ACEHTREND. CO, Banda Aceh –Aceh berada di urutan pertama sebagai provinsi termiskin di Sumatera dengan persentase penduduk miskin mencapai 15,92 persen.Secara nasional, Aceh berada di urutan keenam provinsi tersmiskin.
Di urutan kedua disusul Bengkulu 15,59 persen, selanjutnya Sumatera Selatan, 13,10 persen, Lampung 13,04 persen, Sumatera Utara 9,28 persen, Jambi 7,90 persen, Sumatera Barat 6,75 persen dan Bangka Belitung 5,30 persen.
Secara nasional, Aceh berada di urutan keenam provinsi termiskin. Urutan pertama ditempati Papua dengan persentase penduduk miskin mencapai 27,76 persen, disusul Papua Barat 23,12 persen, NTT 21,38 persen, Maluku 18,29, Gorontalo 17,14, Aceh 15,92, Bengkulu 15,59, dan NTB 15,05.
Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh per September 2017.
Hendra, staf bidang data di BPS Aceh kepada aceHTrend, Kamis (15/2/2018) mengatakan, data kemiskinan Aceh setahun dirilis per Maret dan September. “Untuk angka kemiskinan per Maret biasanya kami rilis pada Mei atau Juni sementara data kemiskinan per September kami rilis setiap Januari,” katanya.
Dari data yang diperoleh media, sebenarnya jumlah penduduk miskin di Aceh pada September 2017 mencapai 829,80 ribu orang atau 15,92 persen. Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret 2017 maka selama periode tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin mencapai 42 ribu orang.
Namun apabila dibandingkan dengan September tahun sebelumnya, penurunan jumlah penduduk miskin mencapai 11 ribu orang.
Sementara itu, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2017 hingga September 2017, persentase penduduk miskin mengalami penurunan di daerah perkotaan sebesar 0,69 persen dan di daerah perdesaan sebesar 1,01 persen.
Selama periode 2015 sampai dengan 2017 jumlah dan persentase penduduk miskin di Aceh berfluktuasi. Pada Maret 2015 jumlah penduduk miskin mencapai 851.59 ribu orang atau 17,08, kemudian meningkat menjadi 859,41 ribu orang atau 17,11 persen pada September 2015. Selanjutnya turun pada Maret 2016 menjadi 848, 44 ribu orang atau 16, 73 persen dan kembali turun pada periode Maret 2017 terjadi peningkatan kembali menjadi 872,61 ribu orang atau 16,89 persen. Sedangkan pada periode September 2017 kembali turun menjadi 829,80 ribu orang atau 15,92 persen.
Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama, seperti beras memberi sumbangan sebesar 16,84 persen di perkotaan dan 24,03 persen di perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan 9,99 persen di perkotaan dan 10,08 persen di perdesaan. Komoditi lainnya adalah daging sapi 10,71 persen di perkotaan dan 6,40 persen di perdesaan.
Sementara untuk komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan adalah biaya perumahan, yaitu 5,82 persen di perkotaan dan 4,93 persen di perdesaan.
Berikutnya adalah bensin 5,61 persen di perkotaan dan 4,95 persen di perdesaan dan listrik 3,23 persen di perkotaan dan 1,72 persen di perdesaan.[]