Acehtrend.co – Desa Ie Suum Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar menjadi objek wisata akhir pekan saya dan teman-teman. Berbekal rasa penasaran dan semangat yang tinggi, dalam semalam saya membuat rencana liburan dan mengusulkan tempat Wisata Ie Suum yang langsung disetujui. Informasi yang saya kumpulkan dari berbagai artikel semakin menarik minat dan berhasil membuat saya tak sabaran menyambut hari esok.
Sekitar pukul 11.30 kami bergerak dari Darussalam, menyusuri sepanjang Jalan Malahayati dan berhenti disebuah Mesjid dipinggir jalan daerah Labuy, ketika adzan berkumandang. Rencana yang sempat terancam akan batal itu, akhirnya berlanjut juga walaupun siang itu matahari bersinar terik dan terasa begitu menyengat dikulit.
Pukul 13.00 kami kembali bergerak masih menyusuri jalan besar, mengandalkan ingatan beberapa tahun lalu sampai benar-benar menemukan pesimpangan jalan dan berbelok kanan. Untuk menepis perasaan ragu yang masih bersarang dikepala, saya putuskan untuk berhenti di depan sebuah warung kecil tidak jauh dari persimpangan dan bertanya arah jalan ke tempat wisata. Ibu pemilik warung mengangguk dan mengatakan bahwa kami harus jalan lurus ke depan dan butuh waktu yang lumayan lama untuk benar-benar mencapai lokasi Wisata Ie Suum.
Kami memasuki daerah pergunungan dengan jalan yang naik turun dan disuguhi oleh pemandangan hamparan hijau pepohonan di kiri kanan jalan memanjakan mata yang sempat kelelahan. Suasana astri perdesaan mulai terasa, sejuknya pegunungan dan ketika melirik ke belakang jalan arah berlawanan, pemandangan lautan hijau nan luas juga menjadi pelengkap keindahan dan menakjubkan untuk diabadikan walau hanya dalam ingatan. Kami memasuki daerah perkebunan, dan rumah warga baru terlihat beberapa jarak kemudian.
Jalanan yang sepi dan hanya ada beberapa pengendara yang sesekali lewat membuat kami lebih was was untuk mencari petunjuk jalan mengarah ke Wisata Ie Suum. Setelah berhasil menemukan plang bertuliskan Objek Wisata Ie Suum, kami semakin bersemangat untuk terus menyusuri jalan. Rasanya berkunjung ke tempat yang belum pernah didatangi sama sekali itu ya seperti ini, tidak tahu pasti arah dan waktu yang dihabiskan berapa lama untuk benar-benar sampai di sana.
Disaat rasa lelah dan pertanyaan “kapan sampai” terus bergentayangan dipikiran, saat itu juga saya menghela napas lega mendapati gapura bertuliskan “Selamat Datang di Desa Ie Suum” dan sebuah pos dengan dua orang penjaga sudah berdiri, siap menyodorkan tiket ke arah kami. Tiket masuk dengan harga Rp. 5000 untuk satu sepeda motor akhirnya berpindah tangan. Butuh waktu sekitar dua menit perjalanan, tempat wisata Ie Suum mulai terlihat.
Pertama kali terlihat saat memasuki tempat wisata adalah musholla, kemudian beberapa gubuk kayu beratapkan daun rumbia yang dijadikan tempat istirahat pengunjung wisata. Jika terus masuk ke dalam, pengunjung bisa menikmati beberapa wahana. Terdapat tiga kolam renang, khusus untuk anak-anak, kolam renang untuk perempuan dan kolam renang untuk laki-laki yang terdapat di lokasi yang berbeda. Untuk dapat menikmati wahana kolam renang tersebut hanya merogoh kocek Rp.5000 dan dapat menikmati kolam pemandian air hangat sepuasnya.
Hal yang menarik lainnya adalah sumber air panas (Ie Suum) di dekat pegunungan yang merupakan air belerang. Bau belerang yang menurut saya seperti bau telur langsung menyengat hidung ketika mendekat. Kesegaran terasa saat uap tersebut menyentuh kulit, hangatnya benar-benar memberikan sensasi tersendiri.
Saya menghabiskan beberapa menit duduk di bebatuan di antara aliran air panas dan diselimuti oleh uap panas. Berbagai khasiat dari air belerang bisa didapatkan dengan harga murah di tempat wisata Ie Seum untuk mereka yang peduli kesehatan. Pengunjung juga dapat langsung merebus telur di air panas tersebut dan juga dapat menikmati sauna yang terdapat di tempat wisata. Jika perut mulai lapar, tersedia jajanan dengan harga yang sesuai dibeberapa titik. Untuk yang ingin menikmati suasana astri perdesaan dan dimanjakan oleh kesegaran uap air panas gunung seulawah tempat wisata Ie Seum boleh dijadikan referensi untuk berlibur akhir pekan bersama teman maupun keluarga.
Penulis: Uci Setiawan, Mahasiswa Jurusan Komunikasi, FISIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh