• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

“Angkat Telur”

Sadri Ondang JayaSadri Ondang Jaya
Senin, 25/12/2017 - 12:40 WIB
di OPINI
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Sadri Ondang Jaya

Di kalangan masyarakat, perilaku hipokrit, opurtunis, menjilat atau dalam bahasa aktivis acap disebut “angkat telur”, semakin merajalela. Bahkan belakangan ini, terlihat tambah marak, menggila, dan fenomenal.

Sehingga tak mengherankan, banyak muncul kalimat apoligia, ‘jika tak mau angkat telur, hidup akan terseok-seok. Takkan mendapat jabatan, keuntungan, dan penghargaan.’

Jadi, tujuan angkat telur, di samping ingin diperhatikan secara khusus. Juga ingin mendapat promosi jabatan atau kedudukan.

BACAAN LAINNYA

Teuku Fazil Mutasar. Tim Ahli Walikota Lhokseumawe. Foto/Ist.

Hibah Rp9,6 Miliar APBA 2020 untuk 100 Organisasi Tidak Menyalahi Aturan

15/01/2021 - 18:11 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Kamis (14/1/2021) mendapatkan suntikan pertama vaksin Sinovac Covid-19. Foto/Anadolu Agency.

Presiden Erdogan Disuntik Vaksin Sinovac Covid-19

14/01/2021 - 23:46 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.

Kolom: Pelacur

14/01/2021 - 18:47 WIB
Syeh Ali Jaber. Foto/Ist.

Sempat Membaik, Syeh Ali Jaber Berpulang ke Hadirat Ilahi

14/01/2021 - 10:27 WIB

Pokoknya, perilaku angkat telur implementasinya demi meraih material atau finansial semata.

Untuk memuluskan aksinya, si pengangkat telur rela mengultus seseorang (cult of personality). Apa pun yang dikatakan orang yang telah dikultuskanya tadi, semuanya benar.

Meskipun yang disampaikan itu, secara logika dan nalar jungkir balik, ia tak berani membantah apalagi mengkritisi. Demi sesuatu, si pengangkat telur hanya membebek saja.

Tidak itu saja, dengan saudara seiman, seorganisasi si pengangkat telur tak pernah kompromis. Ia selalu menyikut teman seiring dan mengunting dalam lipatan.

Tragisnya, si pengangkat telur kerap merampas hak orang lain dengan cara menyakiti hatinya. Seperti, menjelek-jelekkan, memfitnah, dan menzalimi.

Kalimat adagium ‘tidak ada teman yang abadi tapi kepentingan yang abadi’ menjadi sesuatu yang sangat berlaku baginya. Dipraktikannya tanpa tedeng aling-aling dan basa-basi.

Baginya, rekan kerja bukanlah teman seperjuangan. Melainkan saingan yang harus dibabat habis.

Teman-temannya yang memiliki kelebihan, baik kelebihan fisik, pendidikan, daya pikir, kemampuan finansial, maupun yang punya potensi untuk menjadi orang hebat, berkembang, dan maju melebihi dirinya, dianggap sebagai rival terberat.

Ia gelisah. Lalu,  kambuhlah penyakitnya, susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah, alias “penyakit” SMS.

Seorang pengangkat telur, adalah sosok reportase andal nan profesional. Ia selalu berperan, bak juru bicara.

Apalagi tentang hal-hal yang mengenai kesalahan rekan kerja termasuk saingannya. Ia terus mengipas-ngipas, mengompori, dan memprofokasi.

Dengan retorika hebat dan berapi-api, si pengangkat telur memberikan opini dan stigma yang buruk tentang rekannya kepada semua orang. Termasuk pada atasan

Ia tak peduli apakah laporan itu sesuai fakta atau hanya rekayasa. Yang penting, jika temannya tadi “terjungkal”, ia senang alang kepalang.

