ACEHTREND.CO, Bireuen – Peserta pelatihan yang diselenggarakan oleh Forum DAS Krueng Peusangan melakukan penanaman pohon di pinggir Krueng Peusangan, Paya Cut, Juli, Bireuen, Kamis (18/5).
Berbagai jenis pohon seperti Garahu, Petai, Mahoni, Ketapang, dan Jengkol ditaman oleh peserta sebagai bagian dari kegiatan pelatihan.
Geuchiek Paya Cut, Rasyidin (48) menyampaikan terimakasih kepada peserta pelatihan dari FDKP yang sudah bersedia menanam pohon.
“Pohon-pohon ini berguna untuk mencegah erosi sungai,” sebutnya.
Menurut Rasyidin, di Paya Cut ada sekitar 7 usaha penambangan pasir. Setiap hari ada sekitar 15 sampai dengan 20 truk mengangkut pasir. Para penambang ikut memberi kontribusi kepada gampong atas usaha penambangan yang mereka lakukan.
“Harga pasir jika dibeli ditempat sekitar Rp 150 ribu per truk. Jika dibawa jauh bisa mencapai Rp 500 ribu per truk, tergantung jaraknya,” tambah Geuchiek.
Geuchiek Paya Cut itu mengatakan kualitas pasir di Paya Cut bisa dibilang kualitas nomor satu. “Paya Cut dan Teupin Mane sama kualitas pasirnya, kualitas nomor satu, kalau di Pante Baro sudah lebih halus lagi tanahnya,” sebutnya dalam bahasa Aceh.
Rasyidin berkisah, dahulu kegiatan penambangan pasir dilakukan secara manual, menggunakan perahu. “Usai damai baru dilakukan dengan menggunakan sedotan,” sebutnya.
Rasyidin menambahkan, pasir di Paya Cut berasal dari kikisan di pinggir-pinggir gunung, dan setiap banjir besar, air membawa pasir hingga ke Paya Cut. Banjir terakhir terjadi pada Desember 2016. “Dalam setahun bisa sekali, bahkan ada yang tiga kali, tahun ini belum banjir,” jelasnya.
Pelatihan FDKP yang berlangsung di Hotel Fajar, Bireuen diikuti oleh 25 peserta dari berbagai kalangan dan daerah. Selama dua hari para peserta diberi pengetahuan terkait pertambangan pasir dan dilatih kemampuan memanfaatkan berbagai media untuk melaporkan temuan kasus dan juga menyampaikan pandangan serta kajian terkait pengelolaan lingkungan khususnya yang berkenaan dengan penyelamatan DAS Krueng Peusangan.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang pertambangan yang baik dan dibenarkan, dan kepada peserta diharapkan dapat melakukan advokasi secara bersama terhadap DAS Krueng Peusangan,” kata Suhami, Ketua FDKP. []