ACEHTREND. COM, Banda Aceh – First Lady Aceh, Darwati A Gani pernah mencandai suaminya dengan julukan bapak genit. Begini tulis DAG untuk Irwandi Yusuf di instagramnya, 21 Juni 2018: “Bapak ini yg semakin hari semakin genit saja… ”
Tentu saja itu sekedar canda istri teruntuk suami, sebab di lain kesempatan DAG juga menulis: “Lelaki ini selalu punya cara untuk menundukkan wanita.”
Ekspresi getir cinta DAG kepada Irwandi sangat terharu kala disampaikan dalam nuansa berkisah kepada anaknya. Berikut diari sepotong kisah cinta DAG kepada Irwandi Yusuf, yang berhasil disimpan aceHTrend sebelum akun instagramnya ditutup. Berikut diari Darwati A Gani yang ditulisnya, 1 Juni 2018:
Ananda Masyita Mutiara Meutuah. Masa kecil kamu diawali dengan kesedihan. Saat itu masa darurat militer di Aceh.
Saat 8 bulan kamu ada di kandungan mama, papamu ditangkap oleh pihak kepolisian di Jakarta karena saat itu papamu membantu perjuangan GAM.
Rasanya dunia runtuh saat itu, tapi mama harus bisa bertahan walau dengan kondisi buruk.
Beberapa waktu setelah itu papa dipulangkan ke tahanan Polresta Banda Aceh. Sedikit lega, walau kondisi sedang sangat kacau mama masih bisa menjenguk papa setiap hari ditahanan.
Lalu tiba saatnya mama merasakan kamu akan lahir, ditandai dengan mules yang sangat sebagai tanda-tanda mau melahirkan.
Saat itu tengah malam, mama ketakuan memikirkan tidak ada yang bisa mengantar mama ke klinik persalinan. Saat itu kondisi darurat militer orang akan berpikir panjang untuk keluar rumah di malam hari.
Tapi, alhamdulillah, akhirnya ada tetangga yang bisa mengantarkan. Rasanya mau melahirkan di kendaraan, dan begitu tiba di klinik bersalin, tanpa proses apapun lagi, kamu langsung lahir.
Saat itu mama hanya ditemani nenek dan Bidan Elvira Wahyuni (saat ini bekerja di Rumah Sakit Meuraxa).
Beliaulah yang memberi semangat kepada mama dengan penuh kelembutan, dan hari itu juga papa bisa pulang sebentar untuk menjengukmu walau didampingi petugas kepolisian.
Seminggu setelah kamu lahir mama sudah kembali ke rutinitas menjenguk papa setiap hari ke tahanan. Padahal, sudah menjadi kebiasaan orang Aceh ibu-ibu yang melahirkan tidak keluar rumah sebelum 44 hari.
Tapi mama melanggar kebiasaan itu agar bisa menjenguk papamu, tidak terlalu penting membawa makanan, tapi saat mama menjenguk papa, papa bisa keluar sebentar dari ruang tahanan yang berbau busuk dan sempit, yang di ruangan jangankan untuk tidur, mau meluruskan kaki saja susah karena saking sesaknya dengan orang-orang.
Setidaknya, saat mama datang ada waktu 30 menit bagi papa untuk bernafas dan keluar tahanan sebentar.
Begitulah kerasnya kehidupan saat itu, kamu kecil juga tidak ada kerabat atau tetangga yang menjenguk seperti kebiasaan menjenguk bayi atau ibu-ibu yang melahirkan, semua orang menjauh tidak ada yang berani datang ke rumah tahanan GAM.
Penulis: Atikah