Seorang pengangkat telur merupakan wujud jelmaan dari kutu loncat dan bunglon. Ia sering berpindah-pindah dan berubah warna. Penuh kepura-puraan.

Lain di mulut lain di hati, alias hipokrit, haus perhatian, haus eksistensi, haus pujian, dan ular berkepala seribu.

Dalam bahasa agama si pengangkat telur, diberi gelar munafikun. Orang munafik.

Bahaya Angkat Telur

Perilaku angkat telur alias munafik, tidak boleh dianggap remeh, ia sangat berbahaya. Terjadinya, kekacauan dan kehancuran dalam birokrasi, organisasi, perusahaan bahkan dalan kehidupan berbangsa dan negara, banyak disebabkan oleh si pengangkat telur.

Ia musuh dalam selimut. Mengaku teman, mengaku bersaudara, mengaku toleran, cinta sesama, mengaku senasip  sepenanggungan. Padahal sesungguhnya, tidak. Ia bertopeng karena ada maksud-maksud tertentu.

Sosok pengangkat telur, umumnya, cerdas dan pintar. Lihai berdebat, punya retorika yang bagus dan memiliki analisa yang tajam.

Tetapi kemampuannya ini, bukan digunakannya untuk tujuan positif. Melainkan, untuk menghancurkan tatanan yang ada. Semuanya, untuk kepentingan pribadi dan para pemimpin sesat yang telah dikultuskannya.

Ucapannya terdengar hebat, dan logis. Diksi yang diucapkannya terdengar menarik dan aduhai. Membuat semua orang yang mendengarkan terkesimah dan terhifnotis.

Tetapi, sesungguhnya akalnya busuk, licik, dan untuk tujuan-tujuan material dan prakmatis semata. Pengangkat telur inilah musuh yang sebenarnya:

Allah berfirman : “Dan apabila kamu melihat tubuh-tubuh mereka, kamu menjadikan kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafiqun : 4)

Kerusakan yang ditimbulkan oleh si pengangkat telur punya tahapan. Pertama, perilaku mengangkat telur merusak diri sendiri.

Allah tidak pernah menzalimi manusia, tapi manusia yang merusak dirinya sendiri. Semua kezaliman akan ditanggung pelakunya.

Kedua, si pengangkat telur merusak orang lain, minimal keluarganya. Ketiga, merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam tataran inilah, si pengangkat telur sangat berbahaya.

Pengangkat telur, penjilat, pencari muka,  hipokrit, munafik atau apapun istilahnya merupakan penyakit hati. Penyakit ini, sangat dibenci oleh Rasulullah:

“Seburuk-buruknya manusia adalah manusia munafik, sosok pengangkat telur atau penjilat”.

Orang pengangkat telur takkan memeroleh pertolongan Allah SWT. Bahkan, tempat tinggal orang pengangkat telur di kerak neraka:

“Sesungguhnya orang-orang pengangkat telur (munafik) itu akan dicampakkan ke dalam kerak neraka. Dan kamu tidak akan melihat mereka memperoleh penolong.” (QS. An Nisaa: 145).

Pemulihan

Kendati tujuan dan motivasi menggangkat telur berbeda. Namun, sejak  zaman nabi, era feodalis, dan zaman modernis, perilaku mengangkat telur, tidak pernah hilang. Orang-orang pengangkat telur selalu muncul.

Biasanya, sosok pengangkat telur tidak mempan disadarkan dengan cara dinasihati, apa lagi dengan sindiran halus. Hatinya telah bebal dan busuk.

Kendati begitu, al-Quran, al-Hadist, dan para ulama  menyarankan agar yang suka mengangkat telur dan munafik, hendaknya: Satu, selalu mendirikan shalat berjama’ah di masjid dengan tepat waktu.

“Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 hari dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan.”(HR At-Tirmidzi).

Dua, memerbanyak sedekah.“Sedekah merupakan bukti” (HR Muslim). Bukti di sini maksudnya adalah bukti akan keimanan.

