ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Mobil memasuki gerbang halaman Rumoh Aceh milik Sulaiman Abda. Di pekarangan nan luas itu sudah menunggu puluhan ontelis dengan sebagiannya penampilan Tempoe Doeloe.
Sulaiman Abda yang baru saja menghadiri Pengajian Purnaulama di Dayah Tgk Chiek Digla, Aceh Besar langsung disambut riuh gembira oleh para Ontelis.
Mereka pun melakukan perbincangan seputar kenangan di masa silam terkait keberadaan sepeda. Ragam kenanganpun menghiasi pertemuan silahturahmi dengan Wakil Ketua DPRA itu.
Menurut Nurdin F Joes, Ketua Garie Awak Away (GAA), yang didampingi Iwan Sunaryo, keberadaan garie di Aceh sudah ada sejak zaman Belanda, Jepang hingga zaman kemerdekaan.
“Dengan garie inilah ragam kegiatan dilakukan, termasuk menjadi angkutan perang,” sebutnya, Minggu (7/5) di Tibang, Banda Aceh.
Anggota GAA sejak berdiri pada 5 Maret 2007 di Banda Aceh dan Aceh Besar menurut Nurdin ada sekitar 263 orang.
Nurdin menyebut, selain untuk menjaga silahturahmi, hiburan dan kesehatan lewat olahraga sepeda ontel, juga sebagai sarana merawat barang sejarah.
Menurutnya, sepeda ontel selain menjadi alat angkutan juga menjadi alat perang. Dengan sepeda ini pula sebagian indatu dahulu bersekolah, pergi berkerja, dan lainnya.
Di Aceh katanya merek sepeda yang banyak adalah made in Belanda seperti Fongers, Gazelle dan Phoenix. Sedangkan sepeda made in Inggris seperti Raleigh, Humber, dan Rudge.
Nurdin menambahkan, selain berolahraga, GAA juga bersilahturahmi, dan melakukan kegiatan-kegiatan gotong royong dan kegiatan kemanusiaan. GAA juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan di luar Aceh, seperti silahturahmi ontelis nusantara.
Sulaiman Abda mengajak para ontelis untuk terus menjaga dan merawat silahturahim karena sangat bermanfaat bagi diri dan daerah. “Mari kita jalin terus silahturahim ini sebab bermanfaat bagi diri, dan daerah,” pungkasnya. []