuhan dalam keluarganya.
Pesan tersebut termaktub dalam sabda Rasullah S.A.W berkata: “Siapapun orang laki-laki yang menikahi seorang wanita dengan maskawin yang hanya sedikit atau banyak, tetapi dirinya berniat untuk tidak memenuhi hak-hak istri (yakni bermaksud menipunya) lalu lelaki itu mati hingga belum pernah memenuhi hak-hak istrinya, maka dihari kiamat kelak ia akan menghadap Allah S.W.T dengan menyandang predikat sebagai pezina.”
Memberi sesuatu yang di senangi oleh sang isteri walaupun hanya sebuah senyuman dan belaian kasih sayang sungguh telah mewarnai keimananya berada pada posisi yang sempurna. Pesan ini di sebutkan dalam hadist Rasulullah Saw : ”Sesunguhnya diantara kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap kasih sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya. ” (riwayat Turmudzi dan Hakim dari Aisyah).