Tiga, memperbanyak zikir. Si pengangkat telur hatinya lalai dari mengingat Allah. Oleh sebab itu, supaya terhindar dari perilaku mengangkat telur, hendaknya memperbanyak zikir, mengingat Allah SWT. Baik di tengah keramaian maupun di kala sendirian.

Empat, membiasakan akhlak terpuji. “Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati si pengangkat telur: perilaku luhur dan pemahaman dalam agama”(HR At-Tirmidzi).

Akhirnya, semua terpulang  pada diri si pengangkat telur. Apakah dia mau berubah atau tidak. Yang pasti, perilaku mengangkat telur tidak akan pernah mendatangkan kebahagiaan, ketentraman, dan kesuksesan .

Sebab, si pengangkat telur sandarannya pada keuntungan yang direkayasa, materialis, dan prakmatis. Tidak berdasarkan keikhlasan dan jauh dari spirit ajaran agama, nilai kemanusian, dan nilai kebangsaan.

Marilah selalu kita tumbuh kembang nilai-nilai religius, kemanusian, kebangsaan, dan sprit kebersamaan. Tapi, tidak dengan perilaku mengangkat telur atau menjilat![]

 

Tag: #Headline
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Fasilitas Publik di Banda Aceh Tidak Ramah untuk Disabilitas

Selanjutnya

Japan’s Tohoku and Banda Aceh Students Plant Trees to Commemorate Tsunami

BACAAN LAINNYA

Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Liza Faradilla
OPINI

Kelas Online: Kesenjangan Baru Sosial Ekonomi

Senin, 11/01/2021 - 07:00 WIB
Sayuti.
Celoteh

Reshuffle Kabinet dan Kemenangan Nalar

Sabtu, 09/01/2021 - 11:15 WIB
Zulfadhli Kawom. [Ist]

Lheuh keu Saman Gop

Jumat, 08/01/2021 - 15:46 WIB
Syamsiah Ismail.

Etos Kerja ala Pengawas Sekolah 4.0

Rabu, 06/01/2021 - 13:18 WIB
Tgk Angkasah
OPINI

Membentuk Karakter Siswa Selama Pandemi

Selasa, 05/01/2021 - 10:15 WIB
Muhajir Juli.
Jambo Muhajir

Aceh, Narkoba dan Cinta

Senin, 04/01/2021 - 13:57 WIB
Munawir Abdullah
Artikel

Apa yang Harus Dikritisi dari Qanun LKS?

Senin, 04/01/2021 - 11:21 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Japan’s Tohoku and Banda Aceh Students Plant Trees to Commemorate Tsunami

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.

    Kolom: Pelacur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Presiden Erdogan Disuntik Vaksin Sinovac Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hibah Dana untuk OKP/Ormas, Uang Tutup Mulut Agar Tak Kritik Carut – Marut Kinerja Nova Atasi Corona

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 9,6 Miliar Dana Refocusing APBA 2020 Dihibahkan untuk 100 OKP/Ormas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dek Gam Apresiasi Kapolres Pidie karena Berhasil Ungkap Kasus Pembunuhan dan Perkosaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Seorang ASN asal Bireun meninggal di Langsa, Jumat (15/1/2021).
BERITA

Diduga Alami Gangguan Jiwa, Seorang ASN Asal Bireun Ditemukan Meninggal di Langsa

Syafrizal
15/01/2021

Penjual dan pembeli chip domino saat diamankan di Kantor DSI Langsa, Jumat (15/1/2021).
BERITA

Lagi, Tim Gabungan Ringkus Penjual dan Pemain Chip Domino di Langsa

Syafrizal
15/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

ARC-PUIPT Nilam Aceh Kembali Menjadi Pusat Riset Terbaik USK

Ihan Nurdin
15/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Masyarakat Mutiara Raya Sumbang Seribu Sak Semen untuk Pembangunan Asrama

Teuku Hendra Keumala
15/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.