Oleh: Kamal Kurnia Hasan
(Siswa Kelas I Madrasah Aliyah Oemardiyan Indrapuri Aceh Besar)
Sabang, siapa yang tak kenal dengan kota ini? Kota nan indah dan memiliki banyak objek wisata alam ini terletak di ujung barat Selat Malaka, berbatasan dengan Samudera Hindia.
Selain memiliki view daratan dan bawah laut yang menakjubkan, di Kota Sabang terdapat sejumlah objek wisata sejarah. Bangunan-bangunan peninggalan Kolonial Belanda bertaburan di pusat kota, terawat dan masih digunakan. Benteng-benteng, kurok-kurok (tempat pengintaian musuh), serta aneka jenis meriam warisan serdadu Jepang dapat ditemui di banyak tempat.
Di Sabang juga terdapat Pangkalan dan Dermaga Haji pertama di Nusantara. Pangkalan Haji dapat ditemui dengan menyeberang ke Pulau Rubiah, hanya 200 meter dari kawasan wisata Iboih. Dari sinilah kaum muslimin dari Tanah Melayu berangkat ke Tanah Suci Mekkah. Aceh pun dijuluki Serambi Mekkah.
Wow… amazing! Pantas saja orang berlomba-lomba pergi ke Sabang. Hana pat duek, dong pih jeut (Gak kebagian tempat dalam kapal, berdiri mau juga). Hehe.
Bagi Warga Negara Indonesia (WNI) rasanya belum “sempurna” keindonesiaan mereka kalau belum menyempatkan pergi ke Sabang. Sebab, di ujung barat Pulau Weh terdapat Tugu 0 Kilometer Indonesia. Dari sinilah tanah Indonesia dimulai pengukurannya. Belum dikatakan mengunjungi Sabang apabila tidak datang ke Tugu 0 Kilometer ini. Tugu besar yang dibangun oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang (BPKS) ini selalu banyak pengunjung.
Tugu 0 Kilometer Indonesia ini berjarak sekitar 29 km dari pusat Kota Sabang atau berjarak 5 km dari Pantai Iboih, tempat yang dikenal dengan keindahan taman bawah laut.
Untuk datang ke sini, kita harus melewati pegunungan dan jalan yang berliku-liku. Di perjalanan kita akan berjumpa dengan kawanan monyet yang tinggal di kawasan hutan lindung yang asri. Monyet-monyet berdiri di pinggir jalan menanti suguhan pisang yang dilempar oleh pengendara. Di jalan menuju 0 Kilometer ini kita juga akan melewati situs wisata Gua Sarang, Pantai Gapang, dan Pantai Iboih.
Sesampai di sana kita dapat memarkirkan kenderaan di area Tugu 0 Kilometer. Di sana kita akan disapa oleh para pedagang makanan dan souvenir. Sekarang Tugu 0 Kilometer sudah dihiasi dengan 2 buah tulisan “Kilometer 0” berukuran besar. Banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk berfoto di tulisan tersebut. Kita juga dapat menyaksikan indahnya Samudra Hindia dari atas Tugu 0 Kilometer tersebut.
Di puncak tugu, terdapat lambang burung Garuda beserta 4 buah rencong dengan ukuran yang besar juga. Di sana terdapat sebuah mushalla kecil untuk turis Islam yang hendak menunaikan shalat, termasuk shalah hajat. Sebelum pulang, kita dapat mengambil sertifikat tanda sudah berkunjung ke Tugu 0 Kilometer Indonesia.
Nah, bagi Anda yang sudah pernah pergi ke Sabang, keindonesiaan Anda sudah “sempurna”. Bagi yang belum, segeralah buat agenda kunjungan ke Sabang.
Biaya hotel di Sabang tergolong murah, transportasi dari pelabuhan sangat banyak, termasuk sudah tersedia armada Gojek. Selamat mencoba!