• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Perilaku Elite Politik Aceh

Taufik Ar RifaiTaufik Ar Rifai
Sabtu, 07/07/2018 - 22:32 WIB
di MAHASISWA MENULIS
A A
Gubernur Aceh non aktif, Irwandi Yusuf saat ditahan KPK (Foto: Okezone.com)

Gubernur Aceh non aktif, Irwandi Yusuf saat ditahan KPK (Foto: Okezone.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Rahmat Alfajri*)

Belum final dinamika politik antara legislatif dengan eksekutif Aceh, sekarang malah muncul kabar baru ditangkapnya gubernur Aceh terkait kasus korupsi. kabar ini tentu sangat menggemparkan masyarakat Aceh.

Pada Pilgub Aceh 2017, Irwandi yang berpasangan dengan Nova Iriansyah memenangkan pemilu dengan perolehan suara 898.710 suara. Sebagai Gubernur terpilih tentunya masyarakat Aceh menggantungkan harapan dan berbagai aspirasi kepada Irwandi-Nova selaku orang nomor satu di Aceh. Namun sayangnya, harapan masyarakat Aceh itu menjadi sirna setelah mendengar kabar Irwandi dibawa oleh Tim KPK dari Pendopo Gubernur ke Polda Aceh terkait kasus korupsi.

Kabar ditangkapnya Irwandi tentu mengundang banyak kecaman, kekesalan, serta kekecawaan masyarakat Aceh kepada Gubernur Aceh itu. Setelah kejadian ini tentu kepercayaan publik kepada pemerintah akan semakin kecil. Masyarakat akan mempunyai perspektif bahwa elit politik saat ini tidak bermoral dan beretika. Dan ini merupakan pembelajaran bagi kita, pelajaran bagi penggiat demokrasi dan politik negeri ini.

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com

Politik Bendera dan Parlok Bangsamoro di Filipina

20/01/2021 - 07:19 WIB
KIP Aceh menetapkan tahapan Pilkada 2022. Keputusan tersebut dibuat pada Selasa (19/1/2021) di Banda Aceh.

KIP Aceh Tetapkan Tahapan Pilkada 2022

19/01/2021 - 22:08 WIB
Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

19/01/2021 - 16:03 WIB
Usman Lamreung

Diduga Langgar Aturan, Polisi Diminta Usut Proses Hibah APBA untuk 100 Organisasi

19/01/2021 - 12:04 WIB

Lantas bagaimana sejatinya etika seorang elit politik? Benarkah kejujuran pemimpin negeri ini masih rendah? Ataukah pemimpin negeri ini lebih bernafsu untuk berkuasa tanpa adanya nilai-nilai dan etika?

Etika Elit Politik Demokrasi

Dalam sistem politik demokrasi yang beradab, politik dan demokrasi tumbuh dengan ditopang oleh nilai-nilai dan etika para pelakunya, di mana kekuasan dijadikan sebagai alat untuk mensejahterakan masyarakat. Tentunya etika para elit politik sangat menentukan kesejahtraan rakyat ke depan, jika elit politik mempunyai nilai-nilai positif, kebaikan dan kebenaran maka kekuatan dan kekuasan dapat dijalankan dengan baik. Inilah yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya.

Politik sebagai instrument untuk meraih kebajikan melalui artikulasi kepentingan seharusnya didasari oleh kejujuran. Hanya dengan kejujuran maka tujuan kebajikan tersebut akan bisa diwujudkan. Sayangnya bahwa tujuan menciptakan kebajikan tersebut seringkali direduksi oleh berbagai tindakan para pelaku politik yang tidak mencerminkan.

Kurangnya etika elit politik sebagaimana perilaku politisi sekarang ini merupakan akibat dari ketiadaan pendidikan politik yang memadai. Bangsa kita tidak banyak mempunyai guru politik yang baik, yang dapat mengajarkan bagaimana berpolitik tak hanya mempergunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, namun dilakukan dengan penghayatan etika serta moral untuk kemaslahatan umat.

Untuk terwujudnya etika dan nilai-nilai yang baik perlu adanya kontrol yang baik dalam upaya pemenuhan dan kesadaran akan beretika dalam menjalankan tugas-tugas sebagai sosok abdi negara, pelayan masyarakat, dan pengayom masyarakat untuk tetap fokus pada tugas-tugas dan terhindar dari hal-hal yang menyimpang (A’yuni dan Puspita:2012).

Masyarakat Aceh saat ini mengharapkan adanya pemimpin yang adil dan jujur, amanah dengan kekuasan yang dimilikinya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Prakoso Bhairawa Putera (2012) rakyat mengharapkan adanya sosok pemimpin yang mampu mengendalikan, mengatur dan menjaga bawahannya supaya tidak terjerumus dalam lingkaran korupsi dan penyelewengan dana atau anggaran. Sosok pemimpin lokal yang ideal menjadi harapan akan terbebasnya masyarakat dari kata korupsi.

Elit Politik Harus Beretika

Politik moral adalah sebuah kewajiban dalam penyelenggaraan politik yang sehat. Politik moral bagaikan sebuah panduan tindakan bagi politisi. Penuh tanggung jawab, populis, adil dan jujur adalah etika dalam politik yang tetap harus dijunjung tinggi.

