ACEHTREND.CO,Bireuen- Peristiwa digelarnya sajadah panjang berwarna hijau sebagai pengganti karpet merah di halaman RSUD Fauziah, Jumat (15/12/2017) berbuntut panjang. Walau sudah meminta maaf, dr. Mukhtar, MARS mengaku disabotase.
Kepada wartawan, Sabtu (16/12/2017) Dirut RS Fauziah itu mengaku bahwa penggelaran sajadah sebagai pengganti karpet merah, tidak pernah masuk dalam agenda. “Tidak ada agenda memasang sajadah itu sebagai pengganti karpet merah. Saat itu suasana sangat ramai. Yang ada kami agendakan hanyalah tarian saja,” ujar Mukhtar.
Pun demikian, orang nomor satu di rumah sakit tersebut berkata bahwa ada pihak-pihak yang mencoba melakukan sabotase untuk menjelekkan namanya di mata publik. Ia pun mengaku sudah membentuk tim untuk melakukan penelusuran.
Hasil penelusuran aceHTrend, kisruh internal di tubuh manajemen RS Fauziah, sudah terdengar beberapa hari sebelum kedatangan tim akreditasi dari Kemenkes Republik Indonesia.
Cheh-choh internal itu ditenggarai karena perebutan sejumlah posisi seksi di sana. “Biasa, yang ribut itu level dokter elit. Efeknya manajemen pun amburadul. Mana mereka perdulikan,” ungkap sumber internal yang menolak namanya dituliskan.
Hingga jelang kedatangan tim akreditasi, kondisi tak kunjung membaik. Sejumlah dokter pun tidak lagi saling bertegur sapa. Wajah-wajah marah kian terlihat. “Pasca peristiwa itu terjadi, baru mereka terguncang dan segera merapatkan diri kembali,” tambah sumber itu.
Peristiwa dijadikan sajadah panjang sebagai pengganti karpet merah yang digunakan sebagai “jalur kehormatan” tim akreditasi, telah memantik kemarahan warga. Terlepas dari alasan yang diajukan oleh direktur RS itu, warga meminta agar dr. Mukhtar segera mundur, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas insiden yang sangat melukai hati umat muslim itu.
“Dia pantasnya mundur. Ini memalukan dan tidak bisa dibenarkan,” ujar Syafruddin (50) warga Peusangan. []
Sumber foto: Facebook.