APA KAOY: Tadi subuh saya mendengar ceramah di mesjid.
POLEM: Na lucu, peu geupeugah lam ceuramah?
APA KAOY: Kalau perlu lucu Polem nonton badut sajalah, tak usah dengar ceramah.
POLEM: Hahaha…, bacut-bacut tinggi le. Teros.., apa isi ceramahnya?
APA KAOY: “Ketika terdengar suara azan, para syaitan dan iblis kepanasan, lari terbirit-birit sambil menjerit kesakitan. Ketika azan semakin menggema di seluruh penjuru bumi mereka berteriak marah. Mereka sering mengadakan rapat tertutup untuk mengatur strategi dan memberi arahan kepada para pengikutnya untuk menistakan Agama, menyebar fitnah, menghina, mengadu domba, menyudutkan islam dan penganutnya”.
POLEM: Kata siapa?
APA KAOY: Kata Ustad dalam ceramahnya tadi subuh.
POLEM: Teros…., hanya itu?
APA KAOY: “Bekerjalah kalian secara profesional, menurut bidang dan keahlian masing-masing. Bagi yang para politikus mainkan politik kalian, bagi para guru tanamkan kepada anak didik kalian tentang rasa kebencian mereka, bagi yang pintar bikin lagu buatlah lagu, bagi yang pintar mengarang puisi buatlah puisi, bahkan bagi yang ahli berdakwah sisipkan tujuan kita dalam dakwahmu”.
POLEM: O…, begitu kata Ustad.
APA KAOY: Bukan kata Ustad hai, Polem. Itu kata para petinggi syaitan dan iblis yang memimpin rapat, kepada para pengikutnya. Begitulah yang diuraikan oleh Ustad dalam ceramahnya tadi subuh.
POLEM: Memangnya syaitan dan iblis itu punya para petinggi?
APA KAOY: Bukan hanya petinggi. Bahkan para syaitan dan iblis itu juga punya negara, punya raja, punya menteri, punya pejabat tinggi, punya tentara dan polisi, punya kantor, punya kampus, punya seniman dan artis, punya partai politik dan para kadernya dan punya sebagainya. Tugasnya adalah menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya untuk menjadi pengikut mereka.
POLEM: O….., meunan? Itu kata Apa kaoy?
APA KAOY: Jadi, menurot Polem dengar barusan kata siapa?[]
Banda Aceh, 03 Maret 2018.