ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh Ghazali Abbas Adan membantah tudingan Tim Rakan Setia (TRS) Kabupaten Pidie yang menuding dirinya tidak memiliki kontribusi terhadap pembangunan Pidie. Selain itu dia juga membantah telah mengkhianati Tim Rakan Setia (TRS) yang telah bekerja untuk dirinya dengan tidak melunasi hutang kampanye dan janji kampanye kapada masayarakat Pidie.
“Jangan dikira gara-gara dukungan mereka saya di senayan (DPD). Saya terpilih karena dukungan rakyat di seluruh Aceh.Wadu, sangat memalukan klaim demikian,” katanya saat dikonfirmasi AceHTrend, Minggu (27/8/2017)
Baca: Ghazali Diminta MUndur
Menurut Ghazali, TRS adalah tim relawan yang dibentuk saat dirinya mencalonkan diri sebagai calon Bupati Pidie bersama Zulkifli sebagai wakilnya. Namun, karena mereka tidak menang, tim tersebut sudah selesai.
“Tidak ada lagi tim setia, nggak ada lagi relawan. Artinya orang yang bekerja dengan suka rela, saya ini sudah sering jadi relawan sejak 1971 hingga 92 saya relawan politik dulu,” katanya.
Ghazali juga mengatakan, TRS hanyalah segelintir orang yang ikut membantu dirinya kala itu. Masih banyak elemen dan unsur lainnya yag ikut membantu di seluruh Aceh. tapi mantan anggota MPR Ri itu mengaku tidak pernah bermasalah dengan mayoritas pendukungnya. Hanya TRS yang selama ini selalu membuat ulah.
“Mereka itu kan hanya beberapa orang saja, kan cukup banyak yang membantu saya di Pidie nggak ada masalah apa-apa seperti mereka,” katanya.
Terkait tudingan hutang kampanye, Ghazali mengungkapkan, ketika dia mencalonkan diri sebagai Bupati Pidie, Zulkifli ditawarkan oleh seseorang untuk menjadi wakilnya, sementara dirinya mengaku tidak pernah meminta agar Zulkifli menjadi wakilnya saat itu.Kepada aceHTrend, Ghazali bercerita bahwa kala itu ia memang tak punya uang. Itu sudah diutarakan kepada sang wakil. Zulkifli pun menawarkan bantuan, tanpa perjanjian bahwa itu hutan sang legislator.
“Itu duduk persoalannya, tidak ada janji apa-apa terhadap anggaran saat mencalon diri dulu. Boleh ditunjukkan ada nggak hitam diatas putih? Karena saat itu kalah, ya selesai,” katanya.
Ghazali mengatakan,menjadi anggota DPD tanggungjawab dirinya bukan hanya sebatas Pidie, melainkan seluruh Aceh, oleh karena itu dia mengaku heran ketika Ridwan menyebutkan dia tidak memenuhi janji politiknya seperti membangun waduk Lhokseumani di Pidie.
Karena yang menjadi prioritasnya adalah waduk-waduk besar seperti Krueng Kerueto di Aceh Utara, Krueng Tiro dan beberapa waduk besar lainnya. Waduk-waduk tersebut menurutnya Ghazali sudah ada memiliki Keputusan Presiden (Keppres).
“Kalau masalah Lhokseumani itukan di kampung. Tergantung Dinas PU, bukan saya yang urus. Namun, kalau mereka usulkan kita usulkan coba lihat di Keureuto Aceh Utara, itu Waduk besar itu,” katanya.
Ghazali juga membenarkan bahwa dirinya telah melaporkan Attailah ke Polda Aceh, karena dia menilai yang bersangkutan telah mencemari nama baiknya, dengan menuding Ghazali merampok KTP masyarakat Pidie saat maju sebagai anggota DPD RI.
“Kapan saya merampok? KTP itu memang dikasih kepada saya kok saat pemilihan bupati. Karena ada sisa saya pakai, kan sudah menjadi hak saya. Tidak ada yang saya rampok, ada nggak toko yang kami dobrak, kami bobol untuk merampok KTP? Tuduhan itu memang tandesius,” katanya.
Dia juga mengatakan, para pihak yang berseteru dengannya, jangan membawa entitas Pidie. Karena TRS tidaklah mewakili Pidie secara keseluruhan. “TRS ya TRS. Bukan perwujudan rakyat Pidie, apalagi seluruh pemilih saya di pileg lalu,” ujarnya. []