ACEHTREND.COM, Banda Aceh- Intelektual Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang juga pernah menjadi Walikota Sabang, Munawar Liza mengatakan bahwa Ansor adalah organisasi besar yang pernah terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan dan berlangsungnya Republik Indonesia sampai saat ini.
“Ansor adalah organisasi besar dan terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keberlangsungan Republik Indonesia,” kata Munawar Liza, Minggu (16/9/2018) pada acara upacara pelepasan tim Kirab Satu Negeri, Minggu (16/9/2018).
Selain itu, Munawar Liza juga menyinggung Aceh yang pernah menjadi sebuah negara. Sebuah kekuatan Asia Tenggara dalam bidang ilmu pengetahuan dan perdagangan. Aceh pernah menjadi kiblat Nusantara, pernah menjadi batu loncat orang-orang yang akan menuntut ilmu ke luar negeri, pernah membantu masjidil haram untuk pengelolaannya tatkala negara-negara waktu itu diperintah oleh Daulah Turki Usmani.
“Namun, dalam perjalanan panjang, Aceh mengalami beberapa hal, ada perang dengan Belanda 1873. Ketika Belanda datang ke Aceh dan memaklumkan perang, pemuda dengan spirit Islam yang melawan,” kata Munawar.
Untuk itu, Munawar berharap organisasi pemuda harus mengikuti sejarah pendahulu. Pemuda-pemuda zaman sekarang jangan merasa sudah sempurna. “Kadang-kadang kita hanya menghabiskan sedikit uang, tapi pemuda terdahulu menghabiskan nyawa untuk membela masyarakat, negara dan juga Islam. Seperti pada 1873, Pemuda yang bernama Teungku Chiek di Tiro, Teungku Chiek di Pante Kulu, Teungku Lueng Bata dan semua pahlawan Aceh mereka berdiri menentang penjajahan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu ia juga berharap Ansor menjadi duta daerah, bukan sebagai pelaksana intruksi semata, jadikan isu daerah sebagai isu nasional.
“Saya berharap kepada kepada Gerakan Pemuda Ansor, janganlah membawa persoalan-persoalan yang tidak ada urusannya dengan daerah ke daerah-daerah lain. Jadilah perekat umat, datang ke Aceh, pelajari kekayaan Aceh, sentuh tradisional wisdom Aceh, gali apa-apa yang ada di Aceh. Ansor jangan hanya menyebarkan instruksi ke daerah, tapi juga harus button up, ambil persoalan daerah jadikan persoalan nasional, sehingga daerah terbantukan.”