ACEHTREND.COM, Banda Aceh –Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh, Fadhil, mengatakan ada beberapa jenis penyelamatan diri yang bisa dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem. Khususnya saat sebelum terjadi bencana yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem, seperti banjir, angin kencang, dan kebakaran.
Hal itu disampaikan Fadhil kepada empat murid Sekolah Alam Aceh Islamic Nature School (AINS) yang langsung datang ke kantor BPBD Banda Aceh untuk mempelajari berbagai hal terkait penananganan bencana alam pada Senin (17/09/2018).
Fadhil meminta para siswa tersebut mengingatkan orang tua mereka agar merawat rumah dengan cara selalu menjaga keselamatan rumah.
“Cara merawat rumah yang Bapak maksud, adik-adik harus sampaikan ke orang tua agar memeriksa atap atau seng rumah dan pastikan pakunya tidak terlepas dari kayunya sehingga saat angin kencang atap rumah tetap aman. Tetaplah berada di dalam rumah saat terjadi angin kencang dan jangan dekat dengan tiang listrik atau pohon. Bila pohon ada di sekitar rumah pangkas ranting dan dahannya, jangan biarkan sampai menjulang tinggi yang berisiko tumbang menimpa rumah. Intinya adek-adek tidak boleh panik saat terjadi bencana, usahakan tetap berada di dalam rumah sambil berzikir dan berdoa,” ujar Fadhil.
Kepala Bidang (Kabid) Peralatan dan Logistik BPBD Banda Aceh, Nata Kurniawan Lubis, menambahkan saat terjadi angin kencang hendaknya menutup semua pintu dan jendela rumah. Tindakan ini sebagai upaya pencegahan agar akses angin tidak masuk ke rumah yang dapat mengakibatkan terangkatnya atap rumah.
Nata juga menjelaskan upaya penyelamatan diri saat terjadi benjir. “Bila terjadi hujan lebat selama tiga jam tanpa henti, adik-adik harus mengajak orang tua bersiap untuk memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Matikan listrik bila air sudah memasuki rumah karena stop kontak yang terendam banjir dapat memicu aliran listrik dan mengakibatkan kontak listrik. Bila air terus naik tetap berada di lantai tertinggi di dalam rumah dan hubungi aparatur desa agar mengubungi bantuan ke BPBD, supaya segera kita evakuasi,” kata Nata yang lebih aktif bekerja saat terjadi bencana.
Menurut Kepala Sekolah AINS, Nora Aini Yunita, murid-murid ini sengaja dibawa ke kantor BPBD dalam kegiatan outing yang menjadi bagian kurikulum sekolah alam.
“Dalam setiap tema yang berlangsung selama tiga bulan, terdapat tiga kali outing yang disesuaikan dengan subtemanya,” ujar Nora saat mendampingi murid-muridnya.
Para siswa AINS yang datang ke BPBD ini merupakan siswa kelas tiga. Menurut Zainuddin, selaku guru fasilitator kelas tiga, sebelumnya mereka sudah pernah mengunjungi beberapa tempat seperti ke Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika Aceh di Mata Ie, Aceh Besar.
“Untuk kali ini pada subtema penanggulangan bencana, para siswa kita bawa ke BPBD Kota Banda Aceh. Harapannya supaya siswa mengetahui langkah awal yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. Minimal mereka mengetahui upaya penyelamatan untuk dirinya sendiri.”
Pantauan aceHTrend yang juga ikut di kegiatan outing AINS, para murid ini begitu antusias bertanya dan mengetahui penjelasan dari beberapa kepala bidang BPBD yang menyambut mereka. Di akhir pertemuan mereka diberi pertanyaan berupa ujian tulis oleh gurunya dan hasilnya langsung ditandatangani oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Aceh.[]
Editor : Ihan Nurdin