*Di balik ajakan boikot produk Israel dan Amerika Serikat
ACEHTREND.CO, Bireuen- Usai menghadiri pelantikan pengurus BPC HIPMI Bireuen, Rabu (20/12/2017) dr. Hulaimi, yang merupakan juru medis muda nan energik, beranjak ke warung kopi, untuk makan siang sekaligus melepas lelah.
Begitu pramusaji datang, dokter yang berjiwa pengusaha itu memesan kopi sanger dan makan siang. Tiba-tiba terjadi kendala, kala sang dokter memesan air mineral.
“Ie Yadara, ada?” tanya Hulaimi, sembari mengajukan nama air mineral produksi Dayah Babussalam Al Aziziyah, Jeunib yang dipimpin oleh Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab.
Pramusaji menggeleng. “Yang ada air mineral seperti ***, ** ****”,” jawabnya sembari menyebutkan dua merk air kemasan yang berlisensi Amerika Serikat.
“Kalau begitu, air hangat saja,” ujarnya sembari tertawa.
***
Kampanye menolak menggunakan produk Amerika Serikat dan Israel kembali bergaung di Aceh, pasca Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa negara itu mendukung Yerussalem sebagai ibukota negara Israel.
Umat Islam di seluruh dunia pun marah besar. Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam pun mengutuk sikap Amerika dan tetap mendukung Palestina.
Kampanye penolakan terhadap produk negara zionis dan Amerika Serikat pun gencar disuarakan oleh akademisi, negarawan dan Agamawan. Khusus di Aceh, para pihak yang bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina pun bergerak mengampanyekan larangan penggunaan produk Amerika.
Kampus Universitas Islam Ar-Raniry Banda Aceh segera menindaklanjuti sikapnya itu dengan menjalin kerjasama dengan CV. Ie Yadara, berupa penggunaan produk tersebut sebagai air mineral yang digunakan di kampus tersebut. Hari ini, Rabu (20/12/2017) Rektor UIN Ar-Raniry Prof. Farid Wajdi dan Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab selaku owner Ie Yadara, menandatangani memorandum of understanding bisnis.
Hal yang sama juga diikuti oleh umat Islam. Mereka pun berbondong-bondong berupaya tidak lagi berhubungan dengan ragam produk yang diproduseri oleh Amerika Serikat dan sekutunya yang mendukung negara Israel.
Namun demikian, tidak banyak produk yang bisa menggantikan apa yang selama ini telah rutin diproduksi oleh berbagai perusahaan Amerika dan afiliasinya.
“Kendalanya kita tidak punya produk alternatif. Misalnya seperti ayam goreng cepat saji, belum ada produk sehigienis KFC. Tentu untuk kebutuhan primer apalagi. Saya kira ini PR bersama umat Islam,” ujar dr. Hulaimi. []
Sumber foto: Swafoto Hulaimi.