T. Qadarisman Banta Husen, SP*
Pelaksanaan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) ke XV yang dilaksanakan pada tanggal 6 sampai dengan 11 Mei 2017 di Banda Aceh akan menjadi semangat tersendiri bagi petani Aceh dalam memanfaatkan momentum terbaik dalam sejarah dunia pertanian. Bukan hal mudah bagi provinsi aceh untuk mendapatkan program nasional tersebut. Kepastian aceh menjadi tuan rumah Penas KTNA XV di diputuskan dalam penas ke XIV di Malang Jawa Timur tahun 2014. Pengusulan Aceh menjadi tuan rumah Penas ini didasari oleh beberapa faktor penting, pertama adalah faktor sumber daya alam. Sekitar 30% dari luas daratannya adalah lahan pertanian dan perkebunan. Panjang garis pantai Aceh adalah 2.666,27 km2 dengan luas wilayah laut 295.370 km2, terdiri dari 56.563 km2 daerah laut teritorial dan kepulauan serta 238.807 km2 merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Dengan luas daratan dan laut tersebut Aceh memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan dan kelautan.
Badan pusat statistik (BPS) tahun 2016 melaporkan, sektor pertanian masih merupakan bidang yang memberikan porsi paling besar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia termasuk Aceh, yakni 46,52%, Dari data di atas dapat kita lihat bahwa sektor pertanian, kelautan dan perikanan masih menjadi pusat perekonomian aceh. Maka sudah sepatutnya pemerintah pusat menjadikan aceh sebagai tuan rumah kegiatan bergensi itu. Begitu juga dengan kesiapan pemerintah aceh dalam mempersiapkan segala kebutuhan pelaksanaan penas agar mendapatkan kesan yang baik dari seluruh peserta yang hadir di provinsi paling barat Indonesia. Momentum ini harus menjadi target dan peluang bagi Aceh sebagai daerah percontohan bagi provinsi lain di Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan bergensi bidang pertanian, karena pertanian adalah salah satu leading sector dalam pembangunan. Karena Pemerintah Aceh telah menetapkan ketahanan pangan dan nilai tambah produk pertanian sebagai perioritas ke 4 dari 10 Program Perioritas Pemerintah Aceh sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017.
Dalam perencanaan itu, ada tiga komoditi pangan yang menjadi perhatian, yakni padi, jagung dan kedelai sesuai dengan sasaran pembangunan nasional. Pemerintah Aceh juga memberikan perhatian yang serius dalam menjamin kemudahan akses dan keamanan pangan terhadap masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penyediaan cadangan pangan oleh pemerintah setiap tahunnya, bantuan pangan dan benih diharapkan menjadi momentum kebangkitan dunia pertanian di Aceh.
Selanjutnya dilihat dari Kondisi Aceh pascakonflik dan tsunami telah jauh berubah dalam berbagai aspek. Apalagi paska diberikan dana otsus, Aceh mulai mencoba berdikari dalam semua sektor tak terkecuali di bidang pertanian. Upaya upaya pemerintah dalam membantu para petani dalam bentuk hibah bibit, Pupuk dan alat alat pertanian menjadi semangat tersendiri bagi petani dalam melakukan upaya upaya perbaikan di tengah persiapan swasembada pangan seperti yang pernah terjadi di era kepemimpinan Presiden Suharto.
Begitu juga dengan satu kelebihan dengan diberlakukan kekhususan yang tidak pernah diberikan kepada provinsi lain di Indonesia kecuali Aceh, DKI Jakarta, Papua dan Yogyakarta. Kemudian dengan diberlakukannya penerapan Syariat Islam, masyakat Aceh yang mayoritas 99 % beragama Islam menjadikan wilayah ini sebagai wilayah yg disebut sebagai daerah Serambi Mekkah. Namun masyarakat Aceh semakin terbuka dan toleran berdampak signifikan terhadap berjalannya roda pemerintahan, pembangunan di berbagai bidang, prospek ekonomi rakyat, infrastruktur pendukung seperti akomodasi, hotel, transportasi (darat, laut dan udara), objek wisata plus agrowisata dan prospek investasi jangka panjang dan sebagainya, sehingga diyakini akan mampu mendukung terlaksananya even akbar ini.
Penas dan Peluang Semua Upaya
Aceh saat ini memiliki jumlah penduduk melebihi lima juta jiwa, 70% diantaranya tinggal di pedesaan, dan 70% dari mereka adalah petani, selebihnya adalah para nelayan yang berdomisili di wilayah pesisir. Sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbesar di Aceh, yang perlu digaris bawahi adalah hampir lebih separuh penduduk Aceh semuanya adalah petani tak terkecuali mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri (PNS) yang juga ikut terlibat dalam proses kegiatan pertanian. Karena Negara Indonesia dan aceh disebut sebagai daerah agraris. Pelaksanaan penas diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi seluruh peserta yang hadir di provinsi aceh. Kehadiran presiden Joko Widodo akan mampu menjadikan mometum berharga ini untuk mempromosikan berbagai hal yang ada di alAceh menyangkut tentang pertanian. Kemeriahan acara dengan dihadiri oleh 45.000 manusia dari seluruh penjuru Indonesia yang akan memadati ibukota banda banda aceh dan aceh besar. Tujuan kegiatan penas KTNA ini adalah untuk mempromosikan kegiatan kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan dan kehutanan di Indonesia, sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kemandirian petani selaku pelaku utama pembangunan di Aceh.
