ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Gubernur Aceh Irwandi Yusuf telah melantik Jamin Idham dan Chalidin Oesman sebagai bupati dan wakil bupati Kabupaten Nagan Raya hasil Pilkada Februari 2017 lalu.
Kedua pemimpin Nagan Raya itu dilantik penuh khidmat dalam Rapat Paripurna Istimewa di Gedung DPRK setempat, yang disaksikan oleh Aggota DPR Aceh Dapil X, unsur Forkopimda, tokoh masyarakat serta masyarakat setempat, Senin 9 Oktober 2017 kemarin.
Masyarakat Nagan Raya percaya, duet Jamin Idham – Chalidin Oesman yang merupakan kombinasi politisi dan pengusaha itu dapat membawa era baru bagi pemerataan pembangunan daerah kaya sawit itu ke depan.
Karena itu, Abdullah Saleh, salah seorang putra asli Nagan Raya yang saat ini dipercaya sebagai Ketua Badan Legislasi DPR Aceh berharap agar misi mengusung perubahan Nagan Raya yang lebih baik oleh pasangan tersebut benar-benar dapat terwujud.
Di mata Abdullah Saleh, Jamin Idham adalah putra daerah yang telah lama menekuni berbagai persoalan di tanah kelahirannya, sementara Chalidin Oesman adalah putra daerah yang telah lama merantau ke Jakarta yang dinilai telah banyak menyaksikan kemajuan-kemajuan daerah lain.
“Jadi kedua figur ini kita harapkan bisa mengkombinasikan pemahaman tentang kondisi daerah dan juga pemahamamn tentang berbagai kemajuan-kemajuan di daerah lain yang bisa dikembangkan di Nagan Raya,” katanya saat ditanyai aceHTrend.co, Selasa (10/10/2017).
Abdullah Saleh meyebutkan, ada beberapa persoalan mendasar yang harus menjadi pekerjaan rumah bagi kedua pemimpin baru tersebut.
“Infrastruktur sudah berkembang sedemikian rupa, terutama infrastruktur di bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi hampir semua sektor sudah berkembang dan lumayan berhasil di bidang sektor perkebunan. Tapi perkebunan yang berkembang di Nagan Raya ini lebih dominan perkebunan perusahaan atau perkebunan perusahaan swasta,” katanya.
Ke depan dia berharap, masyarakat di sekitar kawasan perkebunan juga bisa tumbuh. Masyarakat tidak hanya menjadi buruh kebun atau haya melihat-lihat saja kebun perusahan, sementara di buruh di dalam kebun tersebut didatangkan dari luar Aceh.
Maka pemerintah ke depan harus memikirkan bagaimana caranya agar masyarakat di Nagan Raya sendiri yang menguntungkan di bidang perkebunan, walaupun sesuai dengan kemampuan masing-masing apakah dua hektar per kepala kelaurga atau lebih.
Selain itu sektor perikanan. Abdullah Saleh melihat sektor ini sama sekali belum memperlihatkan geliatnya, padahal sektor perikanan juga merupakan sektor andalan di sana baik ikan laut maupun ikan air tawar.
Di sektor peternakan juga dinilai belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Hal itu dapat dilhat dari belum adanya pusat-pusat pengembangan, walaupun telah pernah diprogramkan dan pernah dilaksanakan.
Di sektor pertambangan, Abdullah Saleh melihat bahwa potensi alam dan sumberdaya mineral cukup tinggi di Nagan Raya. Jika sebelumnya batu giok, sekarang ada emas emas seperti di Kecamatan Beutong.
Namun untuk mendapatkan emas tersebut masyarakat melakukan pertambangan liar yang dapat merusak ekosistem alam, hal ini karena tidak dikelola secara baik oleh pemerintah setempat.
“Jika melihat caranya, itu bukan pertambangan rakyat. Sebab, pertambangan rakyat memiliki mekanisme dan pengaturannya,” katanya.
Abdullah Saleh berharap agar ke depan mekanisme pertambangan tersebut dibenahi dan dibina oleh pemerintah, dengan membuat regulasi secara baik agar kelestarian lingkungan tetap dijaga.
Di sektor pendidikan, Abdullah Saleh juga berharap agar pemerintah ke depan lebih menitikberatkan perhatian pada pengambangan pendidikan tingkat dasar hingga menengah atas, serta terhadap pendidikan-pendidikan dayah seperti pesantren dan sekolah-sekolah unggulan.
Dia juga berharap agar pemerintah ke depan tidak perlu memikirkan perguruan tinggi lagi, karena sudah tersedia di kabupaten tetangga; Aceh Barat.
“Saya juga berharap kepada semua elemen masyarakat agar berasama-sama membangun dalam mensupport pembangunan Nagan Raya yang lebih baik ke depan,” katanya.[]