• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

LGBT dan Kegilaan Generasi Z

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Sabtu, 23/12/2017 - 07:06 WIB
di Artikel, OPINI
A A
Ilustrasi

Ilustrasi

Share on FacebookShare on Twitter

Muhammad Syawal, S.Sos*)

Dalam keseharian masyarakat Aceh, kita sering mendapati dan mendengar tetua gampong menyebutkan sebuah istilah yang mendeskripsikan perilaku gila. Seringnya kita mendengar mereka menyebutkan dengan istilah “pungo sa kureung sireubee” (gila satu kurang seribu). Istilah ini merujuk pada banyaknya jenis gila yang terdapat dalam masyarakat. Seperti gila cinta, gila harta, gila wanita, gila jabatan, gila keturunan, dan aneka bentuk gila lainnya.

Gila, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti: sakit ingatan; sakit jiwa; tidak biasa; tidak sebagaimana mestinya; dan, tidak masuk akal. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami, bahwa jika ada seorang individu manusia yang sakit jiwa atau sakit ingatan, maka manusia tersebut dikatagorikan gila. Dan, jika ada invidu manusia yang melakukan sesuatu yang tidak biasa atau tidak sebagaimana mestinya dengan manusia kebanyakan dan tidak masuk akal, maka manusia tersebut dikatakan gila.

Dewasa ini, terdapat sebuah bentuk perilaku gila yang menjangkiti generasi masyarakat kita. Di mana sebahagian besar dari generasi masyarakat kita yang notabene “generasi Z” terindikasi memiliki orientasi seksual yang tidak biasa dibandingkan dengan manusia kebanyakan dalam masyarakat.

BACAAN LAINNYA

Muhajir Juli.

Aceh, Narkoba dan Cinta

04/01/2021 - 13:57 WIB
aceHTrend.com

Elemen Sipil Minta Kekosongan Wagub Aceh Segera Diisi

10/12/2020 - 20:16 WIB
Nahar, A.Md, Keb.

Mencegah Generasi Aceh Lahir Stunting

27/11/2020 - 06:27 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

Aceh Termasuk Provinsi dengan Tingkat Kesembuhan Covid-19 Tertinggi

19/11/2020 - 10:28 WIB

Mereka yang berjenis kelamin laki-laki memiliki ketertarikan — orientasi seksual — terhadap laki-laki dan yang berjenis kelamin perempuan memiliki ketertarikan terhadap perempuan. Laki-laki yang menyukai laki-laki dikenal dengan istilah gay, sedangkan perempuan yang menyukai perempuan dikenal dengan istilah lesbian. Selain itu, ada golongan dari mereka yang memiliki ketertarikan kepada pria dan wanita sekaligus, sehingga tak jarang mengumbar kebiasaan seksual dan menunjukkan perasaan romantisnya baik kepada pria atau wanita, golongan ini dikenal dengan istilah biseksual. Serta, ada pula sebahagiannya yang mengadopsi pola perilaku yang berlawanan dengan gender atau jenis kelaminnya.
Sebagai contoh, misal, seseorang yang secara biologis laki-laki namun berpenampilan dan berprilaku sebagai seorang perempuan. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang secara biologis perempuan namun berpenampilan dan berperilaku sebagai seorang laki-laki. Golongan ini dinamakan dengan istilah transgender, namun yang populer dalam masyarakat sebutan untuk golongan ini adalah waria (wanita pria).

Saat ini, bentuk kegilaan generasi tersebut terkover dalam sebuah komunitas yang populer dipahami oleh masyarakat dengan sebutan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Trangender). Merebaknya LGBT dianggap sebagai sebuah ancaman identitas dan bagi keteraturan sosial. Karena itu pula, isu LGBT selalu mendapati porsi yang besar bagi perdebatan baik itu mengarah para pro atau kontra.

Sebenarnya, isu LGBT sudah muncul sejak beberapa dekade yang lalu. Bahkan, pada masyarakat Barat isu LGBT merupakan sebuah isu yang seksi dan sering diperdebatkan saat kontestasi politik. Di negara kita Indonesia, isu LGBT baru mencuat panas ke publik akhir-akhir ini, semenjak adanya dugaan penolakan dari Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap uji materi Pasal 284, Pasal 285 dan Pasal 292.

