ACEHTREND.CO, Singkil—Penebangan cemara laut, di Pantai Saragian Gosong Telaga, Singkil Utara, Aceh Singkil, akhir-akhir ini, semakin marak dan menjadi-jadi.
Menurut laporan Ridwan seorang warga Gosong Telaga kepada AceHTrend, Rabu (29/3/2017), di lokasi penebangan sekarang hanya menyisakan ratusan tunggul, cabang, dan ranting-ranting cemara. Sedangkan pohonnya, sudah bertumbangan.
Akibat penebangan ini, jelas Ridwan, pohon cemara yang semula merimbun, sekarang telah menjadi jarang. Populasinya menjadi berkurang. Malah, di seputar pantai telah mengalami kegersangan.
“Jika penebangan berlangsung terus, tidak dicegah, dan cemaranya tidak ditanami kembali, pantai Gosong Telaga yang indah, asri, dan nyaman, akan tandus dan mengalami abrasi. Jadi segera hentikan penebangan liar ini,” tegas Ridwan.
Ridwan mesinyalir, penebangan cemara laut ini dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Untuk keperluan apa pohon cemara ditebang, sampai sekarang belum jelas. Karena orang yang menebang, belum berhasil dijumpai.
Kalau warga yang menebang untuk keperluan kayu bakar, memamasak di rumah, misalnya, dipastikan jumlahnya tak seberapa.
“Ini yang ditebang jumlah pohonnya sangat banyak. Mencapai ratusan batang,” ucap Ridwan lagi.
Sementara warga lainnya, Buyung mengatakan, setiap ke laut, ia mendengar deru suara sangsaw dan menyaksikan penebangan cemara oleh orang tak dikenal.
Lalu setelah ditebang, kayunya di potong-potong, dimuat ke mobil truk dan dibawa entah kemana.
“Saya tak berani mencegah. Mungkin mereka menebang karena telah mendapat izin,” ungkap Buyung seorang nelayan.
Tokoh pemuda Gosong Telaga Selatan, Afandi menimpali, selama ini warga setempat, tak ada yang berani menebang cemara. Baik untuk kebutuhan bahan bakar perumahan maupun karena ada pesta perhelatan.
Jika ada yang mengambil, itu pun cemara yang rebah, mati, dan pohonnya telah kering kerontang.
Kepala Desa Gosong Telaga Selatan, Tahrim, ketika AceHTrend konfirmasi, Rabu (29/3/2017) di kantornya, membenarkan kejadian ini.
Menurutnya, ia bersama Satuan Polisi Hutan (Polhut), Kepolisian, dan beberapa tokoh masyarakat, telah mendatangi lokasi lahan yang ditebang.
Di lokasi mereka mendapati ratusan cemara yang usia tumbuhnya puluhan tahun, telah tumbang dan bergelimpangan.
Tak tanggung-tanggung, alat pemotong pohon yang digunakan, jelas Tahrim, bukan kampak.
Melainkan mesin pemotong jenis sangsaw dan dilakukan oleh beberapa orang.
Anehnya, cemara yang ditebang kata Tahrim, terpaut hanya sekitar 50-70 meter dari bibir pantai arah Timur Pantai Cemara Indah (PCI) Gosong Telaga.
Menyaksikan itu, tim yang datang ke lokasi, memasang pamflet yang bertuliskan larangan penebangan cemara.
Tahrim sebagai kepala desa berharap kepada warga atau siapapun, supaya tidak lagi melakukan penebangan cemara di dekat bibir pantai. Karena ini, sangat rawan terjadi pengikisan ombak.
“Akibat penebangan sangat patal. Di samping merusak keindahan lingkungan, menimbulkan abrasi. Ujung-ujungnya, jelas merugikan masyarakat. Hentikan segera penebangan cemara laut ini,” imbau Tahrim.[]