• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

IPDN Aceh & Sentralisasi Pendidikan

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Minggu, 10/12/2017 - 19:02 WIB
di MAHASISWA MENULIS
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Fuad Saputra*)

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menuliskan status Facebook yang cukup menggelitik bagi saya, beliau menulis “karena diprotes oleh aktivis Aceh Besar maka IPDN tidak jadi dibangun di Bireuen. IPDN akan dibangun di Pulau Breuh. Sayangnya di pulau ini belum ada satupun perguruan tinggi”. Status ini diunggah pada 10 Desember 2017 sekitar pukul dua siang.

Mengapa menggelitik? Bagi saya pribadi tempat seharusnya kampus IPDN berada tidaklah jadi masalah. Apalagi ada golongan daerah tertentu yang menyatakan daerah mereka lebih layak menjadi tempat berdirinya IPDN. Melupakan daerah lain dengan berbagai alasan seperti jarak dengan ibukota, akses publik, dan (misalnya) kampu-kampus terbaik telah berdiri terlebih dahulu di tanah sana. Menurut saya pribadi alasan-alasan ini agak tidak bisa diterima, walaupuna ada point-point yang tidak bisa dibantah. Bila IPDN berdiri di kawasan ibukota maka akan terjadi sentralisasi pendidikan di Aceh.

Saya pribadi melihat peristiwa ini dalam kacamata pendidikan yang merupakan keahlian saya, melupakan pro kontra politik atau bisnis. Dalam pembangunan pendidikan hal yang seharusnya sangat dihindari adalah sentralisasi. Mengapa demikian? Karena bila telah terjadi sentralisasi maka akan ada ketimpangan dalam kualitas pendidikan di Aceh khususnya. Para pelajar dimanapun tentu mendambakan pendidikan dengan kualitas terbaik. Contoh sederhananya berbondong-bondong anak-anak Simelue menuju ibukota karena kualitas pendidikan di sana bisa dikatakan masih kurang, belum lagi mahasiswa Aceh yang merantau ke Jawa, sentral pendidikan di Indonesia. Tentu ada pengecualian di mana program pendidikan yang memang tidak ada di daerah tersebut.

BACAAN LAINNYA

Anggota DPRA Tgk H Irawan Abdullah @ist

Pemerintah Aceh Diminta Serius Berlakukan Zakat Pengurang Pajak

27/01/2021 - 21:10 WIB
Polisi melakukan identifikasi dua kerangka yang ditemukan di tambak oleh warga @ist

Dua Kerangka Manusia Ditemukan di Aceh Timur, Diyakini Ayah dan Anak serta Korban Konflik

27/01/2021 - 20:22 WIB
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy, S. H., S. I. K., M. Si.

Teroris yang Tertangkap Rencanakan Bom Bunuh Diri di Aceh

27/01/2021 - 11:59 WIB
Aryos Nivada/FOTO/ Humas Dinsos Aceh.

Aryos: Pilkada Aceh Seharusnya Tunggu Keputusan KPU Pusat

27/01/2021 - 09:15 WIB

Ketimpangan kualitas ini akhirnya menjadi daerah-daerah semakin tertinggal, yang maju semakin maju, yang tertinggal semakin dilupakan. Dalam dunia pendidikan (khususnya di Indonesia) kesetaraan kualitas pendidikan dari Sabang hingga Merauke adalah salah satu PR terbesar.

kembali ke Aceh, di mana seharunya IPDN dibangun? Dalam hal ini Bireuen, Aceh Barat, dan Aceh Timur menjadi daerah yang paling layak. Sentral pendidikan Aceh saat ini tidak bisa dipungkiri di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Simeulue, Aceh Tenggara dan Aceh Tengah menurut saya pribadi adalah daerah yang paling membutuhkan, tapi insfaturkur dan akses ke sana masih menjadi hal yang seharusnya lebih diperhatikan pemerintah. Sedangkan Lhoksumawe telah menjadi daerah kedua dengan kualitas pendidikan terbaik kedua di Aceh.
Aceh Barat, Aceh Timur, masing telah memiliki kampus negeri seperti Universitas Teuku Umar (UTU) dan Universitas Samudra (Unsam). Bukan karena berpihak kepada daerah asal saya, tapi Bireuen menjadi tempat yang paling strategis agar menghindari kesenjangan kualitas pendidikan di Aceh.