Untuk melahirkan elit politik yang beretika dan mempunyai nilai-nilai kebaikan dan kebenaran tentunya harus dipupuk sejak dini dengan ilmu pengetahuan, nilai dan norma secara mendasar, Pendidikan harus mengedepankan kejujuran dan akhlak yang baik. Melatih untuk lebih mengedepankan proses daripada hasil dan adanya kontrol sosial yang baik agar di saat menjadi seorang politisi maupun pemimpin negeri ini tidak terjerumus pada perbuatan yang menyimpang sehingga merugikan rakyat dan Negara.

Sekian banyak elit politik, tentu masih ada yang menjadikan kejujuran sebagai basis etikanya. Tinggi rendahnya integritas moral seseorang dalam berpolitik menentukan tinggi rendahnya integritas kepribadian dan kualitas berpolitik dari sang politisi tersebut. Dengan masih adanya politisi kita yang bermoral, memungkinkan kita bisa berharap akan adanya perbaikan politik dan moral bangsa yang sedang bobrok jatuh di titik nadir. Dan dengan demikian, ke depannya masih ada orang yang bisa dipilih untuk kepentingan mengembangkan kebajikan tersebut.

*)Ditulis oleh Rahmat Alfajri, Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.

Tag: #Headlineacehirwandi yusufpolitik
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Aceh di Lingkaran Hitam

Selanjutnya

Dukung Jokowi, TGB Tak Risau Dicoret dari Daftar Persaudaran Alumni 212

BACAAN LAINNYA

Dian Saputra. Mahasiswa asal Singkil.
MAHASISWA MENULIS

Catatan Kecil tentang Singkil

Minggu, 17/01/2021 - 23:45 WIB
Noer Zainora
MAHASISWA MENULIS

Mempertanyakan Komitmen Pemerintah dalam Menerapkan Qanun LKS

Minggu, 17/01/2021 - 15:56 WIB
Mariana Syahfitri
MAHASISWA MENULIS

Manfaat Mempelajari Matematika: dari Berpikir Logis hingga Jadi Kreator Konten

Senin, 04/01/2021 - 10:46 WIB
Wahlul Zikra.
MAHASISWA MENULIS

Pemuda Aceh Dalam Pelukan Judi Chip Domino

Sabtu, 26/12/2020 - 07:54 WIB
Dian Saputra. Mahasiswa asal Singkil.
MAHASISWA MENULIS

Setitik Mutiara di Ujung Sungai Singkel

Kamis, 10/12/2020 - 06:05 WIB
Baihaki.
MAHASISWA MENULIS

Bahaya Popularitas Dunia dan Solusinya

Kamis, 26/11/2020 - 07:25 WIB
Ahmad Zharfan
MAHASISWA MENULIS

Demokrasi Kita Semakin Menurun?

Selasa, 20/10/2020 - 12:23 WIB
Ahmad Zharfan
MAHASISWA MENULIS

UU Cipta Kerja untuk Kesejahteraan dan Keadilan di Indonesia?

Selasa, 13/10/2020 - 10:41 WIB
Aulia Prasetya
MAHASISWA MENULIS

Demokratis, Birokrasi, dan Mahasiswa 

Kamis, 24/09/2020 - 18:24 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Dukung Jokowi, TGB Tak Risau Dicoret dari Daftar Persaudaran Alumni 212

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Salah satu hasil perundingan damai antara Moro Islamic Liberation Front (MILF) dengan Pemerintah Filipina, adalah lahirnya otonomi. Salah satunya adalah dibenarkannya bendera Bangsamoro berkibar di daerah otonomi tersebut. Foto/Ist kiriman Nur Djuli.

    Rayakan Otonomi, Bendera Bangsamoro Berkibar di Cotabato

    928 shares
    Share 928 Tweet 0
  • KIP Aceh Tetapkan Tahapan Pilkada 2022

    255 shares
    Share 255 Tweet 0
  • Politik Bendera dan Parlok Bangsamoro di Filipina

    16 shares
    Share 16 Tweet 0
  • Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Anggota DPR RI asal Aceh, Nazaruddin Dek Gam
BERITA

Dek Gam Minta KPK Awasi Dana Otsus Aceh

Redaksi aceHTrend
21/01/2021

Wakil Wali Kota Langsa, Dr. H. Marzuki Hamid, MM, saat meninjau lokasi yang terjadi abrasi, Rabu (20/1/2021).
BERITA

Lagi, Pemko Langsa Relokasi 9 KK Warga Gampong Teungoh ke Huntara

Syafrizal
21/01/2021

Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Redaksi aceHTrend
21/01/2021

Ketua Pengprov Hapkido Aceh, Amal Hasan berserta Pengurus Hapkido lainnya saat melakukan Audiensi dengan Pengurus Koni Provinsi Aceh pada Rabu 20 Januari 2021 di Gedung Koni Aceh/FOTO/Hapkido.
Olahraga

Hapkido Aceh Bidik PON Papua 2021 dan PON Aceh 2024

Redaksi aceHTrend
20/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.