ACEHTREND.COM, Banda Aceh- Manusia selalu berubah seiring dengan zaman. hari ini bilang A, besok atau lusa akan bilang B atau C, bahkan Z. Dunia politik adalah cermin paling pas untuk melihat perilaku homo sapiens yang “konsisten” sesuai suasana hati.
Kali ini, sebuah kabar datang dari istri kedua Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Ya, Darwati A. Gani yang kini sedang menjalankan tugasnya sebagai perempuan nomor satu di sisi bahu sang Captain, tiba-tiba mengabarkan akan kembali maju pada Pileg 2019.
Dikutip dari media online AJNN, Darwati A Gani mengaku akan maju melalui Partai Nanggroe Aceh (PNA) dari daerah pemilihan (Dapil) I yakni Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang. Ia mengatakan banyak alasan untuk kembali maju sebagai Caleg DPRA. Salah satunya, ia ingin menguatkan partisipasi politik perempuan dalam pemilu 2019.
“Keikutsertaan saya ini juga ingin mempertegaskan bahwa perempuan Aceh sama kualitasnya dengan kaum laki-laki.” kata Darwati A Gani kepada AJNN, Sabtu (30/6/2018).
Berita tersebut membuat publik Aceh seperti terkejut dari mimpi. Bukankah sebelumnya Darwati justru mundur dari DPRA (mewakili dapil yang sama) karena sang suami telah terpilih sebagai Gubernur Aceh.
“Karena menjadi istri gubernur tugasnya lebih berat daripada anggota DPR Aceh. Jadi saya tidak mau double job,” kata Darwati di Banda Aceh, Sabtu (8/4/2017).
Kursi yang ditinggalkan oleh Darwati kemudian diisi oleh Irwansyah alias Muksalmina, Ketua Umum DPP Partai Nasional Aceh (PNA) yang kemudian diturunkan dari jabatannya ketika PNA bertransformasi menjadi Partai Nanggroe Aceh dengan singkatan yang sama.Kala Pileg 2014, peraih suara terbanyak kedua setelah Darwati adalah Irwansyah yang merupakan mantan kombatan GAM Wilayah Aceh Rayeuk.
Akademisi UIN Ar Raniry, Muazzinah Yacoub yang juga aktivis perempuan ketika ditanyai pendapatnya terkait perubahan sikap Darwati, dengan sangat diplomatis menjawab, sah-sah saja Darwati maju, tapi jangan sampai proses maju tersebut hanya untuk menaikkan suara partai.
Kemudian, bila alasannya wujud untuk membantu perempuan, semestinya penguatan kader perempuan di seluruh parpol, bukan hanya dia saja yang notabenenya kuat secara finansial atau istri ketua partai penguasa.
Selanjutnya, Hal yang penting lainnya, jangan sampai ketika sudah terpilih nanti, akan mundur kembali dan memberikan jatah kursi kepada kader partai yang jenis kelaminnya bukan perempuan.
“Itu hak warga negara yang diakui secara kontitusi. Tapi jangan nanti ketika sudah terpilih justru mundur lagi,” ujar Muzazinah, Minggu (1/7/2018).
Tapi alasan yang diajukan oleh Darwati, tidak membuat publik percaya. Dulu mundur dengan alasan tidak ingin double job dan fokus mendampingi Irwandi Yusuf sebagai Gubernur Aceh. Kini justru ingin maju lagi karena alasan hendak memperjuangkan kepentingan perempuan Aceh. Lalu yang mana yang benar dan patut didengar?
Bila Darwati kembali maju sebagai caleg dan kemudian terpilih, lalu bagaimana pula dia melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Umum PKK Propinsi Aceh, yang melekat pada istri seorang gubernur? Apa yang membuat dia justru berpikir jabatan sebagai Ketua PKK Aceh tidak bisa berbuat banyak untuk ureung inong Aceh?
Atau, justru ada hal lain yang membuat first lady Aceh itu tidak lagi ingin melekat pada jabatan sang suami dan memilih menjadi anggota DPRA atas nama wakil rakyat? Hanya Darwati yang tahu.Darwati bicaralah!
Ditulis oleh Muhajir Juli, Pemred aceHTrend.
Komentar