Politisi tidak pernah “mati”. Begitulah takdir politik bagi politisi. Irwandi Yusuf adalah contoh dari politisi yang “hidup” lagi setelah pernah “mati” di Pilkada 2012.
Besok, Rabu 5 Juli 2017 gubernur 2006-2012 itu bersama pasangan wakilnya, Nova Iriansyah dilantik oleh Mendagri atasnama Presiden RI. Dengan begitu, nasib pembangunan Aceh untuk lima tahun ke depan ada di tangan Irwandi Yusuf bersama wakilnya, Nova Iriansyah.
Sebelumnya, jalan Irwandi Yusuf untuk mendapat tiket ke pancalonan juga tidak mudah, khususnya dari jalur partai-partai. Keberadaan PNA tidak cukup untuk mengusung Irwandi sediri. Bahkan, Irwandi Yusuf sempat hendak mencalonkan diri melalui jalur kumpul KTP. Tapi, akhirnya takdir politik mengantarnya mendapat dukungan kunci dari Partai Demokrat.
***
Di Aceh, ada satu politisi lagi yang juga kembali menjadi kepala daerah setelah pernah “mati” alias kalah di Pilkada, yaitu Ramli MS. Meski pernah dikalahkan oleh Haji Tito, kini ia berhasil “hidup” lagi, bahkan mampu mengalahkan Haji Tito. Bersama pasangannya, Banta Puteh Syam, Aceh Barat kembali dipimpin oleh Ramli MS untuk lima tahun ke depan. Ada juga satu lagi, Akmal Ibrahim, yang kembali memimpin Abdya.
Selain Irwandi Yusuf dan Ramli, keduanya disebut sebagai mantan GAM, dan Akmal Ibrahim, ada juga politisi Golkar, yang juga pernah “mati” di musim pencalonan, yaitu H. Saifannur.
Hasil tes kesehatan membuat KIP Bireuen harus mencoret namanya dari daftar pasangan calon Bupati Bireuen pada Pilkada 2017. Namun, melalui gugatan yang panjang, akhirnya keputusan Mahkamah Agung membuat KIP Bireuen mengembalikan nama pasangan calon H. Saifannur dan Muzakkar A Gani ke daftar peserta pilkada.
“Ek nam ka udep loem,” begitu haba di publik ketika KIP Bireuen mengumumkan nomor urut pasangan calon, Saifannur dan Muzakkar A Gani, dan akhirnya terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Bireuen.
Saifannur bisa disebut politisi fenomenal, soalnya pencalonannya “dijaga” oleh Mahkamah Agung sedangkan kemenangannya “dijaga” oleh Mahkamah Konstitusi.
***
Begitulah takdir politik di Aceh, dan bisa jadi juga ada di berbagai daerah lainnya. Mengapa bisa terjadi? Bisa jadi karena seperti yang disebut Mao Zedong, politik adalah perang tanpa pertumpahan darah, sehingga sekalipun sudah pernah “mati” alias kalah, masih tetap berpeluang untuk “hidup” lagi alias menang.
Apapun itu, takdir politik yang diinginkan oleh orang banyak adalah takdir politik yang mampu memberi perubahan, yang bermanfaat bagi semua rakyat. Itulah yang sedang ditunggu dan dirindui oleh segenap lapisan. Selamat memimpin!