ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Pemerintah Aceh dan Kedutaan Besar India di Jakarta menjajaki potensi pembukaan jalur transportasi yang menghubungkan Indonesia dan India melalui jalur Sabang – Pulau Andaman dan Nikobar.
Duta besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat mengatakan saat ini Pulau Andaman dan Nikobar (PAN) sangat membutuhkan bahan-bahan baku yang bersumber dari Aceh, seperti semen, pasir dan produk-produk pertanian untuk menunjang perkembangan pesat di kawasan tersebut.
“Sebelumnya, semua bahan baku seperti makanan, buah-buhaan dan bahan kontruksi bangunan terpaksa harus dibawa dari daratan India yang jauhnya mencapai 1353 km, dan itu ongkosnya mahal sekali.
“Bayangkan jika kita dapat membuka jalur baru transportasi antara Aceh dan Andaman yang hanya berjarak sekitar 165 km, tentunya harga barang dapat dijangkau lebih murah karena ongkos logistik yang ringan,” kata Pradeep pada acara Forum Investasi Indonesia-India di Hotel Hermes, Banda Aceh, Senin (9/7).
Pemerintah Aceh menyambut baik rencana pembukaan jalur konektivitas baru antara India dan Indonesia melalui Aceh. Sekretaris Daerah Aceh Drs Dermawan MM, dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa dalam bidang perdagangan, Aceh dan India memiliki hubungan yang sangat baik. Bahkan, saat ini India merupakan tujuan utama terbesar Aceh untuk komoditi non migas.
Sekda juga menjelaskan, hubungan Aceh dan India sudah terjalin jauh sebelum Indonesia berkembang saat ini karena secara geografis kedua wilayah sangat berdekatan. Tidak heran jika budaya yang berkembang di Aceh juga banyak yang memiliki kesamaan dengan budaya India. Termasuk jenis makanan, ragam seni, peradaban Islam dan beberapa hal lainnya.
“Secara maritim, hubungan Indonesia dan India sangatlah dekat. Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya kalau shared vision tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan konektivitas antar wilayah,” kata Sekda.
“Salah satunya adalah mendekatkan hubungan antara Kepulauan Andaman dan Nicobar di wilayah India dengan Pulau Sabang di wilayah NKRI. Kalau konektivitas ini dapat kita tingkatkan, kami yakin akan mampu memberi pengaruh besar terhadap sektor bisnis dan pariwisata kedua wilayah,” imbuh Dermawan.
Faktor kedekatan menurutnya dapat pula dimanfaatkan untuk pengembangan investasi dan pengelolaan Kawasan Perdagangan bebas Pelabuhan Sabang, karena lokasinya yang sangat strategis di antara kedua negara.
Dalam sambutannya, Sekda juga memaparkan beberapa sektor usaha yang menarik dikembangkan di wilayah Sabang, antara lain Pariwisata, Perikanan, dan Pengembangan Pelabuhan. Sekda meyakini, jika kalangan dunia usaha India mau berinvestasi di wilayah Sabang, maka kawasan tersebut dapat menjelma menjadi kawasan sebagai lokasi bisnis yang strategis.
“Untuk itu, pada kesempatan ini, tentu sangat menarik kalau kita membincangkan berbagai hal yang dapat dikelola bersama antara kalangan dunia usaha India dan Pemerintah Aceh. Kami percaya, jika kita dapat membangun konektivitas yang lebih baik, niscaya India dan Indonesia akan semakin maju dan mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi di wilayah Asia,” kata Sekda.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Aceh, Dr. Aulia Sofyan menawarkan kemudahan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe kepada delegasi India yang terdiri dari pihak kedutaan dan Kadin India di Pulau Andaman dan Nikobar.
Dalam pemaparannya, Aulia Sofyan, selaku menjanjikan kemudahan izin investasi kepada pihak yang berkomitmen untk berinvestasi minimal sebesar Rp1 triliun dan serapan tenaga kerja minimal 1000 orang, maka akan diberi kemudahan izin hanya dalam 3 jam.
Belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri India Narendra Modi telah menandatangani kesepakatan Shared Vision of India-Indonesia Maritime Cooperation in the Indo-Pacific terkait kerjasama membangun hubungan kedua negara dalam bidang maritim. (Redaksi/Humas Aceh)
Wartawan: Fauzi CS, R. Husaini, Aan Sri Handayani
Komentar