ACEHTREND.CO, Jakarta – May Day yang jatuh pada setiap tanggal 1 bulan Mei merupakan hari kebesaran bagi seluruh kaum dunia. May Day menjadi hari dimana kaum buruh bebas untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan May Day juga menjadi hari untuk berkumpul sesama rekan seperjuangan dari lintas aliansi buruh. Setiap tahun peringatan May Day di Indonesia selalu meriah. Ribuan buruh menggelar aksi demontrasi dan pentas seni di depan kantor Pemerintah.
Dalam catatan sejarah, awal mula May Day hanya dirayakan sebagai festival musim semi dibelahan bumi Utara. Pada akhir abad ke 19 makna May Day berubah ketika terjadinya insiden Haymarket Affair di Amerika Serikat. Sebagaimana kutipan dari laman iww.org pada akhir abad 19 seluruh buruh, terutama di Barat memiliki jam kerja yang sangat brutal, dimana mereka harus berkerja minimal 10 hingga 16 jam perhari. Menurut Rini Kusnadi, Menteri Perempuan Konfederasi Serikat Nasional seperti dikutip dari laman prp-indonesia.org, Indonesia mulai memperingati May Day pada tahun 1920.
Tuntutan aspiransi kaum buruh dalam memperingati May Day selalu berubah sesuai dengan kondisi sosial, politik dan perdagangan global. Tuntutan kaum buruh selalu mengalami perkembangan setiap tahunya.
Pada tahun ini dalam memperingati May Day 2017 kaum buruh di Indonesia meminta tiga tuntutan kepada Pemerintah, yaitu penghapusan sistem kerja kontrak dan magang karena tidak memberikan kepastian kerja dan masa depan untuk kaum buruh, menuntut perbaikan jaminan sosial khusunya jaminan kesehatan gratis untuk seluruh rakyat serta jaminan pensiunan kaum buruh yang disamakan dengan PNS yakni 60 persen dari upah akhir, kemudian menuntut pencabutan PP No. 78 Tahun 2015 untuk upah yang layak dan UMP tahun 2018 harus naik minimal 25 persen.