Bireuen memiki akses yang dengan mudah dijangkau, dan insfrastruktur yang lumanyan memadai. Untuk sejenak mari lupakan kepentingan pribadi atau golongan, masyarakat Aceh membutuhkan pendidikan yang sama. Pemuda di seluruh Aceh tidak harus jauh-jauh ke Banda hanya untuk mendapat pendidikan. Aceh milik kita semua. Pendidikan harus dicicipi oleh seluruh masyarakat Aceh. Dimanapun dan kapanpun. Salam.

*Mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang, asal Bireuen.

Tag: # IPDN#HeadlinebireuenFuad saputramahasiswa Acehmalang
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Darwati Jadi Petani Tambak Jaman Now

Selanjutnya

Rumah Ludes Terbakar, Kadus Cot Girek Aceh Utara Kritis

BACAAN LAINNYA

Dian Saputra. Mahasiswa asal Singkil.
MAHASISWA MENULIS

Catatan Kecil tentang Singkil

Minggu, 17/01/2021 - 23:45 WIB
Noer Zainora
MAHASISWA MENULIS

Mempertanyakan Komitmen Pemerintah dalam Menerapkan Qanun LKS

Minggu, 17/01/2021 - 15:56 WIB
Mariana Syahfitri
MAHASISWA MENULIS

Manfaat Mempelajari Matematika: dari Berpikir Logis hingga Jadi Kreator Konten

Senin, 04/01/2021 - 10:46 WIB
Wahlul Zikra.
MAHASISWA MENULIS

Pemuda Aceh Dalam Pelukan Judi Chip Domino

Sabtu, 26/12/2020 - 07:54 WIB
Dian Saputra. Mahasiswa asal Singkil.
MAHASISWA MENULIS

Setitik Mutiara di Ujung Sungai Singkel

Kamis, 10/12/2020 - 06:05 WIB
Baihaki.
MAHASISWA MENULIS

Bahaya Popularitas Dunia dan Solusinya

Kamis, 26/11/2020 - 07:25 WIB
Ahmad Zharfan
MAHASISWA MENULIS

Demokrasi Kita Semakin Menurun?

Selasa, 20/10/2020 - 12:23 WIB
Ahmad Zharfan
MAHASISWA MENULIS

UU Cipta Kerja untuk Kesejahteraan dan Keadilan di Indonesia?

Selasa, 13/10/2020 - 10:41 WIB
Aulia Prasetya
MAHASISWA MENULIS

Demokratis, Birokrasi, dan Mahasiswa 

Kamis, 24/09/2020 - 18:24 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Rumah Kasus Cot Girek Pasca Ludes Terbakar (Foto: Bustami/aceHTrend)

Rumah Ludes Terbakar, Kadus Cot Girek Aceh Utara Kritis

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • aceHTrend.com

    Kowas-LSG Aceh Singkil Wacanakan Pilkada Bernilai Syariat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bila Mau Pindah ke Aceh, Warga Malang, Jawa Timur Dapat Jatah 1 Hektar Lahan/KK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seorang Bocah di Abdya Meninggal Diduga Akibat Keteledoran Petugas Puskesmas , Ini Penjelasan Kadinkes

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syekh Ali Jabeer dan Guru Sekumpul, Yang ‘Hidup’ Setelah Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Manfaat Kopi, Mulai untuk Menghilangkan Selulit hingga Bikin Awet Muda

    17 shares
    Share 17 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Lelalu
Hukum

Dituntut 150 Bulan Penjara, Lansia Pemerkosa Anak: Ka Abéh Lón!

Muhajir Juli
28/01/2021

Kondisi salah satu rumah warga di Gampong Lengkong, Kamis (28/1/2021).
BERITA

Sejumlah Rumah di Gampong Lengkong Langsa Rusak Diterjang Banjir Lumpur

Syafrizal
28/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

82 ASN Abdya Pensiun, Muslizar: Setiap Orang Ada Masanya

Masrian Mizani
28/01/2021

Kapal Kemanusiaan ACT yang memberangkatkan seribu ton logistik untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 8 Oktober 2018, diberangkatkan dari Pelabuhan Perak, Surabaya.
BERITA

ACT Galang Donasi Sicupak Breueh untuk Sulawesi barat dan Kalimantan Selatan

Ihan Nurdin
28/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.