ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Kepala Divisi Kesehatan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Aceh, Iskandar Muda Lubis mengatakan, PMI di Aceh saat ini butuh perhatian pemerintah.
“Untuk Pemerintah Aceh kita harapkan ada perhatian khususlah, terutama untuk biaya perawatan dan pembaharuan alat-alat pemeriksaan darah yang kita gunakan di PMI,” katanya pada AceHTrend, Jumat (22/9/2017).
Sebab katanya, kebutuhan darah masyarakat Aceh bukan hanya tanggung jawab PMI sendiri melainkan juga pemerintah Aceh. Karena itu dia mengharapkan kepada Pemerintah Aceh kalau ada anggaran kepada PMI untuk bisa dilakukan peremajaanlah alat-alat yang kita gunakan selama ini.
“Sebab sebagian alat alat yang ada saat ini adalah bantuan saat tsunami duk sehingga memang membutuhkan peremajaan dengan kebutuhkan biaya yang besar,” katanya.
Sejauh ini, PMI di Aceh sudah mampu memenuhi 80 persen kebutuhan darah masyarakat Aceh.
Sementara untuk dapat memenuhi sampai 100 persen pihaknya menegaskan akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat mau mengikuti gaya hidup pola sehat dengan bersedia menjadi pendonor darah.
Ini memang bukan pekerjaan mudah tapi dalam lima tahun terakhir darah yang kita dapatkan terus meningkat.
“Kita di Aceh punya empat Unit Transfusi Darah (UTD) yaitu Banda Aceh, Pidie, Aceh Utara dan Langsa.
Menurut Iskandar, pihaknya di PMI sebenarnya bukan hanya mengutamakan kuantitas darah tapi juga juga kualitas darah untuk itu dibutuhkan alat-alat yang bagus.
Apalagi, kebutuhan di Aceh terutama di PMI Kota Banda yang menyuplai darah ke 16 rumah sakit rujukan pertahun mencapai 80 ribu kantong.
Sementara akumulasi seluruh Aceh di empat PMI itu mencapai 150.000 kantong pertahun ini dan kebutuhan darah ini terus meningkat tiap tahun.
Maka untuk memenuhi kebutuhan darah di Aceh mereka akan terus mencari pendonor, selain dari pendonor darah suka rela yang setiap 2,5 bulan datang dengan kesadaran sendiri untuk mendonorkan darahnya setelah diberitahukan melalui SMS Center.
“Jadi sudah lebih baik lah sistemnya ketimbang sebelumnya, data basenya juga sudah lengkap sehingga setiap tiga bulan sekali selalu datang sms pemberitahuan,” ungkapnya.
Sosialisasi ini akan terus dilakukan selain untuk mempertahankan pendonor yang suda ada juga untuk menambah pendonor, untuk itu mereka akan melakukan sosialisasi ke kantong-kantong darah seperti ke sekolah-sekolah ke intansi intansi bahkan sampai ke warung kopi pun juga turut kita sosialisasi.
Selain itu juga sosialisasi melalui media sosial, dan media cetak, dan kita juga memiliki radio PMI untuk mengkampanyekan hal ini.
“Pemerintah Aceh sebenarnya terus mendukung melalui Dinas Kesehatan dan segala macam sejauh ini baiklah dukungan dari pemerintah. Namun kita membutuhkan uluran bantuan untuk pembaharuan alat,” katanya. []