ACEHTREND.COM, SINGKIL– Ratusan guru honorer yang sudah mengabdi selama beberapa tahun di berbagai sekolah di Aceh Singkil, Jumat (21/9/2018) mendatangi kantor bupati.
Kedatangan mereka awalnya disambut oleh Satpol PP. Namun tidak lama kemudian, belasan utusan guru honorer diarahkan menuju ruangan.
Setelah berada dalam ruangan, utusan guru didampingi Ketua PGRI M Najur, Ketua IGI Sadri Ondang Jaya, dan Ketua Kobar-GB M Yazid, berdialog dengan Wakil Bupati H Sazali, Kadis PK Yusfit Helmi dan beberapa staf BKPSDM.
Dalam dialog itu, utusan guru honorer mempertanyakan alasan tidak dibukanya jalur khusus guru dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2018.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan apakah data guru honorer Aceh Singkil telah dimasukkan dalam data BKPSDM.
Tak hanya itu, utusan guru honorer juga mengeluhkan gaji mereka yang saat ini masih minim.
“Gaji guru honorer di Aceh Singkil masih minim, hanya Rp 300.000 per-bulan. Karena itu kami minta supaya gaji ini ditinjau ulang dan segera dinaikkan,” ucap seorang guru.
Dalam kesempatan itu, Waki Bupati H Sazali, Kadis PK Yusfit Helmi dan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), menjawab pertanyaan guru honorer secara bergantian.
Wakil Bupati Aceh Singkil Sazali mengatakan, pengangkatan pegawai negeri sipil (PNS) sepenuhnya tangggung jawab pemerintah pusat.
Dan hal ini, selalu merujuk pada regulasi yang ada. Sementara pemerintah kabupaten, hanya pelaksana teknis saja.
Kendati begitu, tambah Sazali, jika ada hal yang tidak relevan, keliru, dan menyimpang dengan situasi dan kondisi daerah, pemkab tetap memberikan masukan, usulan, dan pertimbangan-pertimbangan.
Ia mencontohkan, dalam rekrutmen CPNS tahun ini. Dari 247 formasi guru yang tersedia, ternyata guru mata pelajaran geografi dan bahasa Arab ada yang diperuntukkan pada SMP.
Setelah dianalisa ternyata guru-guru mata pelajaran ini, kata Sazali, tidak dibutuhkan di SMP. Lalu, pihak Pemkab memberikan masukan supaya diganti dengan guru mata pelajaran lain.
“Alhamdulillah usulan kita diterima dan telah diganti. Namun, secara keseluruhan keputusan tentang CPNS, sepenuhnya pada pemerintah pusat,” ucap Sazali.
Sazali menegaskan, untuk tahun ini, di Aceh Singkil, tidak dibuka formasi CPNS jalur khusus guru honor. Semuanya melalui jalur umum.
Kalau pun nanti dibuka, seperti wacana yang digelindingkan berbagai pihak termasuk anggora DPR, Sazali berharap agar guru honorer, agar dari sekarang memersiapkan segala syarat administrasi.
“Jangan ketika diminta persyaratan, semua panik. Malah anehnya, ada yang menyodorkan SK tim sukses,” ucap Sazali dengan nada berkelakar.
Sementara itu, Kepala Dinas PK dan BKPSDM menjelaskan, data gurus honor semuanya telah dimasukkan. Dan data tersebut terus diverifikasi, dikalarifikasi dan disempurnakan.
Menyangkut dengan honor guru yang masih minim, Kadis PK Yusfit Helmi menjawab, pihak pemerintah terus merasionalisasikan honor tersebut. Namun karena saat ini kemampuan keuangan daerah sangat terbatas.
“Mau tak mau, honor sebanyak itu, harus kita terima. Sebab baru itulah kemampuan keuangan daerah,” kata Yusfit.
Di penghujung dialog, Ketua PGRI, IGI, dan Kobar-GB, mengajak guru honorer supaya tidak melancarkan mogok mengajar.
Karena semua pertanyaan telah dijawab, dialog pun ditutup oleh Wakil bupati.
Usai dialog, utusan guru honorer kemudian kembali menemui guru honorer yang masih menunggu di teras. Tidak lama mereka pun membubarkan diri dengan tertib.[]