ACEHTREND.CO, Blangpidie – Puluhan masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang sudah mengabdi belasan tahun di instansi pemerintah kabupaten setempat menggelar demontrasi rasa di depan gedung DPRK, komplek perkantoran bukit hijau, Gampong Kede Paya, Kecamatan Blangpidie, Senin (9/7/2018).
Sebelum bertolak ke DPRK, massa berkumpul di lapangan bola kaki Persada, Gampong Kedai Siblah sekitar pukul 11: 00 WIB. Massa yang didominasi oleh kaum perempuan dengan mengenakan sepeda motor dan berbaju dinas tiba di gedung halaman DPRK sekira pukul 11:10 WIB.
Dalam aksi tersebut, massa yang merupakan tenaga kontrak yang sudah belasan tahun mengabdi lalu kemudian diputuskan dan tidak dilewatkan dalam seleksi tenaga kontrak di kepemimpinan Bupati Akmal Ibrahim menuding jika pemerintah pilih kasih dan sarat kepentingan.
“Pak dewan yang terhormat, kami sudah belasan tahun mengabdi untuk daerah ini, tapi pengumuman hasil tenaga kontrak yang diumumkan kemarin membuat kami sedih, sebab hasil seleksi tersebut tidak berpihak kepada kami, malah orang-orang yang belum pernah mengikuti honor mereka yang dilewatkan. Malahan seperti yang kami dengar, ada tenaga kontrak yang tidak pernah mengikuti tes seleksi malah mereka yang lewat,” ungkap Karma, salah seorang guru kontrak di SDN 5 Susoh.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Koalisi Rakyat Berbagai (KRB) Saharuddin menyebutkan, kedatangan pihaknya bersama puluhan tenaga kontrak ke gedung DPRK hanya untuk menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat agar mendapatkan solusi atas persoalan tenaga kontrak.
Ada 6 butir tuntutan yang mereka sampaikan ke DPRKA, diantaranya KRB dan para tenaga kontrak menuntut agar pihak dewan mengupayakan untuk mengembalikan tenaga kontrak lama yang sudah di rumahkan oleh Pemda setempat.
Sahar juga mendesak DPRK untuk mengusut tim panitia seleksi (Pansel) tenaga kontrak atas kelalaiannya dalam meneliti hasil ujian tes seleksi tenaga kontrak yang dibuktikan dengan terjadinya ganda nama hasil tes tenaga kontrak, selain itu nama yang telah keluar pada tahap pertama juga kembali dimasukkan ke dalam pengumuman tahap kedua.
“Akibat kelalaian tim pansel telah menimbulkan persepsi adanya kecurangan, maka dengan itu kami meminta DPRK untuk bisa meluruskan kebenarannya. Dan kami juga meminta agar DPRK mengevaluasi kembali kebijakan eksekutif yang merumahkan tenaga kontrak, karena kebijakan tersebut sangat merugikan tenaga kontrak yang telah mengabdi untuk Abdya,” ungkap Sahar sembari membaca tuntutan.
Selain itu sambung Sahar, pihaknya juga menyebutkan agar DPRK meminta foto copy kertas soal dan jawaban hasil ujian seleksi tes tenaga kontrak untuk diberikan kepihak tenaga kontrak menyangkut keterbukaan informasi publik.
“Apabila tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami meminta agar DPRK mundur dari jabatannya sebab tidak bisa memperjuangkan aspirasi rakyat,” paparnya.
Dalam pelaksaan aksi tersebut, Sahar juga menyinggung adanya fitnah yang dilakukan oleh-oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang menyebutkan aksi yang dilakukan oleh tenaga kontrak dan KRB diboncengi oleh pihak PT Cemerlang Abadi.
“Dalam aksi ini kami tegaskan, aksi ini merupakan aksi penyampaian aspirasi tenaga kontrak secara damai. Maka atas fitnah yang dilakukan oleh oknum-oknum yang mengatakan aksi ini diboncengi oleh PT CA akan kami ambil langkah hukum untuk diproses oknum-oknum tersebut atas tuduhannya,” tegas Sahar.
Setalah melakukan orasi sekitar satu jam di depan gedung DPRK, Ketua DPRK Abdya Zaman Akli yang didampingi Wakil Ketua I Romi Syahputra, Wakil Ketua II Jismi dan beberapa anggota DPRK lainnya meminta agar peserta demontrasi untuk masuk ke dalam ruangan rapat gedung DPRK agar permasalahannya bisa dibahas secara bersama-sama.
Dari amatan aceHTrend, aksi yang dilakukan oleh puluhan tenaga kontrak tersebut berjalan dengan aman dan damai yang dijaga ketat oleh puluhan pihak Kepolisian dan Satpol PP Kabupaten setempat. Untuk mengamankan aksi tersebut, ikut turun langsung Waka Polres Abdya, Jatmiko dan Kepala Satpol PP Abdya, Riad, SE.[]
Wartawan : Masrian Mizani
Editor : Irwan Saputra