• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Cu’ak Ashabiyah

Muhajir JuliMuhajir Juli
Minggu, 26/08/2018 - 10:29 WIB
di Jambo Muhajir
A A
Cu’ak Ashabiyah
Share on FacebookShare on Twitter

KETIKA perang dingin berkecamuk dahsyat antara blok Barat yang dikomandoi Amerika Serikat dengan blok Timur yang dikepalai Uni Soviet, beragam jenis perang berlangsung. Perang olahraga, saling boikot olimpiade, perang dagang, perang senjata di negara lain seperti Afghanistan, dan sebagainya. Dari semua itu, yang terus berlangsung ialah perang spionase.

Akibat dari perang spionase itu, seringkali kita mendengar penangkapan-penangkapan yang tidak diduga dan saling tukar tahanan antarnegara yang bertikai.

Salah satu jenis spionase yang paling lihai ialah menanamkan orang ke negara target atau organisasi yang hendak dimata-matai. Istilah kerennya adalah sleeper agent, atau agen senyap, yang “ditidurkan” di negara atau organisasi musuh.

Ribuan orang yang pro Soviet saat itu dari berbagai negara dikirim ke Amerika Serikat. Sekolah atau tinggal bekerja, kemudian hidup seperti orang biasa berpuluh-puluh tahun. Mereka tidak mempunyai kontak apa pun dengan negara asal atau komandan yang memberikan tugas. Hanya hidup biasa, jika suatu saat diperlukan, maka mereka akan bekerja sesuai dengan perintah untuk kepentingan negaranya.

BACAAN LAINNYA

Nova Iriansyah Merasa Nama Baiknya Dicemarkan oleh Abu Malaya

Nova Iriansyah Merasa Nama Baiknya Dicemarkan oleh Abu Malaya

15/04/2021 - 14:48 WIB
Direktur Utama Bank Aceh Haizir Sulaiman/FOTO/Bank Aceh.

Tingkatkan Produk Layanan, Bank Aceh Luncurkan Kartu Debet

13/04/2021 - 17:36 WIB
Sie Reubôh Simbol Diplomasi Budaya dan Agama

Sie Reubôh Simbol Diplomasi Budaya dan Agama

13/04/2021 - 13:34 WIB
Seorang Nenek di Langsa Bunuh Diri di Hari Makmeugang

Seorang Nenek di Langsa Bunuh Diri di Hari Makmeugang

12/04/2021 - 22:20 WIB

Setelah peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, banyak yang menduga pelaku dari terorisme itu orang biasa yang sudah lama bermukim dan bekerja di sana. Mereka aktif saat digerakkan.

Dalam konteks Aceh, sleeper agent ini agak mirip dengan cu’ak atau kibus di masa konflik. Polanya berjualan di kampung-kampung sambil mengumpulkan informasi, ada yang masuk menjadi aktivis pergerakan, bahkan ada yang sebagian kuliah di universitas di Aceh dan menikah dengan gadis Aceh.

Sebagian ada orang Aceh, sebagian lagi orang luar yang tinggal di Aceh dan kerap memperlihatkan jiwa keacehannya melebihi orang Aceh sendiri. Pascakonflik, mereka tetap ada dengan cara kerja yang berbeda.

Pascadamai, mereka yang sewaktu konflik membenci GAM, masuk ke berbagai organisasi atau partai yang dibentuk oleh GAM. Kelompok sleeper agent anti-GAM ini, saat ini ada di semua partai politik di Aceh. Di partai lokal mereka menjadi tokoh, di partai nasional juga menjadi tokoh. Perseteruan antarpartai mereka gosok-gosok, tapi di ujung minggu, istri-istri mereka bermain julo-julo.

Kapan diperlukan, mereka akan membuka informasi penting yang diketahui dari orang-orang yang telah memercayai mereka. Ada yang menjadi ring satu, menyaru sebagai wartawan, aktivis, serta profesi lainnya.

***

Motivasi seseorang menjadi cuak dilatarbelakangi oleh berbagai faktor pendorong yang satu dan lainnya berkemungkinan tidak memiliki kaitan. Secara garis besar cuak dapat dibagi dua kategori, pertama cu’ak ashabiyah, dan kedua cuak pasar bebas.

Ketika konflik masih berlangsung di Aceh, saya menemukan dua jenis ini di lapangan, sehingga sempat menganggu jalan pikir saya ketika menilai yang mereka lakukan, apakah sebagai bentuk pengkhianatan, tanggung jawab ataukah sekadar bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi.

Khusus terkait cu’ak ashabiyah, ini adalah kelompok spionase bercabang dan terkadang memiliki garis komando, tapi tidak saling berhubungan langsung, secara gamblang kelompok ini biasanya memiliki garis ideologi tentang sebuah imajinasi kebangsaan, sehingga motivasi mereka menjadi “pengintai” merupakan bentuk pengabdian terhadap nilai yang ia bela.

Dulu saya pernah menemukan seseorang yang hidup di basis GAM, tapi justru bekerja untuk kepentingan TNI, secara logika tentu itu senewen, bila alat ukurnya karena motif ekonomi, justru ia tidak mendapatkan apa pun dari pekerjaaannya sebagai spionase, ekonomi keluarganya tetap morat-marit serta banyak pula familinya yang merupakan anggota GAM.