Kedua, meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian di bidang pertanian, kelautan, perikanan, dan kehutanan. Dari berbagai kegiatan yang sudah disiapkan yang banyak diminati pengunjung dan ikut mewarnai Penas KTNA XV kali ini seperti pameran pertanian, expo/kontes peternakan dan holrtikultura, serta Gelar Teknologi.
Kegiatan lain juga tidak kalah serunya seperti peragaan, unjuk tangkas dan asah terampil, studi banding dan silaturahmi antar Penyuluh dan petani. Para penyuluh Pertanian dan para petani se Indonesia diharapkan agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan sebaik mungkin agar dapar menjadikan momentum ini sebagai pendidikan untuk dapat diteruskan di kampung halaman masing masing.
Gelar teknologi di areal seluas 10 hektare di belakang Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh. Lahan ini sebelumnya areal persawahan yang sudah lama menjadi semak belukar, lebih tepat disebut lahan suboptimal dengan salinitas cukup tinggi dan sistem pengairan yang buruk. Namun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) telah mampu mengubah dengan baik lahan tersebut agar bisa digunakan. Pada kluster tanaman pangan telah ditanam berbagai komoditi seperti padi, jagung, sorgum, kedelai, dan kacang hijau. Demikian pula pada kluster hortikultura ikut diperkenalkan cara tanam bawang dengan biji, cabai, terong, melon, semangka dan aneka sayuran lainnya. Pada kluster peternakan seluas 1,5 hektare akan ditampilkan ekspo ternak sapi Aceh, panen pedet, penggemukan sapi, Pakan hijauan, hewan kesayangan. Tidak ketinggalan, berbagai alat dan mesin yang disebut mekanisasi pertanian ikut pula dipamerkan dengan demonstrasi langsung di lapangan dengan melibatkan pemuda. Panen pedet (anak sapi umur 1-6 bulan) sebagai bagian dari program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) dan berbagai komoditi unggulan Aceh seperti kopi Arabika Gayo, nilam, kakao, padi gogo, jagung, kedelai dan aneka perlombaan lainnya.
Ketiga, menguatkan akses terhadap berbagai pelayanan dan informasi untuk pengembangan usaha dan kemitraan serta meningkatkan jiwa wirausaha dan kesadaran lingkungan dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan petani – nelayan tentang kegiatan kegiatan yang dipamerkan di arena PENAS XV tahun 2017″
Penas dan Solusi Ekonomi Kaum Menengah
Dengan dilaksanakan Penas KTNA ke XV ini akan mengurangi tingkat pengganguran di Aceh jika bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh masyarakat aceh. Karena Tidak tanggung tanggung masyarakat Aceh akan menerima tamu kehormatan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yang akan berkunjung ke Aceh dalam acara penas tersebut. Berbagai upaya bisa dilakukan demi melangsungkan kehidupan ekonomi yang lebih baik. Di satu sisi dengan dilaksanakan acara ini banyak hal yang bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Aceh dalam melakukan kegiatan yang berdampak pada perbaikan ekonomi. Baik itu di bidang perhotelan, Restauran atau warung makan. Para pedagang kaki lima serta berbagai dagangan lainnya bisa ditawarkan dalam arena penas KTNA tahun 2017. Tinggal bagaimana masyarakat kita sadar dan paham akan potensi bisnis yang ingin dijalankan terebut. Pedangan baju kaos dan souvenir, rental mobil, rental souveni dan jasa lainya dapat menjadikan daya tarik tersendiri dalam menyukseskan Program Pemerintah ini. Jika ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin akan membangkitkan perekonomian masyarakat menengah.
Penas dan Tawaran Dunia Pariwisata.
Pemerintah aceh melalui kegiatan Penas KTNA Ke-XV ini juga bisa melakukan promosi promosi wisata. Banyak hal yang bisa dikunjungi di Aceh. Selain berbicara masalah pertanian Aceh juga dikenal dengan budaya keislamannya yang sangat kental. Promosi wisata- wisata islami juga sangat diperlukan dalam upaya memperkenalkan Aceh kepada masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan wisata sejarah bencana, Ini perlu dipromosikan kepada dunia bahwa Aceh pernah merasakan dahyatnya bencana alam yang meluluhlantakkan separuh kota aceh dengan musibah gempa dan tsunami. Maka Mesjid Baiturrahman, Museum tsunami, Kuburan massal, PLTD Apung menjadi objek wisata yang harus diperlihatkan kepada seluruh peserta penas kali ini. Begitu juga dengan potensi potensi wisata aceh yang cukup menggiurkan mata seperti pulau aceh, Pulau bunta, Pulau banyak aceh Singkil, Pasir Putih Lamreh, Pasi Saka, Sabang dan tentunya masih banyak tempat tempat lain yang bisa dikunjungi oleh pengunjung yang hadir ke Aceh.
*Penulis :
Alumni Mahasiswa Pertanian Prodi Agribisnis Universitas Almuslim