Imbasnya, dugaan penolakan MK terhadap uji materi pasal-pasal tersebut, dipahami oleh banyak kalangan sebagai bentuk dukungan atau legalisasi MK bagi kaum LGBT. Kaum LGBT pun seakan mendapati panggung untuk mempertontokan pola perilakunya. Seperti beberapa hari ini yang tersebar di dunia maya, foto-foto kaum LGBT bergentanyangan dan terkadang melihatnya saja membuat perasaan kita tidak enak serta menjijikkan.

Di Aceh sendiri, pelaku LGBT sudah bertebaran diberbagai sudut kota-kota besar di Aceh. Meskipun begitu mereka pandai dalam menjaga “rahasia” sehingga tidak begitu nampak ke permukaan. Namun bagi kalangan masyarakat Aceh, kekhawatiran terhadap kaum LGBT sudah mulai tampak sejak beberapa tahun lalu. Puncaknya adalah ketika tertangkapnya sepasang gay di salah satu sudut kota banda Aceh. Peristiwa penangkapan pelaku gay tersebut menjadi yang pertama di Aceh. Syukur saja, Aceh memiliki sistem hukum dengan konsep syariahnya, sehingga masing-masing “pria gila” tersebut menerima hukuman cambuk.

Jika dipikir-pikir, hukuman cambuk tidaklah seberapa bila hendak dibandingkan dengan hukuman yang sebagaimana mestinya dianjurkan oleh Agama. Dalam sejarah Islam kita juga pernah mendengar di mana ada sebuah kaum yang ditimpakan bencana besar karena kaum LGBT yang sudah merajalela.

Akhirnya, kita berharap semoga para pemangku kepentingan di negara kita sadar akan bentuk kegilaan pada generasi masyarakat kita dewasa ini. Sehingga, konsep dan instrumen hukum untuk membatasi kaum LGBT merupakan suatu keniscayaan yang mesti dipikirkan sejak dini. Merebaknya kaum LGBT akan menjadi sebuah bencana besar di masa akan datang, yang akan merusak generasi dan menambah deretan permasalahan sosial bangsa.

*)Penulis bekerja sebagai guru Sekolah Sukma Bangsa Pidie.

Tag: acehariabenconglgbt
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Belajar dari Syaikh Barshisa, Ulama yang Mati Sebagai Kafir

Selanjutnya

STAI Teungku Chiek Pante Kulu Jalin Kerjasama Dengan Asmaul Husna

BACAAN LAINNYA

Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Kamis, 21/01/2021 - 09:40 WIB
Mukhlis Puna
OPINI

Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

Rabu, 20/01/2021 - 11:46 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

Selasa, 19/01/2021 - 18:48 WIB
Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Senin, 18/01/2021 - 10:52 WIB
Sadri Ondang Jaya. Foto/Ist.

Sadri Ondang Jaya dan Singkel

Sabtu, 16/01/2021 - 23:47 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

STAI Teungku Chiek Pante Kulu Jalin Kerjasama Dengan Asmaul Husna

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Salah satu hasil perundingan damai antara Moro Islamic Liberation Front (MILF) dengan Pemerintah Filipina, adalah lahirnya otonomi. Salah satunya adalah dibenarkannya bendera Bangsamoro berkibar di daerah otonomi tersebut. Foto/Ist kiriman Nur Djuli.

    Rayakan Otonomi, Bendera Bangsamoro Berkibar di Cotabato

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KIP Aceh Tetapkan Tahapan Pilkada 2022

    255 shares
    Share 255 Tweet 0
  • Politik Bendera dan Parlok Bangsamoro di Filipina

    16 shares
    Share 16 Tweet 0
  • Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mualem Apresiasi Gerakan Yayasan Herry Center Abdya 

    63 shares
    Share 63 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Redaksi aceHTrend
21/01/2021

Ketua Pengprov Hapkido Aceh, Amal Hasan berserta Pengurus Hapkido lainnya saat melakukan Audiensi dengan Pengurus Koni Provinsi Aceh pada Rabu 20 Januari 2021 di Gedung Koni Aceh/FOTO/Hapkido.
Olahraga

Hapkido Aceh Bidik PON Papua 2021 dan PON Aceh 2024

Redaksi aceHTrend
20/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Mantan Menteri Rokhmin Dahuri Dorong USK Menjadi Kampus Berbasis Riset

Redaksi aceHTrend
20/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

Sadri Ondang Jaya
20/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.