Banda Aceh, 14 Mei 2017.
M.Y.BOMBANG: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya tidak menjelaskan terlalu panjang tentang sejarah dan perjalanannya, karena semua sudah terurai dalam buku Piala Maja 9. Lomba Baca Puisi Piala Maja digagas dan diselenggarakan pertama sekali oleh Aceh Production (A-PRO) tahun 1994, selanjutnya 1995 dan 1996. Sempat terjadi kefakuman hingga beberapa tahun. Atas pertimbangan demi berkelanjutan, pihak A-PRO menawarkan dan memberikan hak penyelenggaraan Lomba Baca Puisi Piala Maja kepada Dewan Kesenian Banda Aceh (DKB). Oleh DKB Lomba Baca Puisi Piala Maja sempat terselenggara sebanyak 5 kali, yaitu Piala maja ke 4 sampai ke 8 .
Namun karena sesuatu dan lain hal, di tangan DKB Piala Maja kembali terjadi kevakuman hingga beberapa tahun. Atas kesadaran demi keberlanjutan Piala Maja, tahun 2013 pihak DKB mengembalikannya kepada A-PRO. Karena sesuatu dan lain hal pula, A-PRO juga belum dapat melanjutkan penyelenggaraan. Lomba Baca Puisi Piala Maja. kembali terjadi kevakuman hingga beberapa tahun.
Memasuki tahun 2015 pihak A-PRO menawarkan penyelenggaraan Lomba Baca Puisi Piala Maja kepada Kadisbudpar Aceh, Drs. Reza Fahlevi, namun sayangnya tidak mendapat respon. Barulah dalam tahun 2016 Kadisbudpar mengabarkan kepada saya bahwa pihak Disbudpar Aceh sudah berkenan menyelenggarakan Lomba Baca Piala Maja, dan Insya Allah akan dimulai pada tahun 2017.
Maka pada malam hari ini, tanggal 14 Mei 2017, terjadilah pembukaan acara Lomba Baca Puisi Piala maja 9 Tingkat Nasional, yang sebelumnya tingkat Propinsi. Tentu saja kita sangat berharap kepada Disbudpar Aceh agar terus mengawalnya untuk berlanjut setiap tahun. Karena itu terima kasih kami sampai kepada pihak Disbudpar Aceh yang telah berkenan menampungnya.
Secara singkat saja, mengenai asal nama Piala Maja adalah kami ambil dari kata Hadih Maja, jenis sastra lisan Aceh yang sudah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sejak jaman dahulu, malah mungkin sebelum masyarakat Aceh mengenal sastra modern.
Hadih Maja adalah sastra tradisi Aceh yang berisi tentang nasihat, pendidikan dan kritik sosial. Sebagai contoh, pada kesempatan kami akan coba mengungkapkan beberapa Hadih Maja;
APA KAOY: Bak liwang liwieng, Lam atot trieng toktok beuragoe. Lahe teupat baten kiwieng, ban pucok trieng bungkok keudroe.
M.Y.BOMBANG: Yang maknanya kira-kira begini, secara lahir ia berkata benar dan jujur. Namun kenyataan terlihat dari sikap dan perbuatannya cenderung membelok dari ucapan. Semoga kita terhindar dari orang-orang yang berperangai demikian.
POLEM: Meunyo kreuh bhan keu nibak bhan likot, tajak jalan darat rhot lam jurang bineh la’ot.
M.Y.BOMBANG: Yang maknanya kira-kira begini, kalau dibaratkan kenderaan yang ban depannya lebih keras dari ban belakang, suatu perjalanan akan mengalami banyak bahaya dan kendala, tidak akan sampai ke tujuan sesuai yang diharapkan.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Lebih dan kurang saya mohon dimaafkan. Pane na ranub nyang hana mirah, pane na peuneurah nyang hana bajoe. Pane na narit nyang hantom salah, hana bak awai kadang na dudoe. Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualakum warahmatullahi wabarakatuh.
KADISBUDPAR ACEH: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh………, dan seterusnya (kata sambutan). Maka secara resmi, Lomba Baca Piala Maja 9 Tingkat Nasional kami nyatakan dibuka.
Kalau Ibu Kabid Seni dan Bahasa Disbudpar Aceh, Dra. De Keumalawati, yang kebetulan beliau adalah seorang penyair, telah membaca puisi dengan sangat bagus di awal pidato laporannya tadi, tentu saja saya juga tadak mau kalah. Tetapi saya tidak mampu membaca puisi seperti Ibu Kabid, namun saya akan coba juga dengan Hadih Maja;
Pane na boh yang hana geutah, keucuali boh meusabah deungon boh gunci.Pane na haba yang hantom salah, keucuali firman Allah dan hadist Nabi. Wabillahihi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.[]
Bna, 16, 05, 2017.