Setelah damai, tanpa sengaja ketika diskusi informal dengan salah seorang putranya tentang fenomena mata-mata pemerintah, akhirnya saya menemukan jawaban. “Almarhum Bapak tidak menyukai GAM.” Tentu itu sesuatu yang tidak bisa disampaikan di era konflik secara terbuka. Sesuatu yang bila diketahui umum bukan saja membahayakan si cu’ak ashabiyah, tapi juga membuat seluruh keluarganya berkemungkinan akan dibantai.

Untuk itu, khusus cu’ak ashabiyah, baik dan buruknya sangat tergantung dari sudut pandang ideologi, bagi kelompok yang ia bela, sang kibus akan dianggap pahlawan, dan bagi yang dikhianati atau dikerjai, dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dimaafkan. Ia akan menjadi nasionalis cum brutus dalam waktu yang bersamaan.

Lalu, bagaimana dengan cu’ak pasar bebas? Kibus jenis ini adalah “pedagang” sekaligus agen isu, mungkin ia serupa dengan agen ganda, yang mengambil keuntungan dari siapa pun, agar bisa hidup makmur. Ia bergerak bukan karena kesadaran nasionalisme, tapi murni karena itu jalan paling mudah baginya mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Burukkah cu’ak pasar bebas? Lagi-lagi itu sangat tergantung pada sudut pandang. Orang-orang yang “dirugikan” tentu akan mengumpat mereka, tapi yang merasa diuntungkan, akan memuji mereka sebagai orang yang patriotik, terlepaa apakah pujian itu tulus atas sekedar basa- basi.[]

Sumber foto ilustrasi: outseen wordpress.

Tag: #Headlinecu'ak ashabiyahcuakspionase
Share59TweetPinKirim
Sebelumnya

Sastrawan Indonesia Hamsad Rangkuti Meninggal Dunia

Selanjutnya

Teungku Muhar Ajak Alumni Misbahul Ulum Tetap Kompak

BACAAN LAINNYA

Bireuen Butuh Ring Tinju
Jambo Muhajir

Bireuen Butuh Ring Tinju

Sabtu, 03/04/2021 - 16:49 WIB
Mualem Bukan Wenda
Jambo Muhajir

Kompresor & Tokoh Rayêk Lam Reudôk

Kamis, 25/03/2021 - 08:55 WIB
Ayo Katakan, Aceh Tidak Miskin!
Jambo Muhajir

Anak – anak Masyarakat

Senin, 22/03/2021 - 09:45 WIB
Ayo Katakan, Aceh Tidak Miskin!
Jambo Muhajir

Rokok Rakyat dan Cerutu Pejabat

Sabtu, 20/02/2021 - 16:57 WIB
Ayo Katakan, Aceh Tidak Miskin!
Jambo Muhajir

Ayo Katakan, Aceh Tidak Miskin!

Selasa, 16/02/2021 - 13:16 WIB
Gus Dur, Intelektual yang Mengindonesiakan Indonesia
Jambo Muhajir

Gus Dur, Intelektual yang Mengindonesiakan Indonesia

Sabtu, 30/01/2021 - 01:19 WIB
Jalan Tengah untuk Bendera Aceh
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
Kolom: Pelacur
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Muhajir Juli.
Jambo Muhajir

Aceh, Narkoba dan Cinta

Senin, 04/01/2021 - 13:57 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Teungku Muhar Ajak Alumni Misbahul Ulum Tetap Kompak

Teungku Muhar Ajak Alumni Misbahul Ulum Tetap Kompak

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Bolehkah Memasak untuk Suami yang Tidak Berpuasa?

    Bolehkah Memasak untuk Suami yang Tidak Berpuasa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bangsa Rum dalam Islam di Akhir Zaman

    44 shares
    Share 44 Tweet 0
  • Tujuh Bulan Gaji Aparatur Desa di Subulussalam Belum Cair, Anggota Dewan Minta Perhatian Wali Kota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syekh Ali Jabeer dan Guru Sekumpul, Yang ‘Hidup’ Setelah Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Sekolah Swasta dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Nova Iriansyah Merasa Nama Baiknya Dicemarkan oleh Abu Malaya

Nova Iriansyah Merasa Nama Baiknya Dicemarkan oleh Abu Malaya

Redaksi aceHTrend
15/04/2021

Dewan Abdya Apresiasi Rencana Bupati Akmal Bagikan Lahan Bekas HGU PT CA
BERITA

Dewan Abdya Minta Pengurus Masjid Agung Larang Masuk Pengunjung yang Berbusana Tidak Islami

Masrian Mizani
15/04/2021

Seorang Warga Langsa Diduga Bunuh Diri saat Bertamu ke Rumah Temannya
BERITA

Seorang Nenek di Aceh Tamiang Meninggal Dunia di Tangan Cucunya Sendiri

Syafrizal
15/04/2021

Marzuki Hamid Kunjungi TKI yang Berhasil Dipulangkan dari Malaysia
BERITA

Marzuki Hamid Kunjungi TKI yang Berhasil Dipulangkan dari Malaysia

Syafrizal
15/04/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.