ACEHTREND.CO, Meulaboh – Edi Warman (38), pemilik sebuah warong nasi di depan stadion lapangan Teuku Umar, Kabupaten Aceh Barat mengaku semakin resah dengan aksi maling di wilayah itu. Selama tinggal dan berjualan di desa suak indra puri kecamatan johan pahlawan, sejak 2015, telah empat kali kemalingan.
“Selama disini, saya sudah empat kali kecurian. Sudah tidak tahan hidup seperti ini, menjadi target maling,” kata Warman, Rabu (10/5/2017), sambil menyajikan makan siang kepada sejumlah pengunjung.
Warman menjelaskan, deret kriminal yang dialaminya sejak 2015, “pertama saya kecurian di akhir 2015, kemudian tahun 2016 kejadiannya dua kali. Yang terakhir, belum lama ini, maling kembali merampok rumah saya. Pelaku berhasil menjarah 10 mayam emas di leher istri saya, serta empat buah handphone,” ujarnya.
Ia mengaku, kausus pencurian yang dialaminya sudah dilaporkan kepada Polisi, namun Ia belum mendapat kabar apakah maling sudah berhasil tertangkap atau masih berkeliaran di wilayah tersebut.
Berdasarkan surat keterangan tanda bukti lapor polisi nomor LP/99/V/2017, kasus pencurian baru-baru ini, terjadi pada hari rabu, tanggal 3 mei 2017, sekira pukul 05.00 Wib. Maling masuk kerumah korban dengan cara mencongkel jendela rumah, kemudian mengambil paksa emas yang dipakai oleh istri warman. Atas kejadian tersebut warman mengalami kerugian sebesar Rp 18 juta.
Amatan aceHTrend, warong Warman tergolong ramai pengunjung. Lokasi usaha terletak di wilayah padat penduduk. Selain itu, warong tersebut juga berlokasi sekitar 300 meter dari pos Kepolisian Sektor (Polsek) Johan Pahlawan, dan Gardu Satlantas Aceh Barat serta Markas DenPOM Aceh Barat.
Tapi menurut Warman keberadaan kiosnya yang bertetangga dengan lembaga penegak hukum, tidak bisa membendung aksi kriminal yang dialaminya sejak 2015 silam.
Dengan kondisi ekonomi paspasan, Warman merasa terpuruk masalah. Trend maling dengan gaya seperti itu, semakin mengancam jiwa. Kuat dugaan jika dalam kondisi terdesak, pelaku tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya.
“Kalau misalnya istri saya terbangun dan memberontak saat emas dilehernya ditarik, entah apa yang terjadi. Masih untung juga malingnya tidak lebih nekat saat itu,” ujarnya.
Akibat dari kondisi tersebut, warga asal Padang tersebut merniat pindah dari Aceh Barat, “Saya sudah tidak sanggup. uang yang terkumpul dari hasil jualan nasi, habis dirampok maling. Dalam waktu dekat kalau modal sudah ada, kami berniat pindah dari Aceh Barat,” tambahnya.[]