ACEHTREND.CO,Banda Aceh- Akademisi Unsyiah Rustam Efendi, Minggu malam (13/8/2017) menulis di dinding facebooknya bahwa Lembaga Irwan Djohan Center (IDC) telah keliru menganalisa penurunan angka kemiskinan di Aceh. Ia mengkritik pernyataan bahwa Aceh di bawah rezim Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf berhasil menurunkan angka kemiskinan terbaik se Sumatera.
Berikut kutipan lengkap status ekonom Unsyiah itu, dengan editing seperlunya.
Pernyataan saudara saya, Teuku Irwan Djohan atas nama IDC (Irwan Djohan Centre) di medsos FB hari ini, bahwa penurunan angka Persentase Kemiskinan semasa kepemimpinan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah yang paling tinggi (berhasil) di Sumatera selama periode 2012-2017 adalah keliru.
Demikian juga penurunan persentase kemiskinan selama periode kepemimpinan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dulu (2007-2012), angkanya juga keliru.
Selama periode 2012-2017, Provinsi Lampung adalah yang paling tinggi (berhasil) dalam menurunkan angka persentase kemiskinan di Sumatera (rata-rata minus 2,75 % pertahun). Kemudian, disusul Kepulauan Riau (rata-rata minus 2,63 % pertahun), Sumatera Barat (rata-rata minus 2,51 % pertahun), dan Provinsi Aceh berada di posisi ke 4 (bukan yang ke 1), dengan capaian rata-rata minus 2,33 % pertahun (lihat tabel yang telah saya koreksi di bawah ini).
Untuk periode kepemimpinan Gubernur Irwandi, penurunan persentase kemiskinan secara rata-rata hanya minus 5,11 % pertahun (bukan 7,19 persen). Terdapat bias lumayan tinggi (2,08 %). Dengan demikian, prediksi penurunan yang diprediksi oleh IDC juga bisa keliru.
Sebenarnya, saya kurang berminat untuk berdebat lewat medsos. Tidak juga berniat untuk ikut campur pada aktivitas IDC. Tapi, karena ini menyangkut data yang dibaca oleh masyarakat luas, termasuk agar tidak menyesatkan pihak pengambil kebijakan di Aceh (Gubernur/Bupati/Walikota dan pihak DPRA/DPRK), serta untuk kepentingan swasta/dunia usaha, maka langkah koreksi ini harus saya lakukan.
Pesan saya, berhati-hatilah dalam mempublikasi data, termasuk dalam membuat peramalan (forecasting), agar tidak berimplikasi buruk terhadap pengambil kebijakan pembangunan daerah kita.
Dan, maaf, saya bukan ahli statistik, tapi hanya seorang guru biasa.
Jangan marah !
Selamat berkarya IDC. Maju terus Saudaraku, adinda Teuku Irwan